Mati Lampu

650 107 66
                                    

Thayang dan Royjoon sudah sampai di halaman kosan. Cuaca sangat mendung, paling sebentar lagi akan turun hujan. Baru saja mereka hendak meninggalkan halaman kosan, bu Sayang menghampiri mereka.

"Eh, Bu Sayang. Tumben Ibu keluyuran siang. Ngapain, Bu?" tegur Royjoon cengengesan.

"Bayar uang kost kamu paling lambat besok siang," ucap bu Sayang datar. Kemudian wanita dengan rambut keriting itu pergi begitu saja.

"Ehehe. Tuh bu Say pasti lupa lagi. Padahal tanggal bayar kosan seminggu lagi buat bulan ini. Eh, malah ditagih. Aneh ya tuh ibu," ujar Rayjoon menjelaskan pada Thayang.

"Emang yang bulan lalu sudah bayar, Bang?"

"Belum sih. Ya udah ah masuk. Tuh, hujan dah nak turun," sahut Royjoon sambil berjalan meninggalkan Thayang.

"Mereka memang aneh," gumam Thayang menyusul untuk masuk ke dalam kosan.

***

Thayang selesai mandi. Ia segera memakai baju tidur dan bersiap untuk mengerjakan tugas kuliah. Suara petir yang bersahutan membuat Thayang sedikit takut, lalu memilih memutar lagu dari ponselnya. Tapi lagu yang terputar malah lagu lengser wangi. Dengan panik Thayang langsung meraih ponselnya kembali. Tapi sayangnya ponsel Thayang lagi hang. Jadi butuh beberapa waktu untuk memulihkan seperti semua.

"Aduh ... Please jangan hang dulu. Hp tolong ...," ucap Thayang gemetar. Beruntungnya ponsel tersebut kembali normal dan musik dapat dimatikan. Thayang tersandar di kursi merasakan lega ketika ia berhasil menghentikan musik itu.

"Perasaan aku nggak punya lagu lengser wangi. Apa mungkin ter- download ya? Tapi nggak mungkin," gumam Thayang bingung.

Tok-Tok-Tok

Thayang menoleh ke arah pintu, lalu beranjak untuk membukanya. Ternyata itu Koko.

"Koko? Ada apa?"

"Gimana lagu yang Adek kirimin?"

"Lagu apaan?"

"Lagu jawa," sahut Koko.

"O-oh ... jadi lagu itu dari kamu ya. Tapi aku nggak berasa terima lagu tuh."

"Kan tadi di kampus Adek pinjam Hp Kak Thaya. Jadi Koko kirimin deh. Kaka Thaya pasti takut deh kalau hujan-hujan gini, apalagi biasanya bakal mati lampu. Jadi kata Bundanya Adek, lagu ini pas banget diputar kalau lagi sendiri dan takut. Bikin adem, Kak," tutur Koko membuat Thayang meringis.

"Tapi lagunya ngeri loh, Dek. A-aku kurang suka. Ehehe," sahut Thayang.

"Oh kurang suka lagu yang itu? Adek punya banyak. Mau dikirim semua?"

"JANGAN! M-maksud aku ... memori Hp lagi penuh. Jadi biasa nge-hang gitu kalau kebanyakan isinya," sahut Thayang.

"Oke-oke. Cuma mau ngomong gitu doang. Nanti kalau mati lampu, minta lilin sama Bang Yoon aja. Dia ada di kamar nomer tiga," ucap Koko sebelum meninggalkan kamar Thayang.

Thayang menggedikkan bahunya acuh, lalu kembali masuk ke dalam kamarnya. Thayang berjalan menuju meja belajar. Ada beberapa tugas yang harus ia kerjakan.

"Semoga aja nggak manti lamp--"

Jdaaarr!!!

Petir menyambar, bersamaan lampu yang mendadak mati. Repleks Thayang berteriak dan mengangkat kakinya ke kursi. Beberapa kali ia mengelus dada sambil istighfar. Keadaan sekeliling gelap gulita. Petir saling bersahutan bersamaan dengan suara gemuruh hujan yang lebat.

Kosan 7 Pintu? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang