TIGA PULUH DELAPAN

231 27 2
                                    

Dion, Radit, dan Rey sudah berkumpul di kafe milik Rey.

Dion menghela nafasnya lelah, "lo kalau punya rencana jangan dadakan kaya tahu."

Radit tersenyum mendengar cetusan Dion,"kenapa?" tanya Radit.

"Gue udah gak tahan, kita benar-benar harus gerak cepat." ucap Rey.

"Heh. lo pikir gampang?" tanya Dion.

"Sabar, ini bukan masalah sepele Rey, kalau kita salah melangkah bisa-bisa semua nya hancur." ucap Radit.

"Gue tau, lo pasti tersiksa banget dengan semua ini, tapi lo tenang aja soal Dita semua nya beres biar gue yang kendali in."

"Tugas lo ngapain?" tanya Rey ke Dion.

"Sopan." tegur Dion.

"Halah! cepetan." jawab Rey tak sabaran.

"Gue akan terus mengikuti alur yang mereka buat, sampai mereka tidak menaruh kecurigaan sama gue."

"Dan lo...," ucap Radit ke arah Rey,"jangan menambah kekacauan dengan cara maksa ke Dita."

                           •••••••

Gina memasang wajah cemberut di kamar Dita, "Aarrght! lo kenapa sih Dit?"

Dita tetap diam memandang suasana luar kamar nya yang terlihat lebih segar karena basah terkena air hujan.

Dita duduk di kursi balkon kamar nya, memeluk kedua lututnya erat.

Gina ikut duduk di samping Dita, "Dit, kalau lo butuh cerita aja ke gue, gue siap kok dengerin."

Dita tetap diam menahan tangis nya,"makasih yah Gin," jawab Dita.

"Buat apa?" tanya Gina bingung.

Dita menoleh memandang wajah sahabatnya,"atas semuanya, kamu sahabat gue terbaik."

"Aaah..., jangan gitu Dit, kaya lo mau pergi aja." ucap Gina.

Dita tersenyum simpul, mengingat betapa seru nya perjalanan pertemanan dirinya dengan Gina.

"Gin, gue boleh nanya gak?" tanya Dita.

Gina mengangguk dengan semangat,"boleh banget."

"Kalau gue pergi jauh dan gak bisa kembali, lo akan ngelupain gue apa gak?" tanya Dita.

Gina menegak'kan duduk nya memandang mata Dita yang menatap lurus kedepan.

"Kenapa lo nanya kaya gitu?"

"Gak, kan seandainya." jawab Dita.

"Sampai kapan pun, gak ada yang bisa ganti in posisi lo di hati gue Dit, lo bukan sekedar sahabat buat gue, lo adalah keluarga buat gue."

Dita tersenyum mendengar jawaban Gina.

"Makasih yah, sudah mau berteman sama gue."

"Lo jangan melow kaya gitu, ah! gue jadi mikir yang gak-gak kan." ucap Gina kesal.

Dita menonyor kepala Gina, "jangan kebanyakan mikir, kasihan otak lo kecapean entar."

"Anjir! bisa-bisa nya lo masih becanda."

"Haha...,"

               
                              •••••••••

                                              •••••••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hay reader's, selamat menjalankan ibadah puasa.

Semoga lancar yah, puasanya hari ini.

Makasih yang sudah mampir ke cerita ku.

Jangan lupa vomen nya yah.

See you next part.

CERITA CINTA SMA (END) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang