By
hyyeyeDalam hatinya selalu penuh akan pertanyaan yang di awali kata 'Kenapa'.
Kenapa bisa orang berbuat tindak kejahatan?
Kenapa ada orang yang bisa bertindak sedemikian keji terhadap makhluk lain yang sebenarnya sama seperti dirinya?
Kenapa mereka melakukannya? Alasan apa yang mendasari? Adakah yang menyuruh? Atau sebenarnya hanya keinginan pribadi untuk melakukan tindakan jahat itu?
Taehyung sungguh tidak mengerti. Ia tinggal sedari kecil bersama ibu tiri dan dua kakak tirinya yang lain, hidup sekian tahun dengan dirajam derita dan perlakuan bak binatang. Perlakuan tidak adil selalu ia dapatkan semenjak ia terpaksa hidup dengan mereka setelah kematian ayahnya.
Tidak habis pikir, ia kira satu-satunya nasib buruk hanya jatuh menimpanya. Sampai ia melihat bagaimana sang ibu tiri memotong paksa jari-jari kaki milik kakak sulungnya agar kakinya yang panjang dapat muat di sepatu kaca yang mewah dan indah. Ia hanya meringis menyaksikan bagaimana darah merembes melalui sepatu itu. Atau saat kakak perempuannya yang lain dipaksa tidak boleh memakan makanan apapun kecuali minum air putih selama berhari-hari karena tubuhnya yang tambun tidak akan masuk pada gaun kebesaran yang indah.
Bahkan keduanya adalah putrinya, yang sebenarnya sama saja karena mewarisi kekejaman ibu mereka.
Tetapi sekali lagi, kenapa? Otak Taehyung tidak mampu merancang kejahatan seperti yang dilakukan mereka. Atau memang begitulah isi otak para penjahat? Apa milik mereka berbeda dengan orang normal lainnya?
"Ini tidak berisi apapun selain darah, darah dan darah. Dan gumpalan merah muda aneh yang penuh darah."
"Tidak ada yang spesial." gumamnya lagi.
Taehyung merengut lesu. Bahunya turun kecewa dan ia melepaskan pisau daging yang sedari tadi digunakannya untuk membongkar isi kepala ibu tiri serta kedua kakak tirinya. Ia hanya terlampau penasaran. Ia mengusap keringat imajiner dipelipisnya, ini cukup menguras energi. Ia memandangi mayat ketiganya yang berserakan.
Ada sekelibat cahaya yang masuk saat pintu ruangan yang digunakannya terbuka. Tetapi cahaya itu terpaksa terhalang kembali karena ada sosok pria bertubuh tegap dan kokoh berdiri disana.
"My Cinderella, apakah kau sudah selesai?"
Mendengar suara itu membuat Taehyung bangkit. Ia mengulurkan tangannya pada pria itu dengan wajah merengut dan rengekan yang tertahan ditenggorokan.
"Eung gukkie~ ternyata ini hanya buang-buang waktu." Katanya mengadu, yang dipanggil 'gukkie' terkekeh kecil, mengambil sapu tangan dari jubah kebesarannya dan dengan telaten mengusap darah dari kedua lengan kecil yang terulur kearahnya.
"Apa yang telah kukatakan, sayang? Seharusnya kau biarkan pengawalku yang melakukannya dan kau hanya perlu menonton." ia membalik sapu tangan itu kebagian yang lain yang masih bersih dan mengusap cipratan darah di pipi gemuk Taehyung
"Hanya penasaran, gukkie~"
Pria itu terkekeh dan kini menyambut pelukan Taehyung yang sempat tertahan karena banyaknya noda darah.
"Pangeran, Raja telah menanti anda di jamuan makan malam."
"Aku akan segera kesana. Dan bereskan kekacauan ini."
Sementara bawahannya menjalankan perintahnya, pria itu kembali memusatkan atensi pada kekasih pujaanya. "Ayo pergi. Kita siapkan dirimu secantik mungkin di hadapan ayahku."
.