part 9

14.6K 1.2K 144
                                    

Kini malam berganti pagi, Dava bangun terlebih dahulu. Dia tersenyum ketika sang istri masih asik dalam mimpinya. Muka damai sang istri membuat Dava tak tega membangunkannya alhasil hanya di pandangi oleh Dava saja sesekali mengelusnya.

Lenguhan mulai terdengar dari bibir manis Kenzi, perlahan mata Kenzi terbuka dan pertama kali yang dia lihat adalah sang suami yang tersenyum manis kepadanya.

"Pagi sayang." Sapa Dava.

"Pagi." Ucap Kenzi lalu memeluk Dava erat.

"Gak sekolah hm?" Tanya Dava mengelus punggung Kenzi.

"Sekolah tapi nanti." Ucap Kenzi mendusel di dada Dava.

"Morning kiss dong yang." Pinta Dava yang langsung di turutin Kenzi.

Bibir mereka saling menyatu, belum bergerak sekedar kecupan namun Dava yang tak mau membuang kesempatan akhirnya mulai menggerakkan bibirnya mencecap bibir manis Kenzi.

Dava memperdalan ciumannya, lidah mereka saling membelit. Lama berciuman Dava melepaskannya terlebih dahulu karena dia tau bahwa Kenzi membutuhkan oksigen.

"Selalu manis." Ucap Dava tersenyum.

"Mandi gih." Perintah Dava.

"Gendong." Ucap Kenzi manja.

Dava gemas dengan tingkah manja Kenzi akhir akhir ini, bawaan bayi mungkin. Dia mencuri kecupan di pipi Kenzi lalu menggendong seperti koala menuju kamar mandi. Kenzi di didudukan di wastafel lalu Dava menyiapkan air hangat untuk Kenzi setelah selesai Dava menghampiri Kenzi, membukakan piayama tidur Kenzi dengan sangat lembut.

"Ck tubuh kamu bener bener sayang buat di lewatkan!" Ucap Dava geleng geleng kepala melihat tubuh indah sang istri.

"Ih mesum udah sana keluar aku mau mandi." Ucap Kenzi lalu berjalan menuju bathtub.

"Yang, gak mau main nih?" Ucap Dava memelas.

"Engga aku udah mau telat." Ucap Kenzi santai sembari mandi.

"Bentar aja deh beneran." Ucap Dava meyakinkan.

"Engga sebentarnya kamu itu lama ya."

"Yangggg," Rengek Dava mendekati Kenzi yang kini sedang memakai sabun.

"Nanti ya sayang." Ucap Kenzi lembut.

"Sekarang dong yang udah tegang nih." Melas Dava

"Engga nanti aku telat kesekolah."

"Yauda bantuin aku aja deh, sakit ini punya aku." Ucap Dava cemberut sembari memegangi adek kecilnya.

"Yauda sini kasihan banget si suami aku." Ucap Kenzi kasihan melihat suaminya yang tersiksa.

Dava dengan semangat berdiri di hadapan Kenzi yang duduk di bathtub dia mengeluarkan adek kecilnya. Kenzi segera meraihnya dan mengurutnya hingga membuat Dava keenakan.

"Shh ah yang cepetin dikit." Ucap Dava keenakan.

"Udah nikmatin aja."

Kenzi dengan telaten mengocok dengan tempo yang pelan menggoda Dava sesekali dia menjilat ujungnya yang membuat Dava mendesah keenakan.

"Ahh sayanghh jangan gitu ih, cepetin ah dikit yanghh." Ucap Dava terus mendesah.

Kenzi mempercepat tempo kocokannya, mengurut dari ujung ke ujung, memainkan dua bola Dava, lalu memasukan benda panjang nan berurat itu ke mulutnya.

"Ah shh pinter banget sih kamu bikin enak ah ah." Ucap Dava membantu Kenzi mempercepat tugasnya.

"Ah emhh yanghh aku mau keluarhh." Ucap Dava memaju mundurkan kepala Kenzi dengan sedikit cepat.

MY SWEET HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang