Pada akhirnya waktu lah yang akan menjawab semua nya.
Tepat hari minggu ini Rey dan Yumna akan melangsung kan acara pertunangan keduanya.
Dita menatap nyalang surat undangan yang ia genggam, "mending, lo gak usah dateng Dit." ucap Gina.
Saat ini Dita sedang berkumpul dengan Gina, Radit, Bisma, dan Dimas.
Radit berdiri merebut undangan yang Dita pegang, "lo harus dateng, lo harus tunjukin ke mereka, kalau lo kuat."
Gina menatap kekasih nya tajam, "kamu, apa-apa an sih!"
Radit menepuk pundak Dita, "percaya sama gue, semua nya akan baik-baik saja."
Dimas mengerut kan kening nya, __ada apa ini, seorang Radit tidak mungkin berbicara se yakin ini, kalau tidak ada apa-apa.
Tiba-tiba Bisma yang biasa nya konyol kini angkat bicara, "Gue akan bantu rencana lo Bang."
Radit tersenyum tipis ke arah Bisma, lalu mengangguk.
•••••••
Seorang gadis dengan gaun berwarna soft pink sedang tersenyum di depan cermin kamarnya.
Pada akhirnya, ini memang jalan yang memang harus ia lewati, bukan untuk di hindari.
Dita tersenyum menutupi rasa gugup dan gelisah nya, "Bismillah, jika memang ini yang terbaik." gumam nya.
Dita menuruni anak tangga rumah nya, Ayah dan Bunda sudah bersiap menunggu Dita.
Gurat khawatir sangat terlihat di wajah sang Bunda, "Nak, kalau kamu gak bisa jangan di paksa." ucap Bunda.
Dita tersenyum, "Dita bisa kok, Bun, mereka kan teman Dita."
Ayah Dita memeluk hangat putri yang kini sudah terlihat lebih dewasa, "Ayah yakin kamu bisa."
"Fyuuh..., ok. yuk, biar gak ketinggalan." ajak Dita.
•••••••
Dita berdiri menatap lurus gedung hotel mewah di depan nya, yah. Pada akhirnya ia datang sebagai tamu, bukan sebagai seorang putri bak negeri dongeng yang bersanding dengan pangeran tampan.
Dita berjalan memasuki gedung tersebut, gurat kesedihan tak mampu ia tutupi lagi, Rey yang berdiri dan menatap dirinya begitu dalam.
"Kamu harus percaya sama aku, semua nya akan baik-baik saja, aku janji Dita, kita akan lewati ini bersama."
Suara Rey masih dapat Dita dengar dan berputar di angan nya, yang meyakinkan dirinya jika semua nya akan baik-baik saja, namun tidak dengan kenyata'an yang harus Dita terima malam ini.
Seorang remaja lelaki yang dengan gagah nya mengenakan kemeja putih di balut jas hitam berdiri di depan nya dengan pandangan sendu, rahang yang tegas nya semakin mengeras. Rey menahan amarah nya, Dita tau itu.
Suara MC sudah mulai terdengar. menandakan acara yang akan segera mulai, rasa gelisah dan tak nyaman mulai melanda perasaan Dita.
Dita beranjak dari kursi nya hendak pergi meninggalkan acara, namun pergelangan tangan nya sudah lebih dulu di cekal oleh Dimas, "lo harus tau faktanya bukan dari mulut orang lain, melainkan dari pandangan dan pendengaran lo sendiri."
"Ta-tapi Dim,"
Dimas menarik tangan Dita hingga terduduk kembali di kursi nya, Dimas beranjak dari kursi lalu berdiri di belakang punggung Dita, menunduk menyamakan kepala nya dengan kepala Dita, jemari nya menunjuk ke arah Rey dan bergantian menunjuk ke arah Yumna.
"Lo liat, drama yang sesungguhnya akan segera mulai, dan gue penasaran. apa lo akan menyerah dan mundur begitu saja, atau lo justru bersorak gembira dengan apa yang akan terjadi selanjutnya." Ucap Dimas, lalu menepuk pelan pundak Dita dan kembali duduk di kursi nya.
•••••••••
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA CINTA SMA (END) REVISI
Fiksi Remaja𝗥𝗮𝗻𝗸_𝟭#𝘁𝗲𝗲𝗻𝗳𝗶𝗰𝘁𝗶𝗼𝗻 𝗥𝗮𝗻𝗸_𝟭#𝘀𝗲𝗸𝗼𝗹𝗮𝗵𝗮𝗻 𝗥𝗮𝗻𝗸_𝟮#𝘁𝗲𝗲𝗻𝗹𝗼𝘃𝗲 Bagaimana jadi nya, kalau gadis yang periang, lincah dan murah senyum, harus di pertemu kan dengan cowo yang cool, cuek, smart dan pendiam. akan kah mere...