27. Hal Terindah

3.4K 377 307
                                    

"Sayang, bangun...sudah adzan."
Sayup sayup terdengar suara Jackob di telinga Siska. Wanita itu hanya menjawab dengan gumaman, berusaha membuka matanya perlahan lahan.

Cahaya lampu membuat mata Siska silau, ia mengerejabkan matanya beberapa kali sampai akhirnya terbuka dengan sempurna.

"Saya kenapa?" Siska berbisik, melihat sekelilingnya yang nampak asing di matanya. Selang infus di tangannya menjawab pertanyaan Siska, hal terakhir yang wanita itu ingat adalah wajah panik suaminya saat ia mulai kehilangan kesadarannya.

"Demam, dan saya sangat ketakutan." Jackob yang sedari tadi memegang pergelangan tangan Siska menjawab pertanyaan isterinya. Bibir pria itu mengecup lembut kedua mata Siska sebagai wujud syukurnya karena isterinya baik baik saja.

"Semua orang pasti akan mati, tinggal menunggu giliran kita." Ujar Siska masih dengan suara seraknya. Ia membelai wajah suaminya yang tampak lusuh dan kelelahan.

"Udah adzan?" Siska kembali bersuara saat suaminya menikmati belaian halusnya. Jika kondisinya normal, mungkin awkward moment akan terjadi dan Siska tidak akan berani membelai wajah suaminya. Bukan tidak berani dalam artian takut, tapi tidak berani dalam artian malu.

"Sudah. Sayang mau wudhu atau tayammum?" Tanya Jackob, membantu Istrinya duduk.

"Saya pusing." Siska mencengkam lengan Jackob, enggan melepasnya saat ruangan di sekelilingnya berputar putar, "Tayammum aja, saya kedinginan." Ujar Siska lemah, ia masih bersandar di bahu suaminya.

"Gimana caranya? Haruskah saya menyiapkan debu?"

Siska tertawa mendengar pertanyaan suaminya. Ia tidak habis fikir, jadi suaminya itu tidak pernah tayammum selama ini?
Padahal Tayammum disyari’atkan dalam islam berdasarkan dalil Al Qur’an, As Sunnah dan Ijma’ (konsensus) kaum muslimin. Adapun dalil dari Al Qur’an adalah firman Allah ‘Azzawajalla dalam Qur'an Surah Al Maidah [5], ayat enam, yang artinya;

“Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air atau berhubungan badan dengan perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan permukaan bumi yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu”.

Adapun dalil dari As Sunnah(Hadist) adalah sabda Rasulullah shollallahu ‘alaihi wassallam dari sahabat Hudzaifah Ibnul Yaman rodhiyallahu ‘anhu,

“Dijadikan bagi kami (ummat Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi was sallam ) permukaan bumi sebagai thohur/sesuatu yang digunakan untuk besuci (tayammum) jika kami tidak menjumpai air”.
(HR. Muslim no. 522)

"Kalau sayang sakit, ngga tayammum?" Tanya Siska.

"Tidak pernah, saya ragu. Jadi meskipun kedinginan saya paksakan diri." Jackob mengelus kepala Siska lembut.

"Dalam kajian ustadz Khalid hafidzahullah, beliau menjelaskan tayammum tidak harus dengan debu yang di ambil dari tanah, bisa di meja, dinding tembok, pakaian, karena di sana ada debu debu halus. Saya contohkan cara tayammum yang sesuai sunnah,"

Siska kemudian mempraktikkan
tata cara tayammum sesuai Sunnah Nabi shollallahu alaihi wassallam, di mulai dari Membaca basmalah, lalu mengikuti sunnah yang dijelaskan dalam  hadits ‘Ammar bin Yasir rodhiyallahu ‘anhu, "Rasulullah shallallahu ‘alaihi was sallam mengutusku untuk suatu keperluan, kemudian aku mengalami junub dan aku tidak menemukan air. Maka aku berguling-guling di tanah sebagaimana layaknya hewan yang berguling-guling di tanah. Kemudian aku ceritakan hal tersebut kepada Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam. Lantas beliau mengatakan, “Sesungguhnya cukuplah engkau melakukannya seperti ini”. Seraya beliau memukulkan telapak tangannya ke permukaan bumi sekali pukulan lalu meniupnya. Kemudian beliau mengusap punggung telapak tangan (kanan)nya dengan tangan kirinya dan mengusap punggung telapak tangan (kiri)nya dengan tangan kanannya, lalu beliau mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.

(*HR. Bukhori no. 347, Muslim no. 368

Dan dalam salah satu lafadz riwayat Bukhori, “Dan beliau mengusap wajahnya dan kedua telapak tangannya dengan sekali usapan”.

