Thayang membuka matanya. Sayup-sayup ia menatap langit-langit kamar yang tampak berbeda dengan langit-langit kamar miliknya. Thayang menoleh sedikit ke samping, barulah ia melihat sosok Jin yang berdiri menatapnya.
"Bang Jintan?" ucap Thayang seraya bangun kebingungan. Matanya menyorot tanda tanya besar akan keberadaannya.
"Lo di kamar gue," ucap Jintan seraya duduk di kursi meja belajarnya.
"Di kamar, Abang?" tanya Thayang.
"Iya. Lo di kamar gue. Tadi gue lihat lo pingsan di dapur dan bawa lo ke sini," sahut Jintan.
Barulah Thayang ingat kejadian di dapur tadi. Seketika ia merinding, tanpa sadar mengusap tengkuknya beberapa kali.
"Bang, pas Abang temuin saya, apa nggak lihat siapa-siapa?"
Jintan terdiam, lalu menoleh ragu ke arah Thayang. "Dahlia."
Thayang membulatkan matanya, seketika ia begitu antusias mendengar hal itu. "Abang lihat Dahlia? T-terus, Bang? Apa tanggapan, Abang?" tanya Thayang antusias.
Jintan berjalan menuju dinding, dimana ada kalender yang menempel di sana. Thayang ikut berdiri, mengekori langkah Jintan dengan waspada. Tampak Jintan menyentuh kalender itu dengan tatapan sendu.
"Kalendernya kok nggak diganti, Bang?" tanya Thayang hati-hati.
"Satu setengah tahun yang lalu, tepatnya tanggal 8 bulan 7. Gue kehilangan Dahlia," ucap Jintan masih meraba tanggal yang ia bulati angka 8.
Thayang terkejut, ia makin penasaran dengan apa yang Jintan maksud. Sepertinya Jintan sudah tak ingin menutupi semuanya.
"Dahlia ... udah beneran nggak ada, Bang?" tanya Thayang lagi. Ia berharap kali ini tak ada yang menganggu.
"Iya. Dahlia udah nggak ada. Dan gue nggak tau keberadaan pasti dia di mana terakhir kalinya," sahut Jintan menerawang.
"Kok gitu, Bang? Katanya tadi Dahlia udah nggak ada. Berarti Abang tahu kapan dan di mana ia pergi."
Jintan menghadap Thayang. Repleks Thayang mundur beberapa langkah. Ia gugup hanya dengan tatapan tajam Jintan.
"Gue bakal cerita, asal lo bisa tutup mulut untuk sementara. Gue juga berusaha untuk mengungkap semuanya," ucap Jintan menatap lekat Thayang, mencoba mencari kepercayaan di sana.
"I-iya, Bang. Saya janji dan dapat dipercaya," sahut Thayang gugup.
Jintan mengangguk pada akhirnya, lalu duduk di kursi belajarnya. Thayang hanya berdiri dengan hati yang tak sabar mendengar cerita apa yang akan diungkap Jintan.
"Dulu ... gue dan Dahlia teman dekat ...."
Flashback
08-07-2019
(Awalnya, kosan ini dihuni hanya dua orang saja. Gue dan Yoon Chabe. Gue dan Chabe satu fakultas dan mama gue akrab sama mama dia, makanya kami bisa dekat dan nge-kost di tempat yang sama. Kosan 7 pintu? Sejujurnya kosan ini memang sesuai dengan namanya. Tapi semenjak kedatangan Dahlia, bu Say menambah satu kamar lagi. Tapi kamar itu dijadikan kamar rahasia, sebab Dahlia diterima nge-kost dengan terpaksa. Bu Say membuat kosan khusus cowok, tapi karena Dahlia memaksa dengan alasan yang kuat, akhirnya Dahlia diizinkan untuk tinggal di kosan ini sementara waktu. Kami saling akrab, Yoon juga sama. Selang beberapa minggu, Hobeng datang, disusul oleh Royjoon. Tapi Hobeng jarang ada di kost, ia sering menginap di rumah temannya. Hingga pada suatu hari, gue denger kabar kalau Dahlia dan Zeron adalah sepasang kekasih. Gue kaget banget, nggak nyangka. Padahal, itu waktunya gue pengin ungkapin perasaan sama Dahlia. Tapi gue sering merasa janggal, sebab Dahlia sering terlihat terpaksa jika bersama Zeron. Pada akhrinya gue tahu, Dahlia nggak suka sama Zeron. Ia terpaksa.)
Jintan dan Yoon keluar dari kosan, mereka berdua tampak rapi untuk bersiap ke kampus. Royjoon yang sedang mencuci mobilnya, hanya tersenyum semringah pada keduanya.
"Mau ke kampus ya, Bang?" tanya Royjoon.
"Pakek nanya," sahut Yoon Chabe. Kemudian menjalankan motornya meninggalkan halaman kosan.
"Dih, sewot banget," sahut Royjoon.
"Lo kenapa cuci mobil pakek ember? Kan ada selang di garasi," tegur Jintan.
"Eh, ada ya, Bang?"
"Ada. Lo ambil gih, gue berangkat dulu," sahut Jintan.
"Berangkat!" sahut Royjoon langsung ke garasi untuk mengambil selang.
Jintan baru saja ingin berjalan menuju pagar, namun urung begitu ia melihat Zeron masuk ke dalam kosan. Lantas ia berbalik, berniat masuk kembali ke dalam kosan.
Begitu Jintan masuk kosan, barulah Royjoon datang membawa selang. Ia mulai membersihkan sisa sabun yang menempel di badan mobilnya.
Sementara Jintan, ia masuk ke dalam kosan itu. Berjalan perlahan sambil menelisik. Hingga ia mendengar suara sesuatu dari arah kamar Dahlia. Jintan terkejut, lantas ia bersembunyi di bawah meja makan.
Di sisi lain, Royjoon sudah selesai dengan perkara mobilnya. Usai membereskan alat pembersih, ia langsung masuk ke dalam mobil dan pergi ke kampus.
Tak ada lagi penguni kosan selain Jintan, Dahlia, dan Zeron yang ada di dalamnya. Jintan yang bersembunyi di bawah meja, semakin penasaran kala mendengar suara teriakan Dahlia. Langsung saja Jintan memutuskan untuk mendatangi kamar Dahlia dan mendobraknya. Hal yang membuat Jintan amat terkejut dalam hidupnya. Dengan mata kepalanya sendiri, ia melihat Zeron hampir memperkosa Dahlia di atas ranjang.
"ZERON, BANGSAT LO!"
Jintan menarik Zeron dan menghajarnya. Terjadilah perkelahian yang sengit, hingga Jintan tumbang karena Zeron memukul kepalanya dengan pot kaca. Jintan tergeletak di samping Dahlia hampir tak sadarkan diri. Momen itu dimanfaatkan Zeron untuk mengambil potret mereka berdua. Apalagi Dahlia sudah pingsan lebih dahulu dari Jintan, mempermudah Zeron melakukan segalanya.
"Ba-bangsat lohhh ... Zeron!" umpat Jintan susah payah.
Zeron tersenyum miring, lalu berjalan menuju Dahlia berniat untuk mengangkatnya. Jintan gesit mencekal tangan Zeron, walau akhirnya dengan mudah Zeron membuat Jintan pingsan dengan satu tamparan.
(Sampai di situ, gue nggak ingat apa-apa lagi. Gue nggak sadarkan diri. Bangun-bangun gue sudah ada di klinik dengan kepala di perban.)
Jintan terbangun, rasa sakit mendera kepalanya. Ia meraba kepala yang dibalut perban putih itu. Jintan bangkit dengan hati-hati, sembari menelisik sekitar. Ini klinik, pikirnya. Jintan menyingkap tirai putih dan keluar dari ruangan itu. Tampak Zeron duduk di sebuah kursi panjang, begitu melihat Jintan, lekas ia menghampiri dengan tatapan tajam.
"Lo harus bersyukur karena gue nggak bunuh lo sekalian. Gue mau, lo tutup mulut atas kejadian ini kalau masih mau selamat," ucap Zeron.
"Cih, lo pikir gue bodoh? Setelah apa yang lo lakuin ke gue dan Dahlia. Oh, mana Dahlia? Jangan bilang lo-"
"Dahlia udah nggak ada."
Jintan marah, ia mencengkram kuat kerah baju Zeron."LO APAKAN DAHLIA, ZERON!"
Bugh
Zeron meninju sekali lagi pipi Jintan. Sementara Jintan masih meringis dengan sakitnya.
"Gue udah peringati lo untuk bungkam. Itupun kalau lo mau selamat."
"Nggak! Gue tetap bakal lapor polisi atas semua perbuatan lo! Biar lo membusuk dalam penjara!" sengit Jintan.
Zeron malah terkekeh senang. Ia merogoh ponselnya. "Yang ada elu yang bakal masuk penjara," ucap Zeron sembari menunjukkan hasil potret dan rekaman yang ia buat sewaktu Dahlia pingsan bersebelahan dengan Jintan yang setengah sadar.
"BRENGSEK LO, ZERON!" sengit Jintan ingin menghajar Zeron, namun petugas klinik langsung melerai mereka.
Bersambung...👻👻👻
📌Update Bagian 16
📆Senin, 18 Januari 2021Guys, udah mulai muncul kepermukaan nih pelakunya😁 nggak puyeng lagi yee.
See you next chapter💕

KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan 7 Pintu? [COMPLETED]
УжасыKosan 7 Pintu? Katanya kosan itu hanya terdapat 7 pintu dan dihuni oleh pria saja. 7 kamar tersebut sudah terisi penuh dengan penghuni terakhir bernama Thayang. Hanya ia yang tahu, di dalam kosan itu ternyata ada satu kamar lagi dan satu gadis canti...