By
hyyeyeAku mengirimu cokelat hari ini Boo~ dengan kacang almond kesukaanmu.
Semangat untuk ujian praktikmu nanti siang Boo.
Sekotak strawberry ini aku dapatkan langsung dari .. untukmu Boo. Rasanya lezat dan tidak asam. Mereka manis seperti dirimu.
Selamat pagi, Boo. Kau melupakan sarapanmu.
Kenapa kau membuang kotak hadiah dariku Boo? Itu Channel limited edition yang kau inginkan bukan? Atau salah aku membeli?
Jangan memberikan hadiahku pada temanmu. Aku tidak suka Boo! Aku membelikan gelang itu untukmu!
Ini teddy bear middle size milikmu. Aku akan kirimkan yang super large ke apartemenmu hari ini. Aku mencitaimu, Boo.
Taehyung buru-buru meremas notes itu. Dia menatap takut pada boneka beruang yang teronggok di atas meja apartemennya. Dan satu lagi yang teronggok mengenaskan di lantai karena ukurannya yang tidak main-main.
Dia sama sekali tidak tahu menahu asal mula semua ini. Ini memgerikan! Selepas ia dengan iseng pergi ke suatu pesta mewah yang entah milik siapa karena penyelenggaranya dengan bebas mengizinkan siapapun untuk masuk, ia kini dihadapkan pada teror yang melandanya hingga dua bulan lebih.
Ia sudah pernah melaporkan hal ini. Tapi pria yang entah siapa terus memanggilnya Boo itu nyaris tidak pernah terlacak. Seperti hantu. Tidak berwujud tetapi terornya begitu nyata.
Dia tidak dapat menuduh siapapun ketika semua orang yang hadir di pesta merupakan kumpulan orang-orang random. Dirinya bahkan salah satu dari mereka. Si pria juga tidak henti mengiriminya berbagai macam benda yang nilainya ratusan juta. Bahkan terkadang bisa menembus enam digit yang membuatnya ketar ketir.
Si stalker itu tidak pernah gagal membuatnya risih. Dia seperti merasa tidak pernah aman dimanapun dan kapanpun. Dia semacam alat sadap yang tahu apapun yang Taehyung lakukan.
Taehyung menggigit bibir ketika menyadari jika ia kehabisan beberapa makanan untuk makan malam. Tidak ada yang tertinggal dan ia tidak dapat delevery makanan disebabkan ponselnya hancur berkeping-keping ketika si stalker mengetahui ponselnya dan mengirimnya gambar dirinya sendiri yang di ambil secara diam-diam.
Sialan! Sialan! Sialan!
Dia terlambat makan dan bahkan sebenarnya telah meninggalkan makan siangnya. Dia juga tidak dapat meminta bantuan apapun pada tetangganya mengingat ini merupakan hari keduanya pindah di apartemen setelah sebelumnya ia pindah tiga kali demi menghindari stalker gila itu.
Tetapi itu tetap tidak berguna.
Taehyung mengambil napas dalam. Sejauh ini si pria gila itu belum pernah menampakan dirinya. Mungkin tergesa hingga ke mini market depan tidak akan menimbulkan kejadian apapun. Lagipula ini belum terlalu larut.
Ia putuskan untuk segera keluar berjalan dengan langkah lebar dan pandangan tidak fokus. Dia berusaha tidak menatap sekitar dan berdoa agar ia bisa berjalan lebih cepat dari ini.
Taehyung menahan napas ketika didengarnya suara langkah kaki yang mengikuti. Dia melirik dari balik bahunya demi mendapati sesosok pria, dengan hoodie hitam yang menutup rapat hingga kepala. Wajahnya tidak terlihat dan mulutnya seperti melengkungkan senyum separuh.
Taehyung sudah berlari ketika si pria secara terang-terangan mengikuti sangat dekat dengannya. Ia nyaris saja menangis ketika hari dimana si pria akan memunculkan dirinya akhirnya tiba.
'Ayo Taehyung! Mini market hanya tinggal lima langkah lagi darirmu! Kau aman disana!'
"Ach!" Taehyung memekik kesakitan ketika lengan atasnya di cengkram kuat sedetik sebelum tangannya berhasil meraih gagang pintu mini market.
"Lepaskan aku!"
"Tolong! Siapapun tolong aku!"
Tubuhnya ditarik paksa menjauh dari area mini market dan Taehyung dengan sekuat tenaga berusaha melonggarkan cengkramannya. Dia berhasil dan bahkan si pria itu terjerembab ke tanah.
Taehyung baru saja akan berlari ketika si pria mengambil ancang-ancang untuk menyerangnya. Tetapi belum sempat dia menyongsong Taehyung, sebuah tendangan mengenai tepat di pelipis kanan pria itu. Taehyung sampai menahan napas melihatnya.
Ada seorang pria lain yang kini menghajar pria itu. Dalam sekali dua pukulan si stalker itu tumbang begitu saja. Taehyung takjub bagaimana kuatnya tenaga pria yang menolongnya.
"Cepat panggil polisi!" pria itu menyodorkan ponselnya dihadapan Taehyung dengan sebelah tangan karena tangannya yang lain tengah mengunci pergerakan si pria yang menguntitnya dan tidak perlu menunggu waktu lama untuk Taehyung melakukannya.
Polisi datang tidak lama kemudian. Mengangkut pria asing yang wajahnya masih tertutup rapat oleh hoodie itu. Taehyung tidak pernah merasa selega ini sebelumnya. Ia mengucap banyak doa dalam hati merasa begitu berterimakasih pada Tuhan.
"Terimkasih telah menolongku, err tuan-
"Aku Jeon Jungkook." pria itu mengulurkan tangan. Tersenyum simpul ke arah Taehyung dan Taehyung tiba-tiba saja dihinggapi perasaan malu karena kini dengan jelas melihat rupa Jungkook.
"Namaku Kim Taehyung. Terimakasih telah menolongku, Jungkook-ssi." Taehyung menatap Jungkook yang jas kerjanya nampak kusut dan sedikit kotor oleh debu jalanan. Sisa-sisa perkelahian. "Aku sungguh tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi padaku jika kau tadi tidan menolongku."
"Santai saja, Taehyung."
"Tidak perlu berterimakasih, lagipula, aku tidak akan membiarkan pria yang kucintai disentuh pria manapun, Boo."
.