Part 30

396 10 1
                                    

🍁 Ketika Cinta Menemukan Pemiliknya

"Narendra, ini sudah mau sampai di parkiran. Tolong turunkan aku," ucapku, sambil memandang wajahnya.

"Tidak mau!" jawabnya dengan nada datar, aku pun hanya bisa pasrah.

Percuma saja berdebat sama orang yang keras kepala seperti dia, aku pura-pura tidur kembali. Karena malu dilihatin banyak orang.

Sampai di parkiran, Narendra menurunkanku lalu membukakan pintu mobil. "Masuklah," dia menyuruhku masuk, dengan melindungi kepalaku agar tidak terantuk.

"Makasih," jawabku, sambil memegangi jasnya yang berada di dadaku.

Narendra hanya tersenyum, kemudian ia melangkah memutari mobil lalu membuka pintu dan duduk di balik setir kemudi.

Sesaat kuperhatikan dia mengambil kunci di saku celananya, lalu pandanganku jatuh pada wajahnya yang sedikit kurusan.

Entah mengapa tanganku tiba-tiba terulur lalu menyentuh wajahnya, yang mulai kurusan dari seminggu lalu.

Kusentuh wajahnya, yang mulai di tumbuhi bulu-bulu halus. Berbeda saat terakhir saat kami bertemu.

Kurasakan tubuh Narendra menegang saat tangan nakalku menyentuh wajahnya. "Kenapa kurusan? Apa kamu sering melewatkan acara makanmu?"

"Ini lagi. Kenapa ada bulu halus, apakah kamu tidak tidak merawat wajahmu? Ini sama sekali tidak cocok denganmu, Narendra. Aku lebih suka melihatmu rapi," entah mengapa bibir ini lancar sekali, bertanya sesuatu yang seharusnya tidak boleh kutanyakan.

Gerakan tanganku terhenti saat sudah berada di rahangnya, aku baru tersadar jika yang kulakukan adalah hal yang sangat memalukan.

Dengan gerakan cepat aku beringsut menghadap ke jendela pintu, rasa malu mulai menghampiriku.

Hingga membuat seluruh wajahku terasa panas karena malu, aku pun berusaha mengipasi dengan kedua tanganku.

Gerakan tanganku terhenti, ketika tangan kekar Narenda memegang kedua tanganku. Aku pun kembalikan badan dan kami langsung berhadapan.

"Ini semua karena seorang wanita, yang tiba-tiba kabur dan membuatku seperti sekarang ini. Wanita itu pergi tanpa meninggalkan pesan untukku, atau sekadar menghubungi dahulu kalau dia ingin pergi jauh."

"Kamu tahu, jika dalam seminggu ini aku hampir gila. Tidak bisa tidur atau pun makan, hanya memikirkan wanita yang sedang memenuhi pikiranku seminggu ini."

"Aku ingin marah, kenapa dia berani menentang dan mengabaikan pesanku? Namun, saat bertemu dengan wanita itu. Kemarahanku sirna, tertelan rasa rindu yang membuncah di dada ini."

"Wanita itu adalah kamu Sena Anjani, kamu 'lah yang membuatku tidak terawat dan kurusan seperti ini. Maka kamu harus bertanggung jawab, untuk menebus kesalahanmu itu."

"A--apa maksud kamu, Narendra? Jangan bilang kamu ingin memasukkanku ke penjara lagi, apakah itu benar?" gugupku, dan mulai berpikiran negatif padanya.

"Maksudku, Aku sudah tidak bisa menahan perasaanku lagi, Sena. Aku mencintaimu. Bahkan sangat mencintaimu, Sena Anjani."

"Aku ingin menghabiskan sisa hidupku, dengan bersamaku. Sudah cukup kebencian yang kuberikan padamu selama ini, mulai hari ini dan detik ini. Aku hanya akan melimpahi hidupmu dengan banyak kebahagiaan, tidak akan kubiarkan kamu menangis lagi," jawab Narendra dengan nada lembut, kutatap manik matanya mencari kejujuran di dalam sana.

Benar saja, terlihat cinta dan kerinduan yang selama ini dia simpan untukku. Hari ini, aku bisa melihat dengan jelas jika ada cinta di dalam sana untukku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rahasia Cinta sena AnjaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang