Zeron membuka pintu gudang, entah mengapa ia masuk dengan waspada. Terlihat sekali dari matanya yang menelisik. Zeron melangkah masuk, lalu menutup pintu dan menguncinya. Zeron berjalan menuju lemari hitam, ia merogoh sebuah kunci dari saku celananya.
Sementara Thayang dan Royjoon membisu di bawah ranjang. Apalagi Royjoon yang hampir kehabisan napas karena bau kapur barus yang menyengat. Lalu Thayang, ia fokus memegangi kamera yang ia arahkan ke Zeron dari celah seprei. Dalam kamera itu terekam, Zeron sedang membuka lemari hitam yang menjadi tanda tanya mereka berdua.
Prek
Lemari itu terbuka, Thayang dan Royjoon makin memicingkan matanya untuk melihat isi lemari itu. Begitu lemari itu terbuka, terpampanglah dengan jelas sebuah peti kaca kedap berwarna hitam pula. Royjoon dan Thayang hampir saja muntah ketika Zeron membuka peti itu. Bau busuk yang amat sangat menyengat. Thayang melotot ke arah Royjoon agar tidak mengeluarkan suara barang sedikitpun. Bahkan mereka mengambil napas dengan perlahan.
Atensi mereka kembali mengarah pada Zeron yang menaburkan sesuatu dalam peti itu. Entahlah apa saja campurannya, yang jelas bau kapur barus kembali menguar memenuhi kamar itu.
Zeron menyudahi kegiatannya, ia memasukkan kembali bungkus serbuk itu ke dalam bungkus plastik. Zeron juga mengunci kembali lemari itu dengan rapat. Zeron melepas satu sarung tangannya, lalu merogoh ponsel untuk menelepon seseorang.
Hei, kapan tukang gali kuburnya datang? Mayat ini ngga bisa lama-lama di sini. Apalagi sekarang keadaan kosan nggak aman sejak kedatangan tuh anak baru. Dulu sih aman, sekarang enggak. Pokoknya gue mau semuanya bersih tanpa jejak.
Zeron menutup sambungan teleponnya, lalu berjalan menuju pintu dan keluar dari sana. Tak lama, ada sebuah ketukkan lagi disertai panggilan yang berbisik.
"Aman, Bang Joon. Aman, Kak Thaya."
Thayang dan Royjoon keluar dari persembunyiannya. Macam ikan kekurangan air, keduanya menghirup napas banyak-banyak walau yang terhirup adalah udara perpaduan dari kapur barus.
"Bangsul nggak mempan. Ngep gue hadeh, kita keluar dah."
"Belum, Bang. Kita mesti mastiin ini lemari apa isinya," sahut Thayang.
"Kalau gitu, elu aja yang cek. Gue udah nggak tahan. Sini hp lo, biar gue simpan di tempat paling aman. Tuh benda barang bukti terkuat."
"Oke, Bang. Nih, Hp saya. Tapi bilangin Koko dan Jimino kalau saya masih di sini, suruh jagaain kayak tadi."
"Oke lah, gue keluar duluan."
Tinggallah Thayang yang tersisa, ia kembali meraih benda yang digunakan Royjoon untuk membuka lemari tersebut. Hanya dengan tiga kali percobaan, lemari tersebut berhasil terbuka. Thayang sangat antusias dan gugup secara bersamaan. Thayang mengamati peti itu dari arah luar bagian atas, matanya membulat melihat selimut yang menggumpul sesuatu di dalam sana.
"Nggak salah lagi, ini pasti mayat Dahlia," gumam Thayang. Ia bahkan berkeringat, rasa gugup kian menguasainya.
Thayang tak sanggup lagi, rasa mual dan pening di kepalanya membuatnya menyerah. Thayang kembali menutup pintu lemari dan menguncinya. Saat Thayang berbalik ingin pergi, kakinya dibuat membeku ketika melihat sosok gadis yang duduk di pinggiran ranjang. Gadis itu membelakanginya, dengan gerakan perlahan kepala itu memutar, menoleh pada Thayang yang sudah membulatkan matanya sempurna.
Dahlia
Gadis itu adalah Dahlia, satu tarikan senyuman terpatri di bibir gadis itu. Thayang masih belum sadar sepenuhnya dari keterkejutannya, ia masih menatap tak percaya apa yang ia lihat. Setelah beberapa hari tak menyapa indra penglihatannya, sekarang gadis itu ada di hadapannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan 7 Pintu? [COMPLETED]
TerrorKosan 7 Pintu? Katanya kosan itu hanya terdapat 7 pintu dan dihuni oleh pria saja. 7 kamar tersebut sudah terisi penuh dengan penghuni terakhir bernama Thayang. Hanya ia yang tahu, di dalam kosan itu ternyata ada satu kamar lagi dan satu gadis canti...