TUJUH

430 47 33
                                    

Dita terlihat mondar-mandir di dalam kamar nya sambil berkacak pinggang.

"kok, gue deg-degan gini yah." gumam nya.

Dita membuka lemarinya, mencari baju yang pas dan cocok untuk ia pakai, lebih tepat nya bukan mencari, tapi mengacak-ngacak semua isi lemarinya.

"Huuft.... gue harus tenang, ok. Dita lo tenang." ucap nya pada diri sendiri di depan cermin.

Dita menuruni tangga rumah nya menuju Rey yang masih duduk menunggunya di ruang tamu.

"Ekhem."

Rey menatap ke arah Dita lalu tersenyum.

"Udah siap?" tanya Rey.

"Menurut lo?" jawab Dita.

Rey memutar bola matanya, mendengar jawaban Dita yang menurutnya menyebalkan.

"Biii! Dita per___,"

"Jangan di biasakan teriak-teriak, bibi 'kan lebih tua dari lo, gak sopan." potong Rey.

"Iya-iya maaf."

"Iya, non." jawab bibi.

"Dita pergi dulu ya bi, jaga rumah, nanti kalau bibi mau istirahat jangan lupa kunci pintu." pesan Dita.

"Iya non."

"Aku pergi ya bi." pamit Rey.

Kedua nya keluar menuju mobil Rey yang terparkir di depan gerbang rumah Dita.

Dita menaikkan sebelah alis nya.

"Mobil nya siapa?" tanya Dita.

"Masuk." perintah Rey.

"Dih. di tanya juga, malah kaya gitu." cetus Dita.

"Masuk dulu, entar gue kasih tau." jawab Rey.

Dita masuk ke dalam mobil Rey, ia duduk di samping pengemudi.

Tiba-tiba tubuh Rey mendekat, membuat Dita menahan nafas nya.

"Pakai seatbelt nya yang bener." ucap Rey

"Jangan GR, gue gak nafsu an sama cewe kaya lo," ucap nya lagi.

Bught!!

Dita memukul lengan Rey keras.

"Aaaw! sakit Dita." ucap Rey, "seneng banget sih sama kekerasan."

"Makan nya, jaga tuh mulut. jangan main ceplos aja, gini-gini juga mantan nya banyak kali." cetus Dita.

Rey menajam kan mata nya ke arah Dita.

"Mantan banyak bangga!?" ucap Rey.

"Udah deh, mau jalan gak? kalau gak jadi gue turun nih." ancam Dita.

Kedua nya terdiam sejak dua puluh menit yang lalu.

Hanya terdengar suara kendara an.

"Hem..., Rey, kita mau kemana sih?" tanya Dita.

"Ke rumah." jawab Rey.

"Ha-hah! ma-maksud nya?" tanya Dita gugup.

"Ke rumah gue, Mamih pengin ketemu sama lo." ucap Rey, yang masih fokus nyetir tanpa menoleh ke arah Dita.

"Apa! Jadi gue mau di bawa ke camer, anjiirr, demage nya Rey ngeri." ucap Dita dari dalam hati.

Dita masih syok mendengar ucapan Rey.

"Biasa aja, gak usah berlebihan." ujar Rey.

"Emang nya, Mamih lo, kenal sama gue." tanya Dita.

CERITA CINTA SMA (END) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang