3.7

2K 263 52
                                    

something to fight for

'We deserve someone who loves us with every single beat of his heart, someone who thinks about us constantly, someone who spends every minute of every day just wondering what we're doing, where we are, and if we're OK.'
iny


***


"Eungh..."

Erangan pelan yang baru saja terdengar menjadi tanda bahwa gadis bermarga Im itu mulai tersadar dari tidur panjangnya. Ya—cukup panjang sampai membuat puncak kepalanya terasa begitu sakit.

Nayeon mulai membuka kelopak matanya dan mengerjapkannya beberapa kali. Tidak ada hal aneh yang ditemukannya selain langit-langit kamarnya. Meski begitu, entah kenapa kali ini ia merasa sedikit aneh akan suatu hal yang bahkan tak diketahuinya.

"Aw—sakit sekali," ringisnya begitu rasa pusing menyerang puncak kepalanya tepat setelah ia terduduk lemas di atas kasurnya.

Nayeon semakin mengernyit. "Kenapa lidahku terasa pahit dan tak nyaman?" gumamnya.

Ia menunduk dan cukup terkesiap kaget begitu menemukan dirinya yang masih mengenakan pakaian lengkapnya yang semalam. Sebenarnya bukan tanpa alasan mengapa ia merasa terkejut seperti ini.

Pasalnya—sekacau apapun suasana hatinya, ia paling tidak suka tidur dalam keadaan kacau seperti ini. Apalagi dengan pakaian perginya yang masih melekat ini.

Tapi lihatlah keadaannya sekarang ini?

Tidak jauh berbeda dengan kondisi frustasi dan putus asa Bambam saat pria itu mendapatkan nilai nol pada mata pelajaran Bahasanya. Sangat amat kacau.

"Apa yang sebenarnya sudah aku lakukan kemarin?" erangnya mulai frustasi.

Nayeon bangkit dan berniat menuju kamar mandinya kalau saja jeritan sang kakak dari luar tak mengurungkan niatnya yang kini justru berubah panik dan langsung berlalu cepat keluar dari kamarnya.

"Oppa, apa yang terjadi?!" serunya panik sambil berlari cepat menuju pintu utama rumahnya yang terbuka lebar.

"Oppa, ada apa—"

Detik itu juga Nayeon berhenti dan mematung di posisinya. Membeku kaku tak dapat berkata apapun lagi dengan manik coklatnya yang tertuju ke depan sana memperhatikan sosok seorang pria tak sadarkan diri yang tengah dibopong oleh Namjoon dan dibantu oleh pelayan lain menuju mobil pria itu.

"Ahjussi..." lirihnya dengan tatapan tak percaya.

Nayeon masih diam dalam posisinya sampai akhirnya Namjoon mendadak telah masuk kembali dengan wajah paniknya ikut terkejut begitu menemukan sosok adiknya yang terdiam kaku di depannya.

"Nayeon-ah, kau—"

"Bagaimana bisa ahjussi ada di sini? Dan apa yang terjadi dengannya, oppa?" tanya Nayeon dengan tatapan tak terbaca. Ada sorot khawatir yang terlihat samar dari maniknya. Namun bukan sorot itu yang kini mendominasinya.

"Kau diamlah di sini. Aku yang akan mengurusnya," sahut Namjoon.

"Tapi..."

My AhjussiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang