Masalah Dari Masalah Lain

2.9K 443 112
                                    

Hal ter uwu yang pernah Siska baca di Novel romantis adalah saat boss menggendong sekertarisnya ke kamar, lalu tidur bersama. CK, padahal itu bukan uwu, melainkan mengajak ke neraka bersama-sama. Karena kalau saling mencintai, pasti tujuannya Syurga. Tapi tidak heran sih, dunia romantisme di novel di isi oleh kebanyakan karakter yang jauh dari agama, atau biasanya liberal. Mementingkan nafsu daripada syari'at, karena cinta di atas segalanya. Wana'udzubillah!

Siska lega ia bukan termasuk orang tersebut. Karena wallahi, tiada yang lebih indah dari mengenal Sunnah. Tidak ada yang lebih indah selain jatuh cinta pada manhaj salaf. Siska menangis di awal awal ia hijrah, karena berapa banyak kebodohan kebodohan yang sering ia lakukan di masa itu. Merasa paling benar padahal tersesat, merasa paling tau padahal bodoh. Merasa paling beruntung padahal hidupnya di ujung azab karena istidraj.

Berbanggalah kalian yang hidup sesuai porsi yang Allah berikan.
Jangan melirik rizeki orang lain. Karena banyak sekali orang orang yang merasa kurang beruntung karena kurangnya materi, padahal mereka tidak tau bahwa ada banyak hal yang luput dari mata mereka saat melihat rizeki orang lain. Contohnya boss besar, dari luarnya ia terlihat gagah, tampan, kaya, ah pokoknya sempurna banget! Nyatanya tidak seperti itu, Siska menjadi saksi betapa besar ambisi boss besar mengembangkan perusahaan, selalu terjaga saat mata lain tertutup, bergerak cepat memikirkan ide agar pemasukan perusahaan tetap stabil dan karyawan makmur, dan... Dan beberapa hal lainnya. Dari sana Siska jadi tau, bahwa menjadi CEO tidak se wow yang tergambar di novel romantis, di mana CEO pasti tidak jauh jauh dari wanita, boss besar juga gitu sih! Tapi jarang yang ada adegan romantis seperti mengirim buket bunga, atau menghadiahi gebetan boss barang mewah. Ah pokoknya expetansi Siska yang dulu suka membaca novel romantis terpatahkan setelah menjadi kacung garis miring sekertaris.

"Aghhh...!!"
Siska menutup matanya saat tubuhnya terjembab ke depan saat akan membuka pintu kamar tamu. Ia terkejut, karena tangannya belum menyentuh ganggang pintu, sementara pintunya terbuka dengan sendirinya, alhasil Siska terjembab karena tidak dapat menjaga keseimbangan tubuhnya.

"Bapak!" Siska berhasil duduk, kemudian mendongak melihat Jackob yang sudah rapi dengan kopiah dan celana bahannya.

Lho! Boss besar sholat tah? Kok Siska tidak pernah lihat ya? Soalnya Siska berasumsi bahwa bisa besar sama seperti yang lain, yang tidak terlalu mementingkan ibadah.

"Bapak mau ke mana?" Siska berhasil meraih kesadarannya, ia menghapus sudut bibirnya, siapa tau ada bekas liurnya di sana. Kan memalukan jika boss besar melihatnya.

Tadi malam, Siska akhirnya benar benar menginap karena tertidur di ruang tamu begitu saja. Beruntungnya ia karena Jackob berbaik hati menyelimutinya bahkan sampai menaruh bantal di samping sofa, mungkin niatnya kalau Siska terjatuh tidak terlalu sakit. Bisa di contoh, sifat gentleman boss besar karena tau bahwa Siska itu anti di sentuh oleh yang bukan mahramnya.

"Ke masjid. Kamu mau ikut?" Jackob masih berdiri, kemudian tersenyum samar, merasa lucu dengan tingkah Siska.

"Uhm, boleh pak. Tunggu sebentar, kok bapak tidur di sini?" Siska bertanya keheranan.

"Tadi malam saya sudah mengatakan bahwa kamu bisa tidur di kamar saya. Dan saya akan tidur di kamar tamu. Tapi sepertinya kamu tertidur sampai pagi di ruang tamu." Jackob menyingkir dari pintu, "cepatlah, sebentar lagi adzan." Ucap Jackob kemudian meninggalkan Siska yang masih keheranan, tidak menyangka bahwa boss besar benar benar menepati ucapannya.

.

.

Ada beberapa syarat yang harus di penuhi wanita jika ingin shalat di masjid yang pernah Siska baca di blog Rumaysho.com, berdasarkan fatwa Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid dalam Fatwa Al-Islam Sual wa Jawab, no. 3457; di antaranya, Pertama menutup aurat, Kedua tidak memakai minyak wangi, dan ke tiga harus mendapatkan izin suami.

Karena tidak ada suami Siska fikir tidak apa apa baginya mengikuti Jackob shalat di masjid yang berada di lantai delapan. Tapi lagi lagi karena kebodohannya menerapkan dalil membuatnya celaka. Ia bertemu dengan rekan kerjanya yang dulu satu devisi, dan kabar buruknya mereka melihat ia dan Jackob datang bersama.

Siska sudah membayangkan akan seperti apa hebohnya kantor hari ini. Pasti mereka akan membenarkan seluruh teori 'nyeleneh' tentangnya. Bahwa ia bisa di angkat menjadi sekertaris karena koneksi orang dalam, melacurkan diri, sampai menjadi bookingan boss besar. Padahal ia juga tidak tahu menahu kenapa ia bisa di angkat menjadi sekertaris. Selama ini kinerjanya sebagai pegawai magang memang baik, tapi hey, ada banyak senior yang lebih baik darinya yang memang menurutnya pantas mendapatkan jabatan sekertaris. Wajar saja spekulasi negatif berkeliaran saat ia tiba tiba menjadi sekertaris.

Sesampainya di penthouse Siska menagis terisak isak. Ia tidak akan kuat jika di terpa gosip miring itu.
Katanya tidak usah di tanggapi, Yo gimana mau tidak di tanggapi, cangkemne wong wes minta di sambeli. Kalau ngomongnya di belakang sih tidak apa apa, kadang ada saja dari mereka yang membicarakannya di depan hidungnya, atau dengan sengaja memasukkannya di grup chat, lalu mereka akan menyindirnya di sana.

"Ada apa dengan kamu? Kenapa tiba tiba menangis?" Jackob datang dengan dua cangkir kopi di tangannya. Ia mendorong tissue dan satu cangkir kopi untuk Siska.

"Hu... Huuu... Bapak kok nggak cerita ada pegawai lain yang tinggal di sini!" Siska sesugukan. Agak berlebihan memang, tapi yah, ia memang seperti itu, selalu ketakutan pada hal hal yang belum pasti

"Maksud kamu Vana dan suaminya? Memangnya ada apa dengan mereka?"

"Bapak tidak tau, saya di kantor itu di gosipi tidak baik oleh mereka." Siska mengadu sambil mengusap air matanya.

"Saya tau. Abaikan saja mereka." Jawab Jackob santai.

Ini yang namanya suka? Harusnya di belain kek, apa kek! Agar Siska merasa lebih baik. Kalau suka itu harusnya lebih memperhatikan orang yang di sukai. Ini cuek bebek! Siska jadi sangsi kalau lamaran yang tadi malam itu hanya bunga tidur saja.

"Mereka bilang saya bookingannya bapak, mereka juga bilang saya bisa menjadi sekertaris karena koneksi orang atas! Bapak tidak pernah mendengarkan semua kata kata buruk untuk saya." Cerita Siska menggebu gebu sambil mengumpulkan tissue kotor ke pangkuannya.

"Itu kan memang benar kalau kamu bisa menjadi sekertaris saya karena koneksi."

"Bapak jangan fitnah! Saya bahkan tidak mengenal satupun orang atas di Grand Internasional!" Siska emosi, pagi pagi begini suaranya sudah melengking.

"Kan saya yang mau kamu menjadi sekertaris saya."

Siska menutup mulutnya, ia tidak percaya bahwa boss besar memiliki andil atas jabatannya. Jadi benar bahwa ia menjadi sekertaris karena koneksi?
"Kok bisa? Maksudnya saya itu kok bapak nepotisme?"

"Saya sudah menyukai kamu sejak dua tahun yang lalu. Bukan hal sulit mengangkat kamu menjadi sekertaris, selain nilai akademik kamu bagus, kinerja kamu juga baik selama kamu menjadi pegawai magang. Jadi selama saya ada peluang untuk mendekati kamu, saya harus mencobanya."

What?

Jadi..... Perasaan boss besar sudah lama? Kok Siska baru tau sekarang ya?

.

.

.

Assalamualaikum ❤️ maaf telat🙏 abis dari pasar🤭 semoga sehat selalu. Typo dan saran selalu di tunggu🥰

Pak bos emang grecep kalau ngomongin peluang, macam bisnis aja perasaannya Siska. Ayee, jadi pak boss itu udah suka sama Siska sebelum Siska hijrah 🤭

Terimakasih yang sudah voment dan spam coment di part sebelumnya 🤧
Sayang sama kalian.

Rulesnya seperti biasa, seratus komentar next 🤭

Marrying Mr imPerfect (Spin off MMA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang