Dita dan Rey sedang duduk di bangku taman, Dita di tarik paksa oleh Rey agar mau bicara dengan nya, ini kali pertama buat keduanya bolos sekolah.
Rey melirik wajah Dita yang sedari tadi menatap lurus ke depan tanpa bersuara.
"Aku minta maaf,"
Dita memotong ucapan Rey dengan cepat,"gak ada yang perlu minta maaf." ucap Dita tanpa menoleh ke Rey.
"Dengerin penjelasan aku dulu Dita, aku berani sumpah, aku gak tau sama sekali perihal perjodohan ini." jelas Rey.
Dita menoleh mentap benci ke wajah Rey,"gue harus percaya sama lo?"
Rey mengangguk, "Dita, ini beneran di luar sepengetahuan aku."
"Apa cinta di hidup lo, bisa lo tukar dengan materi?" tanya Dita.
Rey terdiam, Anindita nya yang dulu sudah benar-benar membenci dirinya.
"Ini rencana Papah, bukan rencana aku."
"Aku mau putus," ucap Dita, dengan air mata yang sudah jatuh membasahi pipinya.
"Lo pasti bercanda kan?"
Dita menggeleng, "gue serius."
"Gue gak mau putus sama lo, gue sayang sama lo Dita."
"TAPI GUE BENCI SAMA LO!!" bentak Dita.
••••••
Dion menatap jengah adik sepupu nya, ia benar-benar kesal, Rey yang terkena masalah tapi dirinya juga yang kerepotan.
"Anjirrr. baru tau gue, kalau lo jago minum-minuman gini."
"Dita, jangan tinggalin gue, gue sayang banget sama lo." racau Rey.
Dion berdecak kesal, "bucin-bucin menyebalkan."
Dion hendak melangkah menuju dapur apartemen nya namun langkah nya terhenti saat pintu apartemen nya terketuk.
"Sial! siapa lagi ini, ganggu aja."
Dion membuka pintu apartemen nya terkejut, terlihat gadis kecil yang hanya tinggi sebahunya dan dengan rambut sepundak sedang tersenyum manis di depan Dion.
"Permisi? apa benar ini apartemen Dion? kaka sepupu nya kak Rey?"
Dion mengerutkan alis nya bingung, darimana gadis kecil ini tau kalau dirinya bernama Dion dan kaka sepupu nya Rey.
"Lo siapa?" tanya Dion.
Gadis kecil itu mengulurkan tangan nya, "kenalin, gue Disya adik sepupu nya kak Dita."
Mata Dion melebar kaget, "lah, lo ngapain bocil, malem-malem klayapan."
Bibir Disya mengerucut sebal dirinya di panggil bocil, Disya menerobos masuk ke dalam tanpa di minta sang pemilik.
"Heh! bocil jangan ngadi-ngadi lo, ini tempat khusus cowo." hadang Dion merentangkan tangan nya di depan Disya, berusaha menghadang Gadis kecil itu masuk.
Disya menghela nafas nya kesal, "kaka neon, please..., ini genting banget menyangkut masa depan kaka gue."
"Kak neon lagi, lo sembarangan aja ganti-ganti nama orang, Dion! nama gue DION."
"Halah, yang penting gak gue panggil dengan sebutan kaka tua kan?" ucap Disya.
"Wah! nih bocah cari gara-gara."
Disya masuk ke salah satu kamar di tempat Dion, ia menuju ke arah Rey yang sedang tertidur pulas akibat mabuk.
"Bangun lo! kaka gue lagi nangis stres di rumah gak mau makan, gak mau keluar kamar, lo malah enak-enak kan tidur di sini." omel Disya .
Namun tak ada yang menyahuti omelan nya, Rey tak bergerak sedikit pun.
"Ck! Percuma gadis kecil, kalau lo bangunin dia juga,"
Disya melirik ke arah Dion yang sedang berdiri di ambang pintu dengan kedua tangan melipat di dada.
"Maksud lo?"
"Rey mabuk, dia kayanya terpukul banget di putusin kaka lo." ucap Dion.
"Dan kaka gue mogok makan, gak mau keluar kamar, gak mau bicara sama siapa pun, itu ulah adik lo kak neon." ucap Disya.
"Sembarangan, adik gue juga korban disini, dia juga gak tau kalau dia bakalan di jodohin, karena perusahaan Papah nya Rey sedang terancam bangkrut." cerocos Dion.
Mata Disya melebar, jadi ini inti masalah nya.
"Udah sono pergi lo, pulang cuci kaki, gosok gigi, terus tidur, anak kecil gak baik malam-malam di apartemen cowo. " ledek Dion.
"Gue benci sama mulut lo, dasar kak neon."
"Nama gue Dion, bukan neon, merek lampu, anjiiirr." balas Dion.
°°°°°°°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA CINTA SMA (END) REVISI
Novela Juvenil𝗥𝗮𝗻𝗸_𝟭#𝘁𝗲𝗲𝗻𝗳𝗶𝗰𝘁𝗶𝗼𝗻 𝗥𝗮𝗻𝗸_𝟭#𝘀𝗲𝗸𝗼𝗹𝗮𝗵𝗮𝗻 𝗥𝗮𝗻𝗸_𝟮#𝘁𝗲𝗲𝗻𝗹𝗼𝘃𝗲 Bagaimana jadi nya, kalau gadis yang periang, lincah dan murah senyum, harus di pertemu kan dengan cowo yang cool, cuek, smart dan pendiam. akan kah mere...