Perundingan

413 87 48
                                    

Royjoon berdiri cemas sambil menyapu ala kadarnya di depan rumah bu Sayang. Pasalnya Jintan tak kunjung kembali sejak setengah jam yang lalu. Belum lagi perut lapar Royjoon yang sedari mengalihkan dunianya.

"Bang Jintan mana dah. Kagak ngikut sama Dahlia kan, yak?" gelisah Royjoon. "Kalau bang Zeron datang sekarang, bisa tamat riwayat bang Jintan. Dua korban, dong."

"BANG JOON! SARAPAN DAH SIAP!" teriak Koko dari depan kosan.

"Okeh! Gue datang!"

Walau tampak ragu, akhirnya Royjoon meninggalkan rumah bu Sayang menuju kosan untuk makan. Pikirnya, Jintan akan baik-baik saja.

Royjoon datang menuju dapur. Ada Yoon, Hobeng, Jimino, dan juga Koko.

"Si Thayang sama bang Jintan kagak ada di kamarnya. Berangkat pagi banget, kah?" celetuk Jimino.

"Tadi subuh Adek lihat bang Jintan keluar sama bang Joon. Ke mana, Bang?" tanya Koko pada Royjoon yang seketika membisu.

"G-gue ... gue tadi nyapu bareng. Terus bang Jintan, nggak balik. Eh?" gugup Royjoon.

Yoon mengenyit bingung, begitupun dengan yang lainnya. "Ada yang kalian sembunyiin?" tanya Yoon menatap curiga.

"Sembunyiin apa dah," sahut Royjoon melahap nasi gorengnya.

"Terus bang Jintan ke mana? Si Thayang juga, kemarin katanya ada kelas siang," tanya Yoon lagi.

Royjoon serba salah, bahkan rasa laparnya sudah terganti dengan rasa cemas.

"Gue bingung. Tau ah!"

"Kok misuh-misuh gitu? Ngaku lo, Bang. Kalian tadi ke mana?" tanya Jimino.

Yoon berdiri, lalu berjalan menjauh dari meja makan. Satu persatu dari mereka saling melempar tatap.

"Joon, lo kenapa? Lo bikin kita curiga tau, nggak. Badan lo keringetan gitu," celetuk Hobeng.

Royjoon semakin merasa tersudutkan, lalu berdiri dari tempat duduknya.

"Gue bingung banget. Bang Jintan sekarang masuk ke dalam rumah bang Zeron buat selamatin Thayang yang nekad menyusup tadi malam, tapi nggak balik sampai pagi. Gue ... gue takut mereka kenapa-kenapa. Gitu," ucap Royjoon penuh emosi. Kemudian duduk kembali menjejal makanan ke mulutnya. "Gue gelisah dan takut banget," tangisnya sangat memilukan.

"Duh ... antara kasihan juga pengin ngakak lihat muka lo, Bang. Tapi Adek bakal bantu," sahut Koko.

"Ntar dulu, emang Thayang ngapain menyusup ke rumah Zeron?" tanya Hobeng.

"Gue nggak tau ini harus dibeberkan atau enggak. Yang jelas, Thayang mau menyelidiki kasus Dahlia yang selalu menghantui dia. Gue nggak bisa cerita banyak, katanya sih, semua jawaban atas segala pertanyaan dia ada di rumah Zeron," tutur Royjoon.

***

Jintan turun perlahan ke bawah ruang bawah tanah itu. Kegelapan membuat Jintan harus bergerak secara perlahan. Begitu kakinya menapakki lantai bawah, Jintan meraba saku celana bagian belakangnya. Ada sentar kecil yang terselip di sana.

"Thaya ... lo ada di sini, kan?" suara Jintan menggema. Ia mengarahkan sentar ke dinding, mencoba mencari saklar untuk menyalakan lampu. Cahaya sentar itu menangkap sebuah saklar lampu di bawah tangga, lekas Jintan menekannya.

Keadaan ruang bawah tanah yang cukup terang, membantu Jintan menemukan keberadaan Thayang. Tenggorokan Jintan terasa tercekat, melihat sosok yang ia cari terikat kedua tangannya dengan rantai besi. Keadaannya tidak bisa dikatakan baik-baik saja, sebab raut pucat pasi yang terpatri di wajahnya.

Kosan 7 Pintu? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang