By
hyyeyeJungkook sedang menghabiskan makan siangnya ketika ponselnya berdering oleh panggilan masuk.
'Yoongi hyung'
Begitu yang tertera disana. Jungkook kontan menjawabnya.
“Hei Jungkook-ah, apa kau sedang sibuk? Aku ingin mengirim seseorang kepadamu.” katanya. Yoongi memang salah kolega dalam profesinya sebagai psikiater, pria itu membuka praktek di gedung yang sama dengannya dan merupakan senior baginya. Tidak jarang mereka akan saling mengirimkan pasien satu sama lain apabila salah satu dari mereka sedang sibuk.
“Tidak juga, hyung. Bagaimana detail pasiennya?”
“Gangguan emosional. Tuan Kim sangat khawatir dengan kondisi moodnya yang sering berubah drastis.”
Ah ganguan emosional. Sejujurnya cukup sulit menangain pasien yang moodnya selalu berubah-ubah. Entah titik mood mereka akan berada dalam titik terendah atau mungkin sebaliknya, dan itu sedikitnya membuat Jungkook harus selalu ekstra berhati-hati. Tetapi karena jadwalnya yang kebetulan kosong, mungkin tidak ada salahnya menerimanya.
“Oke, hyung.”
“Begini Jungkook, karena kondisinya emosinya yang meledak-ledak, aku tidak yakin apakah ia bisa datang ke gedung hari ini atau tidak. Apa kau keberatan jika kau yang harus datang mengunjunginya?”
“Baiklah. Aku yang akan datang kesana, kau kirim saja alamatnya, hyung.”
Meski sedikit merepotkan, Jungkook akhirnya pergi ke salah satu apartemen di daerah Jamsil. Kawasan elit yang cukup padat terutama di jam kerja seperti sekarang. Tidak memerlukan waktu lama baginya untuk menemukan tempat tinggal pria itu. Ia pergi menuju lift yang akan membawanya ke tempat tinggal tuan Kim.
Setelah 10 menit menanti, Jungkook mulai tak sabar di lorong dekatnya menanti ia melihat ada kerumunan orang berdiri di depan elevator yang lain. Mereka saling bercakap-cakap satu sama lain, seperti mendiskusikan sesuatu.
“Ada apa ini?” tanyanya pada salah satu pria disana.
“Lift-nya macet.” jawab salah satu dari mereka.
Sial, ini akan membutuhkan waktu cukup lama. Pikirnya.
“Terjadi sesuatu kah?”
“Katanya lift sedang digunakan untuk penyelidikan. Kudengar ada pembunuhan terjadi.”
Jungkook menyerit tetapi memilih mengabaikan kerumunan orang yang kembali bergossip soal pembunuhan yang dimaksud. Pikirnya, yang benar saja.
Namun karena semakin ramai, Jungkook kira ini akan memakan waktu lebih lama dari apa yang ia bayangkan. Telponnya kembali berdering tiba-tiba.“Bagaimana?" Suara Yoongi terdengar di dalam telepon.
“Ada kendala. Mereka mengatakan ada penyelidikan terkait kasus pembunuhan.”
“Oh astaga! Mungkin sebaiknya kau kembali dan datang esok hari.” Yoongi menyahuti dari seberang sana.
“Kupikir juga begitu. Ngomong-ngomong siapa nama pasien itu?”
“Aku hanya memanggilnya tuan Kim.” Yoongi nampak mencoba mengingat, “Kim, entahlah aku tidak begitu ingat ...dia itu ...”
“Oke oke, jangan katakan dulu. Biarkan aku mencari tahunya sendiri, aku juga ingin membentuk opiniku sendiri tanpa ada pengaruh darimu, oke hyung?”