FMS - 6

16.3K 1.5K 86
                                    

A/N : Seburuk-buruknya perbuatan Jooheon, tolong jangan terlalu memakinya dengan bahasa yang sangat-sangat kasar, jika begitu sayalah yang merasa bersalah karena menggunakan Jooheon sebagai karakter cerita saya.

***

Setelah Changkyun mengatakan hal tersebut. Ia segera pergi. Berlari menuju rumah Kihyun. Kerongkongannya terasa sakit, matanya memanas, hatinya di landa ketakutan yang amat luar biasa.

Ia segera mengetuk pintu, tak memperdulikan nafasnya yang tak beraturan.

"Changkyun kau kenapa?" Tanya Kihyun begitu panik.

"T-tidak. Sarang dimana? Aku akan pulang." Kata Changkyun, deru nafas tak beraturan.

"D-di dalam. Sarang sudah tidur."

Changkyun segera masuk. Mengambil Sarang yang berada dikamar Kihyun.

"Sampaikan terimakasih ku pada bibi Yoo." Kata Changkyun pamit pulang.

"Eum ya sama-sama. Hati-hati dijalan." Kihyun segera menutup pintu.

Changkyun mengendong Sarang dengan erat. Air matanya menetes begitu saja saat Sarang sudah berada di dekapannya.

"Papa sayang Sarang hikss.. jangan tinggalkan Papa. Hiks... Papa janji akan melindungi Sarang apapun yang terjadi hikss.. Papa janji." Changkyun mengecupi pundak Sarang. Air matanya semakin deras mengalir. Linangan air matanya membasahi pundak Sarang. Membuat Sarang terbangun, namun ia tak bergerak sedikit pun. Ia memilih diam. Ini pertama kalinya ia melihat Papanya seperti ini.

Ia membiarkan Papanya menangis sepuasnya. Hingga mereka sampai di apartemen sederhana mereka.

Changkyun meletakan Sarang di kasur. Melepaskan jaket dan mengantinya dengan piyama.

Selesai dengan itu. Changkyun berjongkok disisi ranjang. Menggenggam lembut tangan kecil Sarang.

"Papa sayang Sarang. Sarang harus tau itu. Sarang satu-satunya cahaya hidup Papa. Apapun yang terjadi Papa akan melindungi Sarang. Papa tak akan membiarkan orang itu melukai Sarang meskipun seujung kuku. Papa tidak akan membiarkannya. " Changkyun mengecup tangan Sarang. Beralih pada pipi dan dahi Sarang.

Ia membenarkan selimut Sarang dan ia segera mandi. Tak menyadari jika Sarang menitikkan air matanya tanpa isakkan.

"Sarang juga sayang Papa. Sarang akan selalu patuh pada Papa. Sarang janji tidak akan menyusahkan Papa. Jika sudah besar nanti Sarang akan melindungi Papa." Setelah mengatakan itu, Sarang menghapus air matanya dan kembali tidur. Ia yakin Tuhan tak pernah tidur. Tuhan pasti selalu melihat bagaimana Papanya berjuang dengan begitu keras selama ini. Ia yakin Tuhan akan mengganti kesulitan Papanya dengan hal yang begitu indah. Balasan yang setimpal untuk kesulitan Papanya kelak.

Changkyun kembali dan langsung merebahkan diri disamping Sarang. Memeluk Sarang dengan lembut. Takut membangunkan sang anak.

Sarang yang belum sepenuhnya tidur. Berbalik memeluk Changkyun. Dengan sengaja ia bersuara.

"Sarang sayang