By
hyyeye
Taehyung menggerung dalam pelukan Jungkook. Ada suara tangisan anak kecil yang sama terdengar hingga ke kamar mereka. Dengan mata yang berkedip beberapa kali mencoba mengumpulkan kesadarannya. Cuaca di luar cukup dingin, mungkin akan turun hujan tidak lama lagi. Tubuh Taehyung sedikit menggigil, sedikit tidak rela melepaskan pelukan hangat suaminya namun ia harus bangun, anak mereka menangis karena lapar.Saat memindahkan lengan Jungkook dari pingganya, pria itu justru terbangun. Dengan wajah khas bangun tidur ia menampilkan raut bertanya.
"Sepertinya anak kita lapar, gukkie. Aku akan ke dapur untuk membuatkan susu."
"Biar aku saja, istirahatlah kembali." kata Jungkook, mencegah Taehyung bangkit dan memastikan pasangannya itu kembali lelap. Sebenarnya ia baru saja pulang kerja dua jam yang lalu, baru sekejap ia merasakan hangat pelukan Taehyung. Pikirnya sekalian saja ia menumpuk lelah. Lagipula Taehyung sendiri pasti lelah juga mengurus rumah sekaligus anak mereka, anak itu akhir-akhir ini begitu rewel dan banyak menangis.
Sambil menghela napas Jungkook membawa nampan berisi makanan dan segelas susu, berjalan ke lorong yang akan membawa pada pojok ruangan dimana anak mereka tinggal.
Lampu di dalam kamar terang benderang, ada setumpuk mainan yang tersusun dalam box besar, belum lagi yang berjajar rapih di lemari. Ranjang luas yang berisi bantal-bantal yang lembut itu kosong. Jungkook melangkah menuju sudut ruangan dimana ada satu kerangkeng besar terbuat dari besi yang dicat hitam mengkilat.
Ia letakkan nampan ke bawah dan menatap tajam pada sosok mungil yang meringkuk di pojok. "Kenapa menangis, Taeguk? Ada yang sakit?"
Anak itu masih terisak, tidak berani menatap balik manik yang menatapnya tajam. "K-kumohon, hiks, aku bukan T-taeguk.. Aku tidak tahu siapa dia.. Hiks, biarkan aku pergi dari sini." Jungkook terkekeh menyeramkan dan mengetuk-ngetukkan jarinya di atas besi kerangkeng itu. "Jadi kau lebih memilih berakhir seperti teman-temanmu yang lain daripada duduk tenang disini dan menjadi Taeguk kami?" ujarnya mengancam, saat anak itu berhenti menangis, Jungkook bangkit berdiri.
"Berhentilah menangis dan cobalah menjadi penurut. Aku akan pertimbangkan untuk mengeluarkanmu dari jeruji besi itu."