LIMA PULUH DUA

171 27 5
                                    

Suara bising orang-orang sedang bercanda terdengar sampai ke laur villa.

Dimas dan Dini baru saja sampai. membutuhkan waktu 3 jam perjalanan dari rumah Dini menuju villa keluarga nya Dimas.

"Waaah..., indah banget pemandangan nya." cetus Dini. berjalan menuju pinggir danau.

Dimas ikut turun dari mobil mendekat ke arah Dini yang sedang berdiri di dekat danau.

"Ini villa keluarga, biasa nya gue dan anak-anak kalau weekend sering nya main kesini." Ujar Dimas.

Dini mendekat ke arah Dimas yang sedang berdiri memasukkan kedua tangan nya kedalam hodie.

"Makasih kak." ucap nya pelan.

Dimas menaikkan satu alis nya, "Buat?"

"Hari ini. pasti kalau kak Dim gak ngajak Dini kesini, Dini udah kesepian di rumah." ujar Dini. mengingat kacau nya keadaan keluarga nya.

Dimas menarik nafas nya dalam, "Heem, tapi lo jangan GR. gue gak ada maksud apa-apa ngajak lo kesini."

"Masa sih, kalau GR dikit aja boleh ka?" goda Dini menaik turun kan alis nya.

"Apa an sih, jangan terlalu ke pinggir bahaya."

Gina keluar dari dalam villa, membawa satu gelas coklat panas di tangan nya, mata nya melotot tajam ke arah depan, dua sejoli remaja yang sedang berdiri di depan nya membuat dia terkejut.

"What!? Dimas." ucap nya dengan nada berteriak.

Ketiga teman nya keluar mendengar teriakan Gina.

"Kenapa, sayang?" Tanya Radit khawatir.

Gina menunjuk ke arah Dimas dan Dini yang sekarang juga sedang berjalan menuju ke arah mereka.

"Waaah..., kenapa gue mencium aroma asmara yah." goda Bisma.

Dita dan Gina tersenyum ke arah kedua nya.

"Jadi ini, urusan penting nya." sindir Dita.

Dini menunduk malu, ternyata benar kata teman-teman nya kalau ke tampanan ketiga remaja yang populer di sekolah nya jauh lebih tampan kalau tak pakai seragam sekolah.

Radit merangkul pundak Gina, "Sayang, kesana yuk, jangan ganggu." ucap nya sambil tersenyum jail ke arah Dimas dan Dini.

"Sayang. kita jalan-jalan yuk, cari udara yang seger." ajak Dita yang langsung di angguki oleh Rey.

"Bangsat. gue ngapain disini." umpat Bisma.

Dimas merangkul leher Bisma lalu tersenyum, "Lo, kan temen gue. dimana ada Dimas, di situ ada....," Dimas sengaja berhenti berucap lalu di lanjutkan oleh Bisma.

"Bisma." jawab Bisma lesu.

"Hay, dede gemez." sapa Bisma.

Dimas menonyor kepala Bisma, "Nama nya Dini."

                             *****     

Dini saat ini benar-benar gugup, karena ini pertama kali nya dia liburan bersama teman-teman Dimas.

Dini satu kamar dengan Gina dan Dita, "Lo ngapain berdiri di situ aja, sini." ajak Gina.

Dini melangkah pelan ke arah ranjang  yang sudah ada Gina yang sedang duduk sambil nyemil berbagai makanan ringan. sedangkan Dita, sedang duduk di sofa dengan buku novel di tangan nya.

"Duduk aja kali dek, jangan takut. entar kalau Gina gigit, kita suntik rabies aja biar jinak." ucap Dita. Yang langsung di balas senyuman dari Dini.

"Ape lo, sembarangan lo pikir gue guguk."

Dita mengedikkan bahu nya, "kalau lo mau mandi, mandi aja, pakai baju gue dulu gak apa-apa." ujar Dita.

"Makasih kak, maaf jadi ngerepotin."

"Gak kok, nih. baju Dita, kalau mau pakai baju gue juga boleh." tawar Gina sambil mengulurkan baju nya dan baju Dita.

Tangan Dini hendak menerima nya, namun ketukan pintu membuat nya menoleh.

Tok tok tok

Dini menoleh, "Biar aku aja kak." ucap Dini mencegah Gina yang hendak beranjak dari kasur.

Mata Dini melelisik sosok Dimas yang berdiri dengan kantong plastik di tangan nya.

"Nih, pakai buat lo. gue gak tau, lo suka atau gak." ucap nya, lalu pergi begitu Dini menerima nya.

Dini masuk ke dalam kamar nya, lalu senyum nya mengembang.

"Apa tuh." tanya Gina.

Dita pun menutup buku nya lalu berjalan menuju keduanya.

"Baju, siapa yang anterin?" tanya Dita.

"Tadi, kak Dimas yang anterin." Jawab Dini.

Gina dan Dita menggeleng heran, "Waah, bener-bener lo beda dek, bisa-bisa nya seorang Dimas mempunyai inisiatif yang wow. sama cewe selain kita berdua." celoteh Gina.

"Lo special sih, menurut gue." Imbuh Dita.

                             ********     

CERITA CINTA SMA (END) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang