"Iya dah iya, ayo pulang aja." Ucap Dava mengemudikan mobilnya menuju rumah mereka.
Setelah mereka sampai rumah, mereka mendapati seorang wanita seumuran dengan Dava berdiri di depan pintu rumah mereka sambil menenteng tas besar. Kenzi menatap Dava bertanya namun Dava hanya mengangkat bahu tanda tak tau.
Dava merangkul pinggang Kenzi menuntunnya berjalan menuju perempuan itu, "Maaf cari siapa ya?" Tanya Kenzi, Dava hanya diam sembari memainkan jemari dan rambut Kenzi bergantian.
"Saya Fyna, saya ponakannya bi Atin." Ucap Fyna menatap Kenzi tersenyum.
Kenzi menatap Fyna dari atas sampai bawah, jika di lihat mukanya sih lugu tapi tidak tau kenapa Kenzi kurang nyaman sama kehadiran Fyna ini.
"Bi Atin? Siapa dia? " Bingung Kenzi.
"Ituloh bu yang bakal jadi art di sini kebetulan beliau lagi sakit jadi saya yang gantiin sementara disini." Jelas Fyna mencuri pandang terhadap Dava.
"Tapi kita gak nyewa art atau memperkerjakan orang disini,iya kan sayang?." Tanya Kenzi kepada Dava.
Dava hanya mengangguk dan menelusupkan mukanya di lipatan leher Kenzi sembari memeluknya dari belakang.
"Katanya sih di utus sama nyonya Alexander." Ucap Fyna kurang nyaman dengan kemesraan Dava dan kenzi.
Oh Kenzi tau sekarang ternyata yang menyuruh mertuanya, ah repot repot sekali mama sampai mencarikan art begini. Padahal kan aku ingin mengurus rumah sendiri.
"Ouw mama, eh maaf ayo masuk Na." Ajak Kenzi setelah sadar dari tadi mereka masih berdiri di depan pintu.
"Ayo yang." Ajak Kenzi kepada Dava.
"Fyna kamar kamu ada di lantai bawah deket tangga ya, hari ini kamu bisa lihat lihat dulu rumah ini atau kalau kamu capek bisa istirahat dulu. Besok baru bekerja, saya mau nyusul suami saya dulu." Ucap Kenzi.
"Satu lagi jangan panggil saya ibu panggil mba saja."
"Iya mba, terimakasih banyak." Ucap Fyna memasuki kamarnya.
Kenzi menyusul Dava ke kamar, ketika masuk kamar dia melihat Dava yang sedang berbicara di telfon sambil marah marah. Kenzi mendekati Dava mencium pipi cowo tersebut dan memeluknya agar amarah Dava meredam.
"Ma, Dava kan udah bilang kalau mau kirim art yang tua aja kenapa mama malah kasih yang muda seumuran Dava! Nanti kalau dia macam macam sama rumah tangga aku sama Kenzi gimana ma???" Kesal Dava dia membalas pelukan Kenzi.
"Dia disana hanya sementara Dava sampai bibi nya sembuh emang kamu mau memperkerjakan orang sakit hm? Tega sekali kamu, lagian kalau kamu emang serius sama Kenzi harusnya kamu gak perlu takut apalagi sampai kegoda."
"Apa? Dava kegoda? Yang benar saja Dava gak bakal kegoda sama cewe manapun, Dava cuma mandang istri Dava doang! Dava cuma gak mau nanti Kenzi mikir yang gak gak ma, Dava gak mau bikin dia cemburu apalagi sedih, big no! "
"Yayaya terserah kamu, mama cari art itu gak sembarang orang Dava! Kamu tau mama kan? Mama kirim art hari ini karena mama gak mau mantu kesayangan mama kecapean cukup capek di ranjang aja gak boleh capek yang lain!"
Kenzi yang mendengar ucapan sang mertuanya itu malu, kenapa mertuanya itu ngomong blak blakan sekali. Kenzi memeluk Dava menyembunyikan mukanya di dada bidang Dava, tingakah Kenzi membuat Dava gemas.
"Hm, awas aja kalau sampai dia berbuat macam macam mama orang yang pertama kali Dava cari!"
"Heh! Kenapa jad~"
Dava langsung memutuskan panggilannya dia tidak mau terlalu lama berbicara dengan mama nya yang super bawel itu. Dia menatap Kenzi yang masih setia memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SWEET HUSBAND
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA! ] Judul awal My Boy Dava Alexander seorang pengusaha muda, tampan, arogan, dan posesif terhadap sang istri. Yah dia sudah mempunyai istri yaitu Kenzi Lucia Miller seorang wanita cantik bak bidadari yang berhasil membuat se...