Berdasarkan hadits tersebut dapat simpulkan bahwa tata cara tayammum beliau shallallahu ‘alaihi wassallam adalah sebagai berikut,

Pertama; memukulkan kedua telapak tangan ke permukaan bumi dengan sekali pukulan kemudian meniupnya.

Kedua; menyapu punggung telapak tangan kanan dengan tangan kiri dan sebaliknya.

Ketiga;  menyapu wajah dengan dua telapak tangan.

Keempat; Semua usapan baik ketika mengusap telapak tangan dan wajah dilakukan sekali usapan saja.

Kelima; bagian tangan yang diusap adalah bagian telapak tangan sampai pergelangan tangan saja atau dengan kata lain tidak sampai siku seperti pada saat wudhu. Adapun hadist yang mengatakan sampai ke siku, maka hadistnya di nilai lemah.

Tayammum dapat menghilangkan hadats besar semisal janabah (junub), demikian juga untuk hadats kecil.
Tidak wajibnya urut/tertib dalam tayammum, dalam artian boleh mengusap wajah terlebih dahulu,atau tangan terlebih dahulu, karena keduanya memiliki dalil.

"Begitu saja?" Jackob terkesima saat Siska menaruh kedua tangannya di atas meja, kemudian mengusap kedua telapak tangan dan punggung tangannya, dan terakhir mengusap area wajahnya satu kali. Lalu selesai.

"Begitu saja. Mudah dan gampang bukan? Adanya tayammum berarti membuktikan bahwa Islam itu agama yang mudah." Ujar Siska setelah selesai dengan tayammum nya, "mana ciput saya tadi?" tanya Siska, memperhatikan area ranjangnya yang bersih. Padahal belum satu menit ia membuka hijabnya.

"Mudah, kalau saya tau semudah itu, saya tidak akan bersusah payah menahan dinginnya air sampai saya menggigil saat sakit dulu." Ucap Jackob, meraih ciput istrinya yang ia taruh di atas nakas, "mau shalat duduk atau berdiri?" Tanya Jackob sambil membantu Siska memakai mukenanya.

"Duduk saja. Kepala saya masih pusing, dan masih terasa sangat dingin." Siska mendekap mukenanya. Harusnya ia tidak kedinginan, karena sweater super tebal menyelimuti tubuhnya serta panas Air Conditioner sudah cukup hangat, buktinya pak boss sampai berkeringat. Namun Siska masih kedinginan.

Jackob membantu istrinya turun dari ranjang, lalu menyiapkan sajadah ke arah kiblat, kemudian menunggu dengan sabar istrinya yang sedang khusyuk di dalam shalatnya.

Jackob tersenyum, membayangkan jika sebentar lagi akan ada bayi  yang akan menemani hari hari mereka. Pasti menyenangkan, sepulangnya dari kantor ia bisa mencium aroma bayi, lalu di sambut tangisan nyaring bayinya
Kemudian ia dan Siska akan menyaksikan tumbuh kembang bayinya, memastikan agar bayi mereka tumbuh sehat.

Ya, Alhamdulillah! Sesuai prediksinya, Siska mengandung bayinya. Ia sampai menitikkan air mata saat dokter mengabarkan bahwa istrinya sedang mengandung. Dan janinnya berusia enam minggu. Lebih dari tanggal mereka menikah bukan?tapi Jackob bukan orang bodoh, ia tau usia janin di hitung dari hari terakhir haid, dan ia tau kapan terakhir istrinya haid. Lagipula Jackob membuktikan sendiri bahwa ia yang pertama kali menyentuh istrinya.

"Kamu hamil," Jackob mendekap Siska dari samping begitu sang istri selesai dengan dzikir nya.

"Alhamdulillaah!" Siska mengucap syukur, mengelus perutnya masih rata. Tidak sabar rasanya memiliki bayi yang bisa ia rawat dengan kedua tangannya. Ia tidak menyangka bahwa ucapan suaminya di pesawat ada benarnya.

"Senang?" Jackob bertanya sembari menunduk, mengecup perut datar istrinya.

"Alhamdulillahi 'alaa bini'matihi! Saya tidak menyangka, Allah Azzawajalla memberikan kita kesempatan memiliki anak."

"Alhamdulillah, saya tidak sabar melihatnya lahir ke dunia. Semoga menjadi anak yang shalih dan shalihah." Do'a Jackob, kembali mendekap istrinya dengan penuh rasa syukur.

"Allahumma Aamiin yamujibassailiin..!"

.


.

Assalamualaikum, apa kabar Mak?
Semoga sehat selalu Yo❤️
Terimakasih untuk voment di part sebelumnya 🤧

Next part 300 komentar, hi hi 🙏


Marrying Mr imPerfect (Spin off MMA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang