By
hyyeye
Taehyung memiliki kulit yang hangat sekaligus halus. Aku suka menciumi tepat dipermukaannya yang terbuka karena bibirku akan serasa dimanjakan oleh kelembutannya. Belum lagi aromanya yang memabukkan.Sebuah perpaduan dari lotion dan aroma alami tubuh Taehyung yang begitu candu.
Aku mengukungnya—mengurungnya dengan pasti di kedua lengan yang berat dan berotot. Sementara Taehyung sendiri memandang dengan mata runcing yang membulat lugu. Menggemaskan.
Ahh—bagaimana menjelaskan ini? Tetapi aku ingin memberi tahu jika aku selalu kecanduan mendaratkan bibirku di atas kulitnya.
Taehyung dibawahku agak menggeliat. Mungkin merasa tergelitik dengan kecupan beruntun. Jadi aku memutuskan untuk membawa ciuman ke bibirnya yang penuh dan mungil.
Dan si ranum satu itu juga favoritku. Rasanya yang manis seakan menantangku untuk menyesap lebih dalam. Aku melumat dengan sedikit lebih keras, memagut bibir bawah itu dengan pasti ditangkupan bibirku sendiri.
Sementara Taehyung mengatup dan membuka mulutnya demi satu tarikan nafas. Aku memutuskan melepaskan ciuman, tidak ingin Taehyung terengah karena hari masih terlalu terik untuk memulai sesuatu yang lebih panas.
Aku memutuskan menguburkan gairah yang tersulut pada perpotongan lehernya yang menguarkan aroma manis. Sambil mencuri banyak ciuman kupu-kupu disepanjang bahu yang pelapisnya telah aku singkap dari tadi.
“Paman Jeon?”
“Ya sayang?”
“Taetae akan bermain dengan Jiminie di taman hari ini, boleh?”
Aku mengangkat tubuh kecilnya dan ku dudukkan di atas ranjang. Menatap wajah mungil Taehyung yang memerah sekaligus imut. Baju kebesaran merosot hingga pundak mulus kecilnya yang penuh bekas ciuman terlihat.
“Tentu sayang, jangan sampai jatuh ketika bermain.”
Ia tersenyum riang, kaki kecilnya berlari cepat menyongsong keluar kamar ketika mendengar suara panggilan khas anak kecil lainnya. Tidak apa-apa, bocah tujuh tahun seperti Park Jimin tidak akan mengira-ngira mengapa tubuh temannya penuh bekas ciuman.
.