Bab 11

298 10 0
                                    

Bab 11 🍁 Terbongkarnya Kebohongan Haris

Aku masih memandangi ponsel milik Mas Haris, dan terlihat sudah ada beberapa pesan yang masuk.

Karena rasa penasaran, dan takut jikalau ada hal penting. Maka mulai kubuka isi pesan itu.

[Sayang ... sepertinya, Sena, mulai curiga dengan hubungan kita. Lebih baik kamu cepat putuskan hubunganmu dengannya, ya.]

[Hari ini Sena menanyakan hubungan kita, dan aku tidak bisa menjawab apa yang dia tanyakan padaku tadi. Makanya aku minta izin pulang kerja lebih cepat.]

[Aku tidak mau dia bertanya-tanya terus, jadi hari ini kutunggu keputusanmu Mas. Jangan mengecewakanku, karena kita sudah lama menjalin hubungan. Bahkan kita sudah sama-sama menyakitinya, selama ini.]

[Aku lebih mencintaimu, Mas Haris. Rasa cintaku padamu jauh lebih besar dibandingkan, Sena. Jadi jangan ragu mengambil keputusan, untuk memutuskan dia.]

[Putri sangat mencintaimu, Mas. Setelah baca pesan ini jangan lupa cepat telepon, Princes, ya.]

Aku begitu shock membaca setiap isi pesan dari Putri, jadi mereka menjalin hubungan di belakangku selama ini. Sungguh tega mereka menyakiti hatiku sedemikian dalam, kenapa Meraka melakukan ini padaku?

Apa salahku pada mereka, hingga mereka tidak punya hati menyakitimu begitu dalam?Jahat sekali mereka, tanpa sadar air mata ini berjatuhan membasahi pipiku.

Kuremas ponsel itu dengan kuat, untuk meluapkan apa yang ada dalam hati ini. Rasa sakit, dan sesak menghimpit dada. Aku terus terisak, tanpa malu jika akan di dengar oleh pengunjung restoran lainnya.

Kupukul dada ini berulang kali, dan berharap bisa sedikit mengurangi rasa sakit ini.

Namun, tetap sama. Sesak di dada makin menghimpitku, ketika membayangkan mereka bersama selama ini.

Aku tidak peduli saat orang-orang dalam restoran mulai memperhatikan diri ini, dengan tatapan bertanya dan juga rasa iba. Aku terus menangis sambil menunggu pria berengsek yang sudah mengkhianatiku.

Saat aku menangis meratapi bagaimana nasib hubunganku nanti dengan Mas Haris, tiba-tiba terdengar suara yang selama ini membuat hatiku berbunga-bunga sekaligus memberikan luka begitu dalam.

"Maaf, Sayang. Lama soalnya banyak yang---"

"Sayang! Kenapa kamu menangis, ada apa, hmm?" tanya Mas Haris panik, ketika melihatku menangis sesenggukkan.

"Kenapa? Bukannya aku yang harus bertanya, kenapa? Mas Haris mengkhianatiku dengan Putri 'kan?!" sarkasku, sambil menatap tajam tepat di manik matanya.

Mas Haris langsung terdiam, mungkin dia kaget kanapa aku bisa tahu hubungannya dengan Putri sahabat karibku selama ini.

"Sampai mana hubungan kalian? Kenapa kalian begitu tega menyakitiku sampai seperti ini, Mas. Kenapa?!"

"Setelah kamu mengambil hal yang paling berharga dalam hidupku, apakah ini balasannya, Mas?! Katakan, dan jelaskan semuanya!"

"Aku ingin mendengar jawaban kamu sekarang?" tanyakku beruntun, meluapkan rasa sakit dalam hatiku.

Aku berteriak meluapkan apa yang ada dalam hati ini, tidak peduli lagi dengan sekitarnya kucoba mencari kejelasan dan kejujuran dari Mas Haris. Pria yang selama ini mengisi hati ini. Pria yang berjanji akan memberikan kebahagiaan, dan juga menikahiku.

"Maa--maafkan Mas, Sayang. Maaf telah menyakitimu. Putri yang menggodaku duluan, dan sebagai pria normal hati ini pun luluh. Kami mulai menjalin hubungan selama enam bulan ini, dan itu tanpa sepengetahuanmu."

Rahasia Cinta sena AnjaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang