ENAM PULUH

156 19 4
                                    

Pernikahan bukan pelabuhan terakhir sepasang kekasih berhenti berlayar, masih luas lautan yang harus kedua nya arungi termasuk bahtera rumah tangga yang penuh drama.

Dan ini sudah terpikir'kan oleh Dita dan Rey apa lagi pernikahan kedua nya yang terbilang sangat muda, bagaimana tak muda, keduanya masih duduk di bangku SMA dan saat ini malah di haruskan menikah.

Bukan karena insiden yang lain, tapi melainkan kedua orang tua Dita yang menginginkan nya.

"Dita," Panggil Ayah Dita.

Dita dan Ayah nya sedang duduk santai di ruang tamu, "Anak Ayah sudah besar, sebentar lagi tanggung jawab Ayah akan pindah alih pada suami mu. Jaga dirimu baik-baik Nak, jadilah istri yang penurut, jaga rumah tangga mu nanti dengan baik yah,"

Dita menitik' kan air mata nya haru, Dita sangat jarang berbicara seserius ini bersama Ayah nya, mungkin karena kesibukan Ayah nya dan Dita yang menjadi kan kedua nya sangat jarang berbincang.

Dita memeluk lengan Ayah nya, "Dita janji Ayah, Dita akan menjadi istri yang baik dan penurut sesuai keinginan Ayah."

Ayah nya mengelus pucuk kepala anak nya lembut, "Kamu sudah dewasa Dita, jangan ambil keputusan pada saat emosi. Kamu harus bisa menjadi pelengkap di dalam bahtera rumah tangga mu sendiri bersama Rey."

Dita mengangguk ngerti, namun air mata nya tetap tak mau berhenti terus saja mengalir di pipi nya.

                              ******     

Hari ini menjadi hari dimana dua sejoli di satukan dalam ikatan suci pernikahan. Dua anak manusia yang akan menjalani hari nya dengan status baru nya yaitu suami dan istri. Ikatan yang menyatukan dua kepribadian yang berbeda, ikatan yang menyatukan dua keluarga menjadi satu.

Semoga saja kedua nya mampu melewati rintangan dan melewati jembatan coba'an dengan tangan bertaut, dengan kepercayaan yang kedua nya gengam erat.

Ini sudah kesekian kali nya Rey menarik nafas nya dalam, gugup. sudah pasti, ini adalah hari yang paling dia tunggu.

"Tenang dulu, tari nafas lo dalem-dalem. Pasti semua nya akan berjalan lancar, " Ujar Dimas mencoba memberi semangat pada sahabat nya.

"Iya bro, ingat pas malam pertama nya, jangan inget yang bikin lo gugup. Mikir nya yang enak-enak nya aja dulu." Bisik Bisma.

"Lo berdua enak tinggal ngomong, lah gue."

Pandangan Dimas kini terarah kepada Dini yang baru saja masuk ke ruang akad bersama Dita dan Gina. Dimas tersenyum lebar ke arah Dini yang datang menggandeng tangan Dita sebelah kiri dan di sebelah kanan nya ada Gina.

"Gadis polos gue cakep banget," Gumam Dimas.

"Anjir..! Gue baru ngeh kalau Dini cakep banget." Ucap Bisma.

Sengaja Bisma mengatakan itu agar bisa melihat reaksi wajah nya Dimas bagaimana.

"Nyari mati lo ya Bis." Ucap Dimas kesal.

                                ******    

"Saya terima nikah dan kawin nya Anindita Binti Indra gunawan dengan seperangkat alat sholat dan uang tunai 2juta 2 ratus 21 ribu di bayar tunai."

"Bagaimana saksi? Sah...?"

"Saaah...!!"

"Alhamdulillah,"

Rey melirik ke arah Dita yang masih dilanda gugup, Rey membisik'kan sesuatu ke telinga nya Dita.

"Hay istri." Sapa Rey.

Tolong sampai kan oada mahluk yang bernama Rey agar tak main-main dengan suasana yang gugup ini.

"Gak usah ngadi-ngadi," Balas Dita.

"Kamu gak mau salim sama suami, dosa tau."

Dita menoleh ke arah Rey lalu tersenyum begitu manis dan membalas uluran tangan Rey. Rey mencium kening istri nya lama dan berbagai doa telah Rey ucap kan dalam hati.

Berdoa agar pernikahan nya berjalan lancar dan hanya maut yang dapat memisahkan nya.

Senyum bahagia terpatri di bibir kedua sejoli yang saat ini duduk di pelaminan bak raja dan ratu. Hari ini pun hanya milik mereka berdua tanpa perduli ada nya para jomblo yang iri melihat kemesraan kedua nya.

Tangan Dini menyelusup menggandeng lengan Dimas, lalu menyandarkan kepala nya. Tak ada penolakan dari Dimas, "Kak, kamu mau gak? nikah sama Dini?"

Dimas menoleh lalu mengelus pucuk kepala Dini "Nanti yah, kalau gue inget." Jawab Dimas ngasal.

Dini mencebik'kan bibir nya kesal dengan jawaban Dimas.

Gina masih ngambek dengan Radit, tapi emang dasar nya Gina bucin, dengan rayuan Radit bisa luluh begitu saja.

Sedangkan Bisma masih sibuk mencari makanan dan mencuri pandang melirik ke beberapa cewe yang berada di sana.

"Terimakasih sudah mau menjadi pelengkap ibadah ku." Bisik Rey.

Pipi Dita bersemu, "Terimakasih juga sudah mau menjadi imam ku." Jawab Dita.

Pandangan Rey tak lepas dari kedua bola mata Dita yang bulat dan menggemaskan. Wajah Rey semakin dekat sampai kening kedua nya bertemu, Dita memejam kan mata nya menikmati hembusan naas Rey di wajah nya.

"Eeits..., mesra-mesra an nya entar dong. Ada jomblo nih disini." Ujar Bisma, membuat beberapa tamu tertawa lucu dengan tingkah Bisma.

"Gila. Malu-malu'in gue anjir!" Ucap Dimas kesal.

                             •••••••••     

                             •••••••••     

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CERITA CINTA SMA (END) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang