Pertemuan Tak Terduga

3.1K 408 113
                                    

Meeting telah berakhir dua menit yang lalu. Pihak Greenland sepakat untuk ikut mengambil bagian dalam produk baru yang di kembangkan perusahaan Jackob. Dengan kata lain, kerjasama telah terjalin antara kedua belah pihak, dan Siska pastikan hari hari sibuk akan segera di mulai.

Siska mengikuti langkah lebar Jackob yang sedang berbicara dengan perwakilan Greenland, notebook dan pulpen selalu dalam genggamannya, untuk berjaga jaga jika ada hal penting yang perlu di catatnya.

"Siska?!" Antara tanya dan terkejut, pria di hadapan Siska tersenyum memperhatikan wajah Siska yang terbalut pasmina berwarna soft ungu. Lama tidak bertemu membuatnya ragu Untuk menyapa Siska yang merupakan anggota genk popular Di kampusnya dulu.

"Kak Rio! Maasyaa Allah, saya tidak menyangka akan bertemu kak Rio." Pria yang menyapa Siska tak lain adalah Muhammad Rion, uhukk... Mantan idola semasa kuliah dulu. Kalau mengingat ia pernah  di barisan pengagum anak rohis, Siska jadi malu. Ia tidak terlalu memperhatikan seluruh staf Greenland tadi karena terlalu sibuk menyiapkan bahan meeting.

"Kamu bekerja di sini?" Rio bertanya sambil menyesuaikan langkahnya dengan Siska yang tepat berjalan di belakang Jackob.

"Alhamdulillah, sudah sembilan bulan kak." Siska menjawab dengan senyumnya yang mengembang.

"Maasyaa Allah, alhamdulillah saya juga baru di angkat menjadi manager sebulan yang lalu."

"Barakallahu fiika kak Rio."

"Wafiiki barakallah, senang bertemu kamu di sini.

Siska dan Rio seolah lupa waktu, keduanya asyik membahas seputar dunia bisnis dan mualah kontemporer, hingga tak terasa mereka sampai di lift khusus direksi, Rio kemudian pamit saat staf Greenland meninggalkan gedung Grand Internasional. Tersisa Siska dan beberapa petinggi Grand Internasional yang masih memasang senyum saat satu persatu pihak Greenland memasuki lift.

"Bapak mau makan siang dengan menu apa? Biar saya siapkan." Siska bertanya sambil menyesuaikan langkah lebar Jackob yang akan kembali ke ruangannya.

"Sayur bening, no MSG, masak-kan untuk saya." Kemudian Jackob meninggalkan Siska yang masih mematung menatap punggung tegapnya yang memasuki ruangan tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Sabar, Siska. Sabar, Innallaha Ma'assobiriin, Allah Azzawajalla bersama orang yang sabar.

Siska menatap setumpuk dokumen di tangannya dan meletakkannya di meja, ia kemudian membaca basmalah dan memulai dengan memesan bahan bahan untuk memasak di aplikasi online.
Sementara menunggu, Siska mengambil wudhu untuk shalat Dzuhur.

Memang seperti itulah ritime kerjanya, terkadang ia mencuri waktu untuk sekedar menyantap makan siang jika pekerjaan membludak seperti sekarang ini. Terkadang juga ia makan siang di luar jika bertemu klien. Ia sangatlah jarang berada di kantin kantor, hingga tersebar berita di devisi tempat Siska magang dulu
kalau ia sudah mulai sombong karena posisinya. Ck, mereka tidak tahu saja ia terlalu sibuk bekerja hingga tak ada waktu untuk sekedar bersua.

"Siska, saya panggil...." Jackob menghentikan langkah kakinya saat melihat Siska sedang sujud di atas sajadah, ia berbalik mengambil dompetnya guna membayar tagihan yang di pesan Siska, entah apa itu. Beberapa menit yang lalu resepsionis menelponnya karena ada barang. Ia cukup heran di masa modern ini Siska masih menggunakan uang tunai sebagai alat pembayaran, padahal teknologi semakin maju dengan uang elektronik. 

"Bawa ke ruangan saya." Perintah Jackob saat telponnya terhubung kembali dengan resepsionis. Ia kemudian menunggu beberapa saat, hingga seorang wanita yang merupakan resepsionis datang dengan satu kresek besar, entah berisi apa.

Marrying Mr imPerfect (Spin off MMA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang