SEMBILAN

397 33 0
                                    

Jangan terlalu membenci seseorang, karena benci dan cinta itu beda tipis.

Dita merasa bahwa semua penghuni kelas nya memandang aneh ke arah dirinya.

Gina masih menatap tajam ke arah Dita, meminta penjelasan.

"Apa gue bilang Dita, jangan terlalu membenci si kutub, gini kan. jilat ludah sendiri." ucap Gina.

Dita menaikkan sebelah alis nya, tak mengerti dengan celotehan sahabatnya ini.

"Gini, maksud lo?" tanya Dita.

Gina menggelengkan kepalanya heran,"gue tuh udah curiga dari awal, kalau lo punya perasaan ke si kutub." ucap Gina pelan.

Dita menarik nafasnya, lalu membuang nya pelan.

Ia melirik ke arah Rey, yang sedang duduk di bangku nya, dengan headset di telinga dan buku di tangan nya.

Rey tau kalau Dita sedang memperhatikan dirinya.

Lalu Rey menoleh ke arah Dita, bertanya tanpa mengeluarkan suara.

Dita menggelengkan kepalanya.

"Ceileh..., udah ada yang kode-kode an aja nih." goda Bisma.

"Samperin, kuy!" goda Dimas.

"Bacot." cetus Rey.

Kedua nya tertawa terbahak, sebenarnya Dimas dan Bisma adalah  teman Rey yang paling dekat.

"Pokoknya lo, utang penjelasan sama gue." ucap Gina, yang masih masih menuntut penjelasan kepada Dita.

"Iya, entar gue jelasin, tapi gak di sini." jawab Dita.

//kantin.

Dita dan Gina berjalan menuju kantin, keduanya melewati lapangan basket, di sana terlihat ada Rey yang sedang berlari merebut bola dari Dimas.

Dita melirik sekilas ke arah Rey, Dita masih tak mengerti dengan sikap cowo itu, kadang dingin, kadang lembut, dan perhatian.

Namun yang Dita sadari adalah, Rey tak pernah menunjukan senyum nya, kepada siapapun kecuali pada nya.

Itu pun jika keduanya hanya sedang berdua saja.

"Dia, itu kenapa sih?" gumam Dita.

Gina celingukan tak mengerti maksud ucapan sahabatnya.

"Dia siapa Dit?" tanya Gina.

Dita gelagapan, lalu menepuk jidatnya, "ya ampun, bisa-bisanya gue lupa kalau ada Gina di samping gue." gumam nya.

"Yee! nih bocah, di tanya malah ngedumel." cetus Gina.

"Udah ah, yuuk..., laper gue." ajak Dita.

"Emang yah, kalau orang lagi bucin gitu tuh." ujar Gina.

"Gue tabok. lo Gin," ucap Dita kesal.

Gina hanya tersenyum membalas ucapan Dita, Gina merasa bahagia, melihat sahabat nya bisa merasakan yang nama nya jatuh cinta di masa SMA.

//rumah

Dita merebahkan badan nya di atas kasur kamar nya, yang sebagian besar berwarna biru langit.

Dita sangat menyukai warna biru langit, entah lah, menurut nya warna biru sangat adem jika di lihat.

Saat dirinya akan memejamkan matanya, tiba-tiba ada suara yang meng intruksi pendengar an nya.

"Bangun lo. punya utang harus bayar, jangan se enak jidat gak mau bayar, ketimbang cerita doang juga berat amat kek nya," ucap Gina misuh-misuh.

"Gak sabaran amat si bu, udah kek emak-emak ngantri sembako." balas Dita.

CERITA CINTA SMA (END) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang