Bab 12 🍁 Takut
Mas Haris yang kaget, saat berpapasan dengan truk melajukan truknya kecepatan tinggi dari arah depan.
Silaunya lampu mobil truk di depan sana, dan juga rasa panik dalam diri Mas Haris. Membuat dia tidak bisa mengendalikan mobil yang dikendarainya.
Aku masih ketakutan, sambil berteriak. Mobil yang kami tumpangi berputar-putar beberapa kali, hingga mobil itu bisa berhenti setelah menabrak pohon.
Begitu mobil berhenti, degub jantung kami masih berdetak tak beraturan. Aku dan Mas Haris sama-sama ketakutan, sekaligus bersyukur karena kami masih diberikan keselamatan. Tidak ada luka dalam tubuh kami, hanya saja perasaan ini mulai tidak nyaman karena takut.
"Mas, apakah tadi kita menabrak sesuatu?" tanyaku mulai panik, sambil menggoyang tangannya.
"Mas juga tidak tahu, Sayang. Kamu tunggu di sini, biar Mas saja yang periksa di luar," tuturnya mencoba menenangkanku, lalu dengan cepat ia turun dari mobil.
"I--iya. Mas cepat kembali, ya. Aku takut sekali," jawabku sambil mengangguk, dengan ekspresi takut.
Kutunggu hingga lima belas menit, tapi Mas Haris belum juga kembali. Lalu aku mencoba mengintip keluar jendela, tapi yang terlihat hanya sepi.
Dengan rasa penasaran, akhirnya aku pun turun berusaha mencarinya keberadaan Mas Haris. Kuikuti jalan yang di lewati Mas Haris, hati ini mulai berdegub tidak bisa tenang.
"Mas ... Mas Haris, kamu di mana?" panggilku berulang, sambil terus melangkah mencarinya.
Aku melangkah sambil melihat ke sekeliling, tapi hanya terlihat pepohonan saja. Ya, saat ini aku berada di jalanan yang cukup sepi. Mungkin tidak jauh dari sini, sudah ada perumahan. Tapi, bukan soal itu yang ada dalam pikiranku sekarang.
Melainkan di mana Mas Haris berada? Hingga langkah kecilku membawa tubuh ini ke tempat yang tidak beraspal.
Di sana terlihat Mas Haris yang berdiri dengan tatapan kosong, lalu dia terduduk dengan badan bergetar seolah ketakutan.
Aku berlari kecil menghampirinya, lalu kupegang pundaknya lembut.
"Mas kenapa duduk di sini? Sedari tadi aku mencarimu?" tanyaku beruntun, seketika Mas Haris menoleh ke arahku.
Kulihat matanya memerah, tangan kanannya terulur dengan bergetar saat dia menyentuh lenganku.
"Sena ... Mas menabrak seseorang, Dek. Mas takut. Bagaimana ini, masa depan Mas, dan masa depan kita?" adunya dengan deraian airmata, dan juga ketakutan terlihat jelas di matanya.
Bagaimana tidak takut, jika yang ada dalam pikiran priaku saat ini tanpa sengaja membunuh seseorang, dan itu bisa masuk penjara.
"Apa!"
"Apa, Mas! Mas menabrak orang tadi? Lalu di mana orang itu, Mas?" tanyaku tidak percaya, sekaligus ikut takut.
Mas Haris hanya menunjukkan ke arah di mana ada korban yang kulihat sudah tergeletak, dan bersimbah darah. Aku langsung berdiri, lalu berlari kecil melihat keadaan sang korban yang kami tabrak tadi.
Korban itu adalah seorang wanita cantik. Namun, di wajahnya sudah di penuhi darah. Saat kulihat tubuhnya yang berbalut dres warna putih.
Terlihat di area paha hingga betis kakinya ada darah yang terus mengalir, tanganku pun langsung gemetar, dan juga takut. Sama seperti apa yang di rasakan oleh tunanganku.
Aku berusaha tenang, lalu kusentuh nadi di tangannya. Namun, tidak ada denyut di sana. Kutundukkan diri ini hingga telingaku sudah berada di dada sang korban, kutunggu beberapa menit. Yapi tetap tidak kurasakan ada suara detak jantung dari sang korban.
![](https://img.wattpad.com/cover/235291126-288-k684901.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Cinta sena Anjani
Fiksi UmumSebuah insiden kecelakaan, membawa kehidupan Sena Anjani ke dalam titik terendah. Kehilangan putranya yang baru beberapa tahun ia lahirkan, membuat ia hampir gila. Kesedihan Sena, bertambah ketika tunangannya yanh ia lindungi tega mengkhianati cinta...