TIGA

623 51 53
                                    

Asalamualaikum.

Hay, terimakasih yah buat yang sudah mampir ke cerita ku.

Jangan lupa juga yah, vote dan komen nya.

HAPPY READING READER'S!!

||
=
||

//sekolah

Dita menarik nafas nya dalam-dalam, lalu membuang nya dengan kasar, pagi ini terasa begitu seram bagi Dita.

Bagaimana tidak, kesalahan Dita pasti sudah membuat Ayah nya semakin marah padanya, Dita perlahan membuka pintu kamar nya, lalu berjalan menuruni anak tangga menuju meja makan.

Dita menoleh ke kanan dan kekiri, mencari keberada'an Ayah dan Bunda nya.

"Ekhem!" Dita terlonjak kaget sa'at Ayah nya sudah berdiri di belakang Dita dengan tangan menyilang di dada nya.

"Duduk, Ayah mau bicara." perintah Ayah.

"I-iya Ayah." jawab Dita gugup.

"Huh! berasa kaya lagi jadi terdakwa gue." ucap Dita, yang tentu nya hanya dalam hati.

Wajah Dita benar-benar sudah pucat, pagi ini terasa berbeda tidak seperti pagi-pagi yang biasanya ia dan keluarga nya lakukan.

Ayah yang biasanya terlihat tenang dan berwajah damai, kini berubah seakan ingin menyantap Dita hidup-hidup.

"Bisa jelaskan sama Ayah?" ucap Ayah meminta penjelasan dari Dita.

"Pe-penjelasan yang mana yah?" tanya Dita gugup.

"Yang semalam." jawab Ayah.

"Ma-maaf Ayah, tapi beneran yah tadinya Dita mau ke rumah Gina, tapi pas di jalan malah Dita ketemu sama preman-preman." jelas Dita.

"Kamu tahu Dita, kamu itu perempuan. kalau malam di luar sana itu tidak baik, makan nya Ayah selalu melarang Dita untuk tidak keluar malam lewat dari jam sembilan malam, kamu paham apa maksud Ayah kan?" jelas Ayah.

Dita menunduk sedih, benar kata Ayah, untung saja pada saat itu ada Rey, kalau tidak. Dita sendiri bergidik ngeri walau hanya membayangkan nya saja.

"Maaf Ayah, Dita janji tidak akan mengulangi nya lagi hiks.... hiks...."

Bunda yang hanya sedari tadi menjadi pendengar, kini mulai mendekat ke arah Dita, lalu duduk di samping kursi Dita.

Bunda segera membawa Dita ke pelukan nya, "Boleh Bunda tanya?" ucap Bunda.

Dita mengangguk dalam pelukan sang Bunda, "Apa Bun?" jawab Dita.

"Rey itu siapa nya Dita?" tanya Bunda.

Dita langsung melepas pelukan nya dari Bunda, menghapus air matanya kasar.

"Bunda jangan mikir aneh-aneh, Rey itu cuma temen sekelas Dita." jawab Dita langsung menunjukan wajah cemberut nya.

"Pacar juga tak apa kali, kelihatan nya baik kok, ganteng lagi." ledek Ayah.

"Dih! ganteng darimana nya, orang kek kutub gitu." cetus Dita.

"Tapi Bunda yakin kok dia anak baik, buktinya dia sopan kok sama Ayah sama Bunda." ucap Bunda.

"Kok jadi bahas kutub sih," gumam Dita kesal.

"Jangan kebiasa an deh kamu, ganti-ganti nama orang sembarangan." tegur sangat Bunda.

"Tapi Ayah liat, Rey itu anak baik, sopan, dan dia kelihatan banget pintar nya." ucap Ayah.

CERITA CINTA SMA (END) REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang