Tubuh mungil gadis berusia 5 tahun yang sebentar lagi akan menginjak usia 6 tahun itu berdiri didepan pintu masuk menuju perpustakaan yang tampak begitu tinggi menjulang. Tubuhnya yang masih dalam pertumbuhan itu begitu kecil untuk disandingkan.Jelas saja , bagaimana manusia bisa disandingkan dengan benda mati?
" Selamat datang di perpustakaan kekaisaran!" Seru Arius dengan wajah congahnya.
Mempermainkan huh? Raviella mendengus.
" Baiklah-baiklah telima kacih cambutannya!" Ujar Raviella dengan wajah tak kalah congahnya dari Arius.
Tangan khas bayi usia 5 tahun itu melambai-lambai seakan pria dihadapannya ini bukanlah putra mahkota , melainkan rakyatnya.
Dia bersikap sombong, ia pun bisa!
Arius mendelik mendengar nya. Pikirannya, gadis ini kecil-kecil cabe rawit. Pandai berdebat , pandai juga berkilah.
Sama seperti saudara nya,ck.
" Kamu masuk saja ke dalam aku akan menghadap ayah dahulu!"
" Huh, kaical?"
Tidakkah ia juga perlu mengahadap kaisar juga?
Ah, tapi...
Rasa-rasanya tidak perlu, lagipula ia sudahlah mendapatkan izin dari pewaris kekaisaran ini. Sudahlah lupakan.
Arius mengangguk,
" Cudahlah! Cana pelgi, lagipula viell tidak butuh kebeladaan kak Liuc,"
Menghela napas, Arius sepertinya sekarang harus menyediakan stok kesabaran lebih. Jika dirasa kesabarannya habis , ia bisa langsung mengisi ulang kembali kesabarannya!
Ya! Benar ! Benar-benar pemikiran yang bagus.
" Jangan pergi sebelum aku kembali!" Perintah Arius.
" Tidak ucah mengatulku , cudah cana-cana kak Liuc pelgi caja!" Usir Raviella.
" Ya..ya aku pergi , tidak usah mengusir ku segala! " Ujar Arius" lagi pula aku pangeran mahkota disini! Ini rumahku! Jadi aku yang berkuasa disini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Lead Juga Ingin Bahagia
Fantasy[ historical fiction - fantasy romance ] Mimpi yang muncul disela malam tidurnya membuat ia muak. Mimpi buruk yang menakutkan mengaharuskan dirinya menjaga sikap. Tidak boleh boleh berlaku seenaknya dan tidak boleh mengharapkan kasih sayang. Karena...