By
hyyeyeJungkook jelas tahu, skizfrenia dan indigo itu merupakan dua hal yang berbeda. Tetapi melihat Taehyung yang berdiri kaku ditengah api yang menjalari seluruh ruangan, membuatnya pelik bukan main.
Adalah awal dimana ketika satu-persatu teman mereka ditemukan meninggal. Ditemukannya Min Yoongi tertembak pada tempurung kepalanya adalah awal. Lalu disusul Kim Namjoon yang mati teracuni, pria itu sempat ditolong namun akhirnya tetap meninggal juga. Kematian berikutnya pada hyung diantara mereka, Kim Seokjin yang sedang mengikuti praktek di salah satu rumah sakit hingga ditemukan terkapar di atas bangkar rumah sakit dengan keadaan isi perut bercecaran. Jimin yang loncat dari atap gedung kampus mereka, lalu setelah segala kesedihan itu, teman mereka yang lain, Jung Hoseok yang menghilang secara misterius.
Tetapi kini Jungkook mengenalinya melalui sebuah gelang yang terpasang ditangannya dalam ruangan penuh asap ini. Hanya tinggal daging yang membusuk dan tulang yang mencuat. Sedang dirinya disini terkapar tidak berdaya bahkan dirinya rasa mengalami patah pada tulang. Jungkook adalah pria kuat yang tidak mudah dilumpuhkan. Tetapi bagaimana mungkin dirinya tidak lengah ketika yang didapatinya ketika membuka kamar asramanya adalah Taehyung kekasihnya sendiri? Jungkook jelas tidak menyimpan rasa curiga apapun meski tanpa aba-aba Taehyung menghantamnya dengan besi panjang. Lalu terdamparlah dirinya disini, merasa remuk luar dalam.
Dalam asap itu, Jungkook melihat Taehyung nampak bebicara dengan seseorang dibalik sana. Kekasihnya menangis, nampak gelisah sekaligus ketakutan. Alangkah inginnya Jungkook kesana dan meraihnya, memeluknya dan menenangkannya, tetapi ia bahkan perlu merangkak untuk sampai kesana.
Setelah fokus matanya kembali, terkejutlah ia, karena seseorang yang ia kira lawan bicara Taehyung, ternyata hanyalah udara hampa. Mereka hanya bertiga disini. Dirinya, Taehyung dan mayat membusuk Hoseok. Saat asap kian menebal dan suara tembakan terdengar, Jungkook sangat berharap bahwa suara samar ambulance yang didengarnya bukanlah khayalan belaka.
.
"Aku yang tidak bisa menjaganya dengan baik,"
"Tidak, tidak akulah yang salah. Seharusnnya aku tidak pernah lalai mengawasinya."
Dari samar suara itu, Jungkook mengenalinya sebagai suara wanita. Wanita yang selalu memberikannya senyuman manis ketika membukakan pintu, memberikannya kue kue kering yang lembut dan secangkit teh hangat, orang yang sering kali diajaknya bicara mengenai Taehyung sekaligus tempatnya mencurahkan beberapa beban pikirannya, dia yang sedang sibuk berargumen dengan seseorang dibalik telepon. Dia ibu Kim Taehyung.
Jungkook rasanya dirinya ada didalam brangkar, selang infus dan alat bantu pernapasan terpasang ditubuhnya. Inginnya ia mencari tahu keadaan Taehyung, tetapi suasananya begitu ricuh hingga suara paling terdengar di dekatnya adalah percakapan sambungan telepon ibu Taehyung.
"Hansung putraku yang malang,"
Nama itu mengingatkannya pada seorang remaja pria, bertubuh kecil kurus dan berkacamata tebal. Rambut cepak berwarna cokelat dan mental ringkih. Remaja yang saat sekolah menengah pertama merupakan korban bullying ia dan teman-temannya yang lain, bahkan pada saat malam prom kelulusan mereka, ia masih sempat mengerjai bocah itu, mengiriminya ke sebuah gedung bekas pabrik dan menguncinya disana. Setelahnya mereka tidak peduli apa yang terjadi pada pemuda itu.
"Seharusnya saat aku menemukan dia di gudang tua itu dalam keadaan sekarat, aku seharusnya tidak tidak pernah mengizinkannya lagi keluar rumah."
"..."
"Ia trauma berbulan-bulan! Tidak ada yang dapat kulakukan sebagi ibunya selain membuang jauh jauh identitasnya sebagi Hansung dan menggantinya menjadi Kim Taehyung."
"..."
"Dengan menjadi Taehyung, dia tidak lagi ditindas. Ia menjadi populer, memiliki banyak teman dan bahkan memiliki pacar. Tidak ada lagi yang dapat membuatku bahagia selain melihat anakku bahagia juga."
"Dan soal itu, aku tidak tahu menahu jika sisi Hansung masih ada pada Taehyung sekarang. Bukan salahnya jika ia masih menuntut untuk membalas dendam."
"..."
"Aku ibu yang baik, bukan?"
.
"Jungkook.. sudah bangun?"