Dita duduk di sofa ruangan kerja Rey. Terlihat Rey yang sedang sibuk mengetik sesuatu di laptop nya.
"Rey, BT banget. masa gue di cuekin mulu." ucap Dita.
"Hemm, bentar sayang." Jawab Rey.
"Tau, ah! nyebelin banget."
Rey mendongak menatap Dita, yang sedang duduk menyangga kepala nya dengan kedua tangan yang bertumpu di lututnya, tak lupa juga dengan mulut yang berkomat-kamit gak jelas.
Rey tersenyum, gemas. sudah pasti. Rey benar-benar sudah jatuh cinta sama gadis yang dulu nya dia anggap menyebalkan.
"Mending belajar, biar gak BT." usul Rey.
"Apa'an, yang ada malah makin BT."
"Belajar biar pinter, nanti kan kamu juga yang gampang ngajarin anak-anak kita kelak." ujar Rey.
"Apa an sih, kenapa jadi bahas ke anak-anak, masih jauh kali dasar Rey." cibir Dita.
"Loh, kan betul segala sesuatu nya itu harus kita siapkan sedari awal." jawab Rey.
"Otak anda kejauhan mikir nya mas." cibir Dita.
"Gak sopan."
"Rreeeyyy..., udah selesai belum sih?" tanya Dita dengan nada merengek.
"Lagian kamu mah, bukan nya menikmati masa muda, malah asyik kerja."
"Aku bukan tipe orang yang suka menghamburkan duit orang tua." jawab Rey.
"Sindir aja terus." Jawab Dita.
"Mba nya merasa?"
SKIIP
pukul 20:00 Rey baru saja menyelesaikan pekerjaan nya.
Terlihat Dita terlelap tidur di sofa ruang kerja Rey.
Rey berjalan mendekat ke arah Dita, lalu tersenyum gemas, "kalau lagi tidur, kenapa makin cantik." gumam Rey.
Rey membenarkan rambut Dita yang menutupi pipi nya.
Cup.
Rey mencium pipi Dita pelan, "Dita? bangun yuk."
"Dita," ucap Rey membangunkan Dita.
"Heem." Dita membuka matanya menatap Rey yang juga menatap nya," Udah selesai?"
"Udah, mau pulang atau mau jalan?" tawar Rey.
Dita melihat jam di tangan nya. "Laaperrrr...,"
"Hehehe, sama. makan dulu yuk?" ajak Rey.
Dita mengangguk, "tapi tunggu dulu, aku mau cuci muka."
"Ya udah, aku tunggu yah."
setelah selesai makan malam, Rey mengantar Dita pulang. sesuai janji nya kepada Ayah Dita, kalau Rey akan mengantar Dita pulang tidak lewat dari jam sepuluh malam.
Keduanya sudah sampai di depan rumah Dita, "kamu mau mampir atau langsung pulang?" tanya Dita.
"Pulang aja deh, udah malam."
Dita mengangguk, namun saat dirinya hendak kelaur mobil tangan nya sudah lebih dulu di cekal oleh Rey.
"Makasih yah, sudah mau nemenin aku kerja."
"Iya sayang." jawab Dita.
"Dih, jadi sekarang manggil nya sayang, bukan kutub es lagi?"
"Heheh, gak, kan aku sayang, makannya manggil sayang." ucap Dita.
Lalu Rey menggenggam jemari Dita erat.
"Janji yah, jangan tinggalin aku." ucap Rey.
"Iya, janji."
Bibir Rey mengulas senyum bahagia, betapa beruntung nya Rey, bisa mencintai dan di cintai oleh gadis seperti Dita.
Rey mengelus pipi Dita, wajah nya perlahan mendekat ke wajah Dita.
Sungguh Dita benar-benar di buat jantungan dengan tingkah Rey malam ini.
Dita memejamkan mata nya, seakan Rey hendak mencium nya, mungkin. kan bisa saja terjadi pikir Dita.
Tuk.
Rey menyentil jidat Dita, "ngarep di cium yah?"
"Iiih..., Rey sakit tau."
Pipi Dita sudah berubah memerah. untung saja keadaan mobil Rey gelap.
"Makannya jangan berpikir kotor."
"Lagian mas nya ambigu." jawab Dita.
"Pengin yah?" tanya Rey.
"Gak."
"Jujur...," goda Rey.
"Gak. jangan ke PD an deh," jawab Dita
"Bilang aja pengen,"
"Rreeeyy...,"
Cup
Rey mencium kening Dita, "udah sana masuk, tidur jangan malam-malam."
"Hem. iya, kamu juga yah, langsung pulang jangan kemana-mana." ujar Dita.
"Siap! nyonya Reynaldi."
"Iieh, apa an sih. geli banget denger nya."
Kedua nya tertawa, hanya dengan Dita, Rey bisa bertingkah konyol. mungkin karena terbawa dengan karakter Dita yang ceria dan selalu bisa merubah suasana hati Rey.
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA CINTA SMA (END) REVISI
Teen Fiction𝗥𝗮𝗻𝗸_𝟭#𝘁𝗲𝗲𝗻𝗳𝗶𝗰𝘁𝗶𝗼𝗻 𝗥𝗮𝗻𝗸_𝟭#𝘀𝗲𝗸𝗼𝗹𝗮𝗵𝗮𝗻 𝗥𝗮𝗻𝗸_𝟮#𝘁𝗲𝗲𝗻𝗹𝗼𝘃𝗲 Bagaimana jadi nya, kalau gadis yang periang, lincah dan murah senyum, harus di pertemu kan dengan cowo yang cool, cuek, smart dan pendiam. akan kah mere...