By
hyyeyeMengangguk-angguk dari segala yang diocehkan kekasih adalah yang Jungkook lakukan saat ini. Taehyung sedang menggerutu tentang cat minyak miliknya yang tiba-tiba terbuka hingga kering kerontang, atau pajangan ruang tamu yang berpindah ke ruang kamarnya, dan perabot dapur yang tersasar hingga balkon depan.
"Kau tidak lagi membutuhkan ruangan ini kan?" Jungkook menoleh pada Taehyung yang memasang raut bertanya. Mulai menanggapi ketika Taehyung berhenti mengoceh. "Mungkin sudah tidak terlalu," jawabnya tidak yakin.
Ruangan yang dimaksud adalah satu tempat dengan ukuran tidak terlalu besar, tadinya dipakai sebagai tempat Taehyung melukis dan disekat untuk studio kecil Jungkook. Tempat ia biasanya mencuci foto hasil karyanya sendiri secara analog. Hal yang selalu membuat Taehyung bertanya-tanya mengapa Jungkook masih mempertahankan ruangan gelap atau hanya berwarna merah itu untuk mencuci foto ketika mereka kini dapat mencetak foto dengan mudah. Karena itu mereka disini atas paksaan Taehyung yang meninginkan satu ruang secara penuh untuk tempatnya melukis. Jungkook tentunya tidak bisa berkata tidak.
"Whoaa.. aku tidak tahu jika kau sebegitu sukanya padaku." Ucap Taehyung ketika menemukan banyak fotonya yang tergantung sambil cekikikan. Sementara Jungkook sendiri menyipit menatap deretan dimana banyak foto Taehyung yang sepertinya diambil secara sembunyi sembunyi.
Baru saja akan mengatakan sesuatu, tubuh Jungkook dipeluk erat Taehyung dari belakang. "Aww gukkie~ kau sangat romantis." Pada akhirnya Jungkook hanya membalikan badan dan memeluk Taehyung lebih erat.
.
Ruangan telah dibereskan Jungkook sejak lama. Taehyung hanya tinggal terima beres untuk menggunakan ruangan itu sepenuhnya. Dan ia belum lagi mengunjungi tempat itu dikarenakan pekerjaannya yang lain, atau mungkin hanya terlalu sibuk merindukan Jungkook yang tengah bertugas diluar kota. Mengirimi kekasihnya itu dengan suara-suara rengekan agar Jungkook segera pulang.
"Aku ada diruang lukisan. Iya iya, aku makan dengan benar kok.."
"Aku sudah jadi anak baik saat kau pergi. Cepat pulang dan bawakan aku oleh oleh yang banyak!"
Taehyung kembali mendengarkan suara Jungkook dari seberang sana sambil matanya mengawasi keseluruhan ruangan yang kini jauh lebih luas, ditata ulang sedemikian rupa dan Jungkook bahkan menambahkan furniture baru juga pernak-pernik yang disukainya. Taehyung jadi semakin merindukan Jungkook.
"Kau juga menambahkan patung badut? Aku tidak yakin aku membutuhkan ini.." tanyanya sedikit heran. Memperhatikan satu patung badut berukuran lebih besar darinya dengan posture bak manusia sungguhan dengan balon hjiau ditangan. Ada dengungan panjang dari Jungkook sebelum menjawab.
"Taehyung tolong dengarkan aku. Sekarang keluar dari ruangan itu."
"Hah? Kenapa?"
"Turuti saja. Dan jangan panik, keluarlah secara perlahan."
Taehyung menurut menutup pintu dari luar dan pergi dari sana meskipun hatinya berteriak khawatir. "Sekarang apa?"
"Keluar dari apartemen. Pergilah ke tetangga sebelah dan minta Yoongi hyung mengunci pintunya lalu hubungi polisi."
"Kenapa gukkie? Kenapa? Kau membuatku takut."
"Hanya turuti aku, sayang. Ingat untuk tidak terlihat panik."
"Oke.. aku sudah ada di apartemen Yoongi hyung sekarang."
Taehyung yakin dari sana Jungkook telah mendengar suara Yoongi yang tengah menelepon polisi. "Katakan untuk meminta bantuan. Dan suruh mereka cepat datang."
"Sebenarnya ada apa gukkie?"
"Aku tidak pernah meletakkan patung apapun Taehyung, tidak dengan patung badut dan aku juga tidak pernah memotretmu diam-diam."