EMPAT PULUH SATU

191 27 2
                                    

Dita hari ini terlihat lebih segar dari hari kemarin, bahkan pagi ini Dita sudah tersenyum walau pun Ayah dan Bunda nya tau, Dita hanya berusaha menyembunyikan luka nya.

"Morning semua." sapa nya.

"Pagi sayang." jawab Ayah Dita.

"Pagi ini mau berangkat bareng Ayah, atau mau bawa mobil sendiri Dit?" tanya Bunda yang baru saja bergabung.

"Bawa mobil sendiri aja Bun, soal nya nanti, Dita mau mampir dulu ke toko buku."

"Ya sudah, kamu hati-hati ya nanti, jangan ngebut, pakai seatbelt nya jangan lupa." ucap Ayah Dita.

"Siap bos." Jawab Dita, dengan senyum yang terpatri di bibir nya.

"Disya mana?" tanya Dita.

"Disya menginap di tempat temen nya." jawab ayah.

Dita mengerutkan kening nya, bingung. sejak kapan adik sepupunya yang rese itu memilki teman di jakarta.

"Ya udah deh, Dita berangkat dulu, Asalamualaikum."

"Walaikumsalam." Jawab Bunda dan Ayah.

Bunda menghela nafas nya, "semoga saja, ini cepat berlalu yah Ayah."

"Semoga saja Bun."

                          
                               ****    
Sepanjang perjalanan Dita berusaha menghubungi adik sepupunya, Disya. perasaan nya menjadi tak tenang, karena setau Dita, Disya belum memiliki teman di jakarta, dan Ayah, Bunda nya sudah percaya begitu saja dengan anak itu.

Drrt drrrtt

Dering ponsel Dita menampilkan nomer dengan nama Dugong.

"Bocah nakal tidur dimana lo?" tanya Dita.

"Di rumah temen."

"Pulang lo Dugong, ngelayab gak liat waktu lo." omel Dita.

"Iya-iya ibu Bos."

Dita menutup panggilan telfon nya dengan wajah kesal.

"Apa-apa an dia, se enak jidat nginep di tempat orang asing." ucap Dita.

                             ••••••      

Satu ruangan yang di penuhi tiga remaja dua di antara nya sedang tertawa, yang terbahak hanya satu, siapa lagi kalau bukan Dion.

"Hahahaha, Dugong, emang pantes sih lo di panggil Dugong." ejek Dion.

Wajah Disya kesal mendengar ejekan Dion, lalu mata nya tertuju ke arah Rey yang masih menyunggingkan senyum nya.

"Kak Rey, senyum karena mengejek gue, atau senyum karena denger suara kak Dita?" tanya Disya.

Plak!

Dion menggeplek lengan Disya keras, "sakit njir. ini nama nya kekerasan terhadap anak di bawah umur. "

Dion berbisik ke telinga Disya, "lo salah ngomong dikit berabe urusan nya, jadi mending tutup mulut lo."

Disya mendongak menatap wajah Rey yang menatap nya tajam, lalu bergidik ngeri.

                           •••••••    

Asalamualaikum teman-teman!

Aku kembali lagi, rasanya lama banget gak ketemu sama kalian.

Gimana sama part ini seru kan?

See you next part.

CERITA CINTA SMA (END) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang