By
hyyeye
‘Jangan lagii!’ Teriak Taehyung dalam hati.Dia merunduk penuh depresi ketika Nick dan teman-temannya kini berhasil meraih tas miliknya dan mendorongnya penuh tenaga hingga terjerembab ke tanah.
“Ya ya, kau memang seperti perempuan. Selain wajahmu itu, kau juga lemah seperti mereka!”
“fufufufu kau tidak boleh mengejeknya sepeti itu Nick, atau dia akan mengadu pada pacar gay-nya itu!”
“Hahahahahaha..”
Taehyung meringis. Dia tidak peduli dengan segala cacian itu, sudah terlampau biasa. Ia adalah anak beruntung yang berhasil mendapat beasiswa dari negara asalnya Korea Selatan menuju negara adidaya seperti Amerika ini. Namun kehidupannya disini tidak seberuntung itu.
Dia tinggal bersama satu keluarga yang menampungnya selama bersekolah disini. Mereka terlalu baik dan Taehyung tidak ingin merusuhi mereka lagi ketika dua hari lalu ia baru saja mengganti seluruh peralatan sekolahnya yang basah kuyup karena perbuatan Nick dan teman-temannya itu. Dan kini orang-orang sialan itu akan membuatnya kembali merasakan malu karena harus kembali menyusahkan orangtua angkatnya.
“Lihat kesana, pretty boy! Bukankah itu pacar gay-mu? Hahaha..”
Dagunya dipaksa mendongak. Melihat ke arah depan dimana ada sosok pemuda Korea lain tengah berdiri acuh tak acuh di dekat mobil Jeep miliknya. Dia adalah Jeon Jungkook. Salah satu siswa lain yang terpilih seperti Taehyung, sama-sama menerima beasiswa. Bedanya, Jeon Jungkook terlahir lebih berada daripada Taehyung.
Tidak ada yang berani mengganggunya karena itu. Tubunya besar dan penuh otot yang mungkin saja dapat mematahkan tulang lengan siapapun yang mengusiknya. Lagipula, pemuda itu terlalu dingin dan orang-orang tidak ada yang berminat mendekatinya. Termasuk Taehyung sendiri, ia tidak pernah sekalipun bertergur sapa dengannya meskipun mereka berasal dari tempat yang sama.
“Dia melihat kesini, dude. Sebaiknya kita pergi sebelum si kecil ini mengadu.”
Taehyung menahan dada penuh sesak ketika Jungkook pergi begitu saja padahal ia yakin pemuda itu sempat menatapnya lurus dengan jelas. Tetapi pria itu hanya acuh dan masuk ke dalam mobil sementara Taehyung duduk lemas diatas aspal jalanan yang panas sendirian.
Taehyung berjalan lesu menyusuri jalan setapak yang dekat dengan area perumahannya. Tiap hela napasnya ia hitung sambil otaknya memutar alasan tepat mengapa ia kembali ke rumah tanpa membawa apapun seperti ketika ia berangkat.
Orangtua angkatnya mungkin tidak akan marah jika ia kembali meminta keperluan sekolah yang baru. Tetapi mereka akan sangat marah ketika mengetahui alasan sebenarnya, mereka akan menuntut pada pihak sekolah dan ini akan menjadi skandal besar. Lalu pada akhirnya Taehyung yang akan kembali menerima perlakuan lebih kasar.
Ia yakin Nick tidak akan segan memukulnya jika ia mengadu. Taehyung akhirnya berjalan kaki sambil menangis.
Ketika ada suara deru mobil di belakang, Taehyung menyingkir—memberi jalan ditengah jalanan belukar yang sempit itu. Tetapi mobil itu menarik atensinya, terutama ketika ia mengenalinya sebagai mobil Jeep milik Jungkook berhenti tepat dihadapannya.
Taehyung menelan ludah gugup ketika pintu mobil terbuka dan menampilkan sosok Jungkook yang keluar sambil menenteng tas miliknya. Pemuda itu mendekat ke arahnya dengan wajah tanpa ekspresi.
“Milikmu,” katanya dengan suara dalam sambil mengelus pipi Taehyung. Dia kemudian berlalu setelah menyerahkan tas dan kembali ke mobil. Taehyung masih terpaku pada awalnya namun ia tersentak ketika bagian belakang mobil Jungkook penuh bercak darah dan jiplakan telapak tangan.
Tidak lama ada wajah tengil yang selalu Taehyung sumpah serapahi muncul di jendela belakang mobil. Penuh luka sayatan dan nyaris tidak dapat dikenali karena separuhnya hancur penuh darah. “Kim Taehyung! Tolong aku kumohon!”
“Maafkan aku! Kumohon selamatkan aku!” tetapi teriakan itu melebur ketika Jungkook membawa pergi mobilnya pergi darisana. Taehyung akhrinya pulang kerumah dengan langkah yang lebih riang. Ia memeluk tas miliknya dengan senyum lebar.
.
Maybe sedikit terdengar rasis. Btw ini terinspirasi dari short horror movie 'piggy'.