Royjoon Flashback

552 92 46
                                    

Penghuni kosan 7 pintu kembali melakukan makan malam bersama. Tentunya dengan menu masakan yang berbeda. Ada masakan daging, sayur, dan oseng tempe pedas. Mereka makan dengan keheningan serupa. Begitu juga dengan Thayang yang memilih diam menghabiskan makanannya.

Kembali terdengar bunyi pintu terbuka. Thayang bingung, kenapa harus saat mereka makan malam?

Sosok pria gondrong muncul dari kegelapan ruang tengah, menghampiri mereka yang sama-sama menatap pria itu datang.

Thayang membulatkan matanya melihat pria gondrong yang ia temui di rumah bu Sayang. Sendok yang dipegang  Thayang jatuh ke bawah saat pria itu menatapnya tajam.

Pria itu menaruh sebuah piring kosong di meja makan. Hobeng bangkit dan meraih piring itu. Ia mengisi piring itu dengan nasi, juga lauk yang ada. Lalu Hobeng menyerahkan pada pria gondrong itu.

Usai mengambil piringnya, pria gondrong itu kembali menatap Thayang  sambil menunjuknya.

"Penguni baru?" tanyanya datar.

"I-iya."

"Namanya Thayang. Dia baru kost di sini dalam minggu ini. Satu kampus dengan kami," sahut Jintan tanpa menoleh pada pria itu.

Pria itu berjalan menjauh dari meja makan mereka. Semua tampak hening sebelum terdengar suara pintu tertutup.

"Gobl*k banget tuh orang. Enak banget dia main minta makanan sesuka hati tanpa lihat ini hasil jerih payah siapa," cerca Royjoon tiba-tiba memecah keheningan.

"Bukan jerih payah lo pastinya," sahut Yoon Chabe.

"Adek sebenarnya kesel juga. Tapi takut mau bilang gitu sama dia," sahut Koko. Lalu melanjutkan makannya.

"Lebih kesel gue yang selalu ambilin dia makanan!" ujar Hobeng sewot.

Thayang yang mendengar itu masih di ambang kebingungan.

"Emang pria tadi siapa sih, Bang? Kok nggak ngomong kalian kasih makan?" tanya Thayang.

"Namanya Bang Zeron—anak dari bu Sayang satu-satunya. Katanya sih," sahut Jimino.

"Kenapa kami kasih dia makan? Sebab udah biasa dia datang kemari bawa piring. Walau nggak ngomong kami peka dong dan kasih makanan. Baru dia minggat dari sini," sambung Hobeng.

"Padahal kami nggak rela. Soalnya dia nggak kongsi uang buat belanja. Malah minta makanan. Adek udah hitung ruginya sejak pertama kali dia minta makan. Sudah 565 ribu kalau dirupiahkan. Mau nangih tapi abangnya nyeremin gitu," celoteh Koko lagi.

Thayang terdiam, ia kembali mengingat saat mendengar suara wanita di dalam rumah bu Sayang tadi pagi.

"Bang, pagi tadi kan saya mau kasih cabe pesanan Bu say. Terus yang keluar malah Bang Zeron itu. Tapi yang buat saya penasaran, ada suara cewek yang teriak minta tolong," tutur Thayang menjelaskan.

"Mungkin dia lagi nonton film horor. Bisa jadi nonton film nganu itu loh," celetuk Royjoon.

"Nganu-nganu apaan? Bisa jadi itu cewek beneran. Gue pernah tuh lihat bang Zeron bawa cewek ke dalam tuh rumah. Cuma sekali dan nggak ada lagi sih," sahut Yoon.

"Udahlah jangan bahas itu lagi. Gue duluan. Tau kan siapa yang jadwal cuci piring?" ujar Jintan sebelum beranjak dari meja makan.

"Yah ... gue dong yang cuci piring. Tapi gue nggak mau sendiri. Temeninlah satu manusia buat jaga gue," celetuk Royjoon.

"Gue sih ogah. Bebep gue udah nunggu di depan pagar," sahut Jimino sambil beranjak pergi.

"Adek nggak mau ya. Adek masih banyak tugas kuliah," ujar Koko mengangkat tangannya. Kemudian berlalu bersama Yoon yang kebetulan beranjak dari kursinya juga.

Kosan 7 Pintu? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang