Part 18

237 12 0
                                    

🍁 Bertemu lagi

Tanpa teras kandunganku sudah memasuki sembilan bulan, dan hari ini adalah hari di mana aku melahirkan seorang bayi laki-laki.

Alahamdulillah, aku melahirkan secara normal, dan bersyukur putraku lahir dalam keadaan sehat tanpa kekurangan suatu apa pun.

Setelah selesai di bersihkan, suster menaruh bayi mungil itu di samping tempat tidurku. Rasa haru menyelimuti hati ini, sungguh aku sangat bahagia melihat wajah mungilnya.

Kusentuh wajah putraku untuk pertama kalinya, sesaat dia merasakan sentuhan tanganku. Bayiku langsung menangis, mungkin dia tahu dan merasakan kehadiran Ibunya.

Kuberikan Asi pertama, sungguh tiada kata yang bisa aku ungkapkan rasa bahagianya. Sebagai seorang wanita kini diriku merasa sempurna, selain aku bisa melahirkan secara normal dan bisa menyusui langsung tanpa bantuan susu formula.

"Selamat datang di dunia, Nak. Semoga kamu selalu sehat, dan tumbuh menjadi anak yang kuat, ya, Sayang."

"Mulai hari ini, Ibu akan memberikanmu nama Arsen Putra Pratama."

"Arsen, cepat tumbuh besar, ya, Nak. Maafkan Ibu, Sayang. Di saat kamu lahir, harus di tempat seperti sekarang ini, tanpa hadirnya Ayah kamu, Sayang."

Aku terus bergumam, sambil menyusui putraku. Tidak sampai lima belas menit Arsen pun tertidur pulas.

***

Hari-hari pun berlalu begitu cepat, kini Arsen sudah menginjak usia 2 tahun. Dia sudah mulai aktif bermain, berlari, dia juga sudah bisa mengucapkan bisa mengucapkan beberapa kalimat.

Seperti memanggilku Ibu, kadang kata maem sering Arsen ucapkan dan itu membuatku gemas padanya.

Pagi ini setelah kami berolah raga dan membersihkan seluruh halaman, kami sudah di perbolehkan untuk beristirahat atau bermain.

Aku pun meluangkan waktu bermain dengan Arsen, dia berlari kecil mengejar bolanya yang menggelinding sedikit jauh dan aku hanya memperhatikannya dari jauh.

Selama Arsen lahir ada teman satu selku, yang sering membantuku menjaga Arsen. Jika kutinggal dia akan bersama Mila, dia sudah menganggapku sebagai kakak. Begitu pun teman sekamar yang lain, meskipun tidak suka kalau Arsen membuat keributan di dalam sel.

Tapi, aku yakin mereka juga menyanyangi Arsen. Kudengar kabar gembira pagi ini, aku akan mendapatkan remisi karena selama dalam penjara aku selalu berkelakuan baik.

"Sena, apa kamu sudah dengar kalau kamu masuk dalam daftar remisi tahun ini. Maka kamu jangan membuat masalah, jaga kelakuan agar remisi kamu tidak di cabut," nasehat ibu sipir, yang selama ini baik padaku.

"Iya, saya sudah mendengar kabar itu. Terima kasih, sudah mengingatkan," jawabku tulus.

"Bagus, ingat terus itu," ucap ibu sipir lagi, mengingatkan. Setelah itu, ibu sipir pun pergi.

Tentang Mas Haris, meski dia jarang datang. Dia tidak pernah lupa  mengirimi mainan dan beberapa setel pakaian untuk Arsen.

Mas Haris juga sering mengirimiku pakaian, dan aku bersyukur dia masih mengingatku. Soal perasaanku padanya, entah mengapa sedikit demi sedikit mulai berkurang.

Soal hubunganku dengannya juga mulai hambar, mungkin kita jarang bertemu dan Mas Haris terlalu sibuk dengan pekerjaannya.

Kalau di tanya tentang cinta, masih cintakah dia padaku. Aku pun tidak tahu, yang kutahu saat ini rasa cintaku padanya sudah tidak seperti yang dulu.

***

Hari ini adalah hari minggu, dan sudah 4 minggu Mas Haris belum berkunjung menemuiku seperti minggu-minggu sebelumnya.

Rahasia Cinta sena AnjaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang