Kosan 7 Pintu

1.6K 161 86
                                    

TERIMA KOST PRIA!
FASILITAS LENGKAP DAN HARGA BERPACARAN.

Pria berhoodie hitam itu berjalan lebih dalam memasuki pagar rumah tak terkunci. Kakinya terus berjalan menapaki halaman cukup luas itu, hingga suara seseorang dari belakang membuatnya berjengkit kaget dan menoleh.

"Mau cari siapa?"

Pria berhoodie itu pangling ketika melihat sosok wanita yang membuatnya terkejut itu. Wanita itu berambut keriting hitam tergerai, lipstik merah yang mencolok, dan wajah yang pucat. Walau begitu, pria tersebut tak mengurungkan niatnya untuk memilih kost di sana.

"Saya lihat sedang terima kost pri--"

"Ini kuncinya," sahut wanita itu tiba-tiba mengeluarkan kunci entah dari mana dan menyodorkannya pada pria itu. "Harga sewa perbulan cuma 500 ribu dengan fasilitas yang lengkap. Kamu kebagian kamar paling pojok nomor tujuh di bawah tangga. Jika ada yang ditanyakan silakan bertanya pada penghuni yang ada di sana. Terimakasih telah bersedia menyewa kost milik saya. Saya Bu Sayang, pamit undur diri dulu," tutur wanita yang bernama bu Sayang itu panjang lebar tanpa ekspresi, lalu perg meninggalkan pria itu dengan mulut sedikit terbuka.

Pria itu memilih hirau oleh apa yang ia alami barusan. Langkahnya kembali bergerak mendekati kosan yang akan ia tinggali. Pria itu berdiri sejenak memperhatikan rumah besar di hadapannya, di atasnya ada tulisan bercetak tebal.

KOSAN 7 PINTU

Mungkin itulah nama kosan yang akan ia tinggali, pikirnya. Pria itu mengetuk pintu beberapa kali, merasa tak ada yang menyahut, ia memutuskan untuk masuk. Tungkai kakinya melangkah ragu terus masuk ke dalam rumah itu. Sepi, padahal hari masih sore. Apakah ia adalah penghuni pertama di kosan ini?

"Selamat datang," suara gadis dari arah belakang membuatnya terkejut, lantas menoleh ke belakang. Tampak gadis berwajah ayu, berkulit putih, dan rambut hitam yang panjang.

"I-iya. Selamat datang. Eh, maksudnya terima kasih," sahut pria itu gagap.

"Kamu penghuni baru?"

"Iya, Mbak."

Gadis itu menjulurkan tangannya. "Aku Dahliana Febby. Aku salah satu penghuni kosan ini," ucapnya tersenyum.

"Thayang. Panggil Thaya aja."

Gadis itu tersenyum, lalu berjalan menjauh menuju ke arah lebih dalam rumah itu. Mungkin dapur. Pria yang bernama lengkap Thayang Jham Tigha itu memutuskan untuk mencari kamarnya. Langkahnya berhenti di sebuah kamar dekat tangga, ada angka 07 di atas pintu kamar itu. Thayang memasukkan kunci, lalu membuka kamar itu perlahan. Thayang melangkahkan kakinya terus masuk ke dalam kamar bernuansa cokelat muda itu. Tak banyak barang yang ada. Hanya ada kasur kecil, meja belajar, lemari, dan keranjang cucian. Thayang memutuskan untuk menaruh tasnya di samping tempat tidur, lalu merebahkan dirinya di kasur cukup empuk itu untuk mengusir rasa penat.

***

Thayang merasa terusik dari tidurnya. Ada yang mengganggu telinga sebelah kirinya. Mata itu terbuka perlahan, menatap langit-langit yang berwarna putih. Bukan cokelat muda? Thayang baru sadar dan bangkit dari tidurnya. Belum rasa keterkejutannya hilang, ia kembali dibingungkan dengan keberadaannya sekarang, juga beberapa orang di sekelilingnya. Bagaimana tidak, sekarang ia ada di sofa dan dikelilingi oleh enam pria yang menatapnya datar. Bukankah ia tadi tidur di kasur kamarnya?

"Sudah bangun lo?" tanya seorang pria di samping Thayang. Pria dengan rambut hitam dan kulit putih pucat itu menatapnya datar. Dialah yang tadi mengganggu telinganya dengan bulu ayam.

"Penguni baru, kan?" tanya pria di sampingnya lagi. Pria dengan rambut cokelat, mungkin tingginya sama dengan pria berkulit pucat tadi.

Kosan 7 Pintu? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang