3. Sakit

3.5K 448 49
                                    

Siska menahan pening di kepalanya dan berusaha memfokuskan langkah kakinya agar tidak terjembab ke lantai. Ia harus segera menyerahkan berkas penting yang sudah di periksanya malam tadi. Sebenarnya hari ini kondisi tubuhnya sangat buruk, ia demam semalaman, flu dan pilek menyerangnya begitu saja tampa memperdulikan berkas berkas menumpuk yang harus di kumpulkan nya begitu boss besar pulang dari Singapore. Qodarullah wamaa Syafa'al, sakit memang tidak pernah pandang bulu, namun berbahagialah, karena sakit juga bisa menghapus dosa, seperti sabda Rasulullah
shallallahu 'alihi wa sallam

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيْبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ فَمَا سِوَاهُ إِلاَّ حَطَّ اللهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ

"Setiap muslim yang terkena musibah penyakit atau yang lainnya, pasti akan hapuskan kesalahannya, sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya"
HR. Al-Bukhari no. 5661 dan Muslim no. 651

Dan beliau shallallahu 'alihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ شَيْءٍ يُصِيْبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ نَصَبٍ، وَلاَ حَزَنٍ، وَلاَ وَصَبٍ،

حَتَّى الْهَمُّ يُهِمُّهُ؛ إِلاَّ يُكَفِّرُ اللهُ بِهِ عَنْهُ سِيِّئَاتِهِ

"Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau sesuatu hal yang lebih berat dari itu melainkan diangkat derajatnya dan dihapuskan dosanya karenanya." HR. Muslim no. 2572

Jadi sebagai seorang mukmin, tidak ada yang sia sia, bahkan sakit pun Allah Azzawajalla sediakan ganjaran berupa pengampunan dosa. Dulu sebelum tau ada hadits itu Siska suka sekali mengomel ketika sakit menimpanya.

Dengan perginya boss besar selama tiga hari ke Singapore tidak membuat Siska bebas, malah semakin repot karena ia di tugaskan ikut rapat rapat penting bersama wakil direktur utama. Berkas berkas yang harus di evaluasi membuat kepalanya nyaris pecah dan ia di wajibkan menyelesaikan semuanya sampai sang boss besar kembali dari Singapore. Jangan tanyakan tugas Ami, wanita baik hati itu sudah mulai mengambil cuti guna mempersiapkan persalinan nya.

"Permisi pak, ini berkas berkas yang sudah saya sortir. Di sebelah kiri saya sudah mengedit dan menyalinnya." Siska menahan rasa gatal di hidung nya, ia ingin bersin tapi tidak bisa. Bukan karena tidak mau, tapi memang tidak bisa.

"Kamu sakit?"

IYA!! NGGAK LIHAT APA GUE PAKE MASKER! Pake mantel super tebal!! Sayangnya Siska hanya berani menjawab di dalam hati. Dan praktiknya ia hanya menjawab dengan anggukan.

"Kamu harusnya tidak usah masuk bekerja, nanti saya tertular."

"Saya hanya mengantar berkas pak." Siska menjawab dengan mata nya yang berair, menunggu bersin yang tak kunjung datang. Ada yang pernah mengalami nya? Rasanya mengesalkan.

"Bagus. Kamu sudah ke dokter?"
Jackob bertanya tanpa mengalihkan fokus dari berkas yang sedang di bacanya. "Ada typo di sini, nol nya lebih satu. Harusnya membayar, bukan membayang. Nama saya Jackob Ardhanu Zaid, bukan Jackob Ardanu Zaid. Perbaiki." Jackob menyerahkan berkas yang sudah di coret nya di berbagai tempat.

"Belum sempat ke dokter, pak." Siska masih bertahan, meskipun bibirnya gatal ingin menjawab kata kata tambahan. Seperti, "Bagaimana saya bisa ke dokter, bapak memberikan terlalu banyak tugas kepada saya. Bapak tidak kasihan saya sedang sakit, dan bapak masih sempat menyuruh saya mengedit nya!!" Dan sayangnya itu hanya terpendam di dalam hati.

"Mau saya panggilkan dokter? Kamu bisa beristirahat sementara di kamar saya."

Tidak Terimakasih!! Kamar laknat yang sering di pakai maksiat, huh! Mana mau Siska di suruh istirahat di sana. Lagipula dokter pribadi Jackob bayarannya mahal, masa cuma cek kadar gula darah sampai jutaan rupiah. Apakabar gajinya nanti?

Marrying Mr imPerfect (Spin off MMA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang