the broken vow
'Nyatanya apa yang aku hindari, tetap saja terjadi.'
—jjk—***
Jungkook memilih untuk keluar dari ruang inap Lisa setelah memastikan bahwa keadaan wanita itu baik-baik saja. Tak banyak yang dilakukannya selain memilih untuk mendudukkan dirinya di salah satu kursi tunggu yang berada persis di samping ruang inap Lisa.
Sambil menyandarkan kepalanya pada dinding, Jungkook mulai menarik napasnya dan menghembuskannya dengan berat. Terus dilakukannya beberapa kali sampai rasa sesak di dadanya setidaknya berkurang walau hanya sedikit.
Berusaha keras Jungkook menghindari semua itu. Tapi nyatanya pada akhirnya semuanya justru terjadi persis sesuai apa yang ia takutkan selama ini.
Jungkook tertawa miris di dalam hatinya ketika bayangan wajah Nayeon saat di ruang makan tadi kembali muncul pada fokus pikirannya.
Sorot ragu dan gelisah itu. Dan bagaimana ragunya Nayeon menjawab pertanyaan ibunya mengenai perjodohan mereka—entah kenapa membuat Jungkook kembali merasakan rasa nyeri di dadanya.
Bagaimana gadis itu menolaknya dengan diam itu sungguh sangat menyakiti perasaannya. Meski Nayeon tak menunjukkan penolakkannya secara langsung, tapi Jungkook telah mengetahui itu semuanya melalui tatapan yang Nayeon berikan saat itu.
Bagaimana jika tidak adanya perjodohan ini, apakah mereka akan tetap bersama seperti ini?
Jungkook memang tahu bahwa hubungan mereka saat ini terjalin bukan karena gadis itu mengetahui tentang perjodohan ini. Tapi tetap saja rasanya menyesakkan saat menemukan sorot ragu gadis itu saat mengetahui perjodohan mereka ini.
Tapi bagaimana jika Nayeon mengetahuinya lebih awal?
Apakah perasaan gadis itu akan tetap sama padanya?
Dan sebenarnya apa yang membuat Nayeon terlihat ragu saat orang tua mereka mengatakan tentang perjodohan mereka?
Apa selama ini perasaan Nayeon padanya hanya sekedar permainan semata?
Jungkook mendesah berat lalu meraup wajahnya gusar. Semakin ia mencoba menenangkan dirinya, semakin kuat pula semua pertanyaan memuakkan itu terus menghantui kepalanya.
Tertekan oleh pekerjaannya sepertinya jauh lebih baik dibanding tertekan oleh perasaannya sendiri seperti ini.
"Sial."
***
Nayeon merapatkan mantelnya begitu merasakan hawa dingin udara menusuk ke dalam kulitnya. Hawa dingin akibat hujan lebat semalam nampaknya mendukung suasana hatinya sekarang.
Terasa kosong juga dingin.
Suasana pagi yang biasanya selalu disambut ceria olehnya—kali ini justru terasa begitu kosong dan sunyi. Tanpa ada rasa senang sedikitpun yang hinggap di dalam dirinya. Terlihat begitu menyedihkan.
"Selain menjadi cengeng, aku rasa tidak ada hal lain yang bisa kau banggakan, Im Nayeon."
Ejekkan tersebut tentunya dilayangkannya untuk dirinya sendiri. Entah untuk yang keberapa kalinya dalam semalaman penuh ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ahjussi
Fanfiction[COMPELETED] [17+] Im Nayeon-gadis remaja yang suka sekali membuat masalah. Namun bukan tanpa alasan ia membuat masalah tersebut. Tapi tetap saja itu sebuah masalah. Sampai akhirnya satu masalah membuatnya harus tinggal bersama pria dingin yang sam...