By
hyyeyeKatanya, manusia itu memiliki insting alami ketika merasa dirinya diawasi.
Tetapi kurasa kau tidak memilikinya. Itu terbukti dari bagaimana aku masih dapat memperhatikanmu ketika kau tertidur, melihat dengan siapa saja kau bertemu ataupun fitur terakhir yang kau gunakan di ponselmu.
"Aku tahu ini terdengar tidak masuk akal, tetapi kumohon bantu aku, tuan Jeon."
Nah sekarang kenapa aku sendiri tidak mengerti kau tahu tentang situs itu. Situs yang tidak seharusnya pria semurni dirimu mengetahuinya. Situs dimana aku mengumpulkan pundi-pundi uang yang tidak sedikit.
"Aku sungguh sudah muak, tidak ada yang mendengarkanku jika aku ini dikuntit. Orangtuaku, teman-temanku bahkan ketika aku dua kali melapor polisi." oh-aku sedikit terkejut. Kupikir kau benar-benar tidak peka terhadap kehadiranku. Tetapi aku tidak menjawab, aku hanya mendengarkanmu sejak awal pertemuan kita tanpa berniat berbicara.
"Jika kau setuju, pada akhirnya mereka akan percaya. Mereka akan mencari bajingan yang membuat hari-hariku tidak tenang sampai ketemu. Mereka akan memastikan pria itu dihukum seberat-beratnya dan kematianku tidak akan menjadi sia-sia."
Kau pria kecil yang malang, menyewa pembunuh bayaran melalui situs terlarang demi satu dua buah kebenaran yang menyakitkan. "Aku akan membayarmu, lebih dari tarif yang biasanya kau dapatkan." kini kau mencoba untuk meyakinkanku.
"Aku tidak butuh uangmu,"
Kenapa tersentak? Kupikir kau mengenali suaraku dengan baik. Aku terkesan. Lihat bagaimana matamu yang cantik itu membulat dengan menggemaskan. Kau ketakutan setelah mendengar suaraku huh?
"Tetapi karena kau memintanya, jangan khawatir, aku akan melakukannya dengan percuma." kataku sambil menodongkan senapan tepat ke kepala Taehyung.
.
Senyum tidak dapat luntur dari mulutku yang tengah sibuk menggerus kacang. Menyaksikan berita yang bak drama sabun itu ternyata sungguh menghibur mentalnya. Lihat siapa yang kini penuh isak tangis di hadapan pers dan media.
Taehyung memang hebat dalam membuat rencana.
Satu kota yang dipenuhi pemberitaan tentang dirinya. Soal orangtuanya yang kini nampak tak bernyawa memohon dengan sorot sendu akan eksistensi putra kecilnya yang hilang, atau bagaimana kepanikan melanda seluruh teman Taehyung di kampus hingga orang-orang yang menyebut diri mereka sahabat Taehyung mengadakan aksi pencarian sia-sia.
"Kau seharusnya melihat ini sekarang, honey." kataku sambil bergumam. Batinku, cerdik juga Kim Taehyung mencetuskan ide seperti ini. Lihat sekarang bagaimana masyarakat akan menghakimi banyak orang yang diduga menjadi pelaku akan terbunuhnya dirimu.
Setidaknya begitu pikir mereka.
Aku melirik jam yang kini jatuh di 09.48. Brunch time sempurna yang biasanya kau senangi. Apa yang akan kusiapkan? Shortcake lembut dengan potongan segar stoberi atau waffle renyah yang krim susunya melimpah? Aku lihat kau sangat menyukai keduanya.
Kini aku beralih padamu, melihat ke dalam jeruji tralis yang mengkilat putih. Haruskah aku membangunkan tidur nyenyakmu sekarang atau aku longgarkan saja sedikit rantai dikakimu?