By
hyyeyeHuru-hara pesta itu lenyap dalam sekejap ditelan kegelapan. Pesta dalam ruangan luas yang meriah sekaligus mewah, kemilau lampu utama yang sedari tadi menyoroti hilang dan berganti dengan pekat malam. Lalu sudah menjadi tanggung jawab pemilik pesta untuk mengecek kekacaun kecil yang tercipta.
Jungkook yakin sekali bahwa ia tidak lupa membayar tagihan listrik, sama sekali tidak. Sebuah alasan mengapa pemutusan listrik dapat terjadi tiba-tiba. Langkahnya semakin mantap menuju panel dimana pusat listrik dirumahnya berada.
Ada sosok kecil mungil yang berdiri diatas kursi rendah, lengan kecilnya baru selesai terulur menuju panel. Ini dia penyebab pemutusan listrik sepihak. Mata berkilau dalam kegelapan itu menatap Jungkook. Pertama terkejut lalu ketakutan berlebih setelahnya.
Meski pandangannya masih penuh tanya, Jungkook membantu bocah itu turun dari kusinya dengan hati-hati. Setelah memastikan pijakannya tepat, Taehyung justru bersingut semakin menajuhi Jungkook, melipat kedua kakinya dan menyembunyikan wajah dibalik lipatan tangan lalu menangis.
"Hey sayang, ada apa? Sesuatu mengganggumu? Bukankah seharusnya kau berada di kamarmu saat ini?" Tanya Jungkook begitu lembut, membujuk dengan membelai kepala Taehyung sama lembutnya. Taehyung hanya membalas dengan isakan, entah takut karena menyebabkan kekacaun atau yang lain.
"Kau kesepian di dalam kamar sendirian, hm? Ingin bergabung dengan pestanya?"
Kembali pertanyaanya tidak jawab. Jungkook mendesah, bangkit dari acara berdirinya hingga menimbulkan bayang-bayang tinggi besar yang tertimpa sinar bulan dari luar. Ia tidak bisa membuat tamunya menunggu lebih lama, namun ia tidak bisa meninggalkan Taehyung seorang diri.
"P-paman Jeon.."
Ada cicitan yang keluar dari bibir mungil Taehyung saat Jungkook berhasil mengangkat tubunya di kedua lengan dalam sekali ayun. Dikecupnya bibir lembut itu sekali.
"Maafkan aku, sayang. Maaf karena aku tidak tahu jika kau hanya pura-pura tidur ketika aku membunuh orangtuamu saat itu. Kau pasti trauma, benar?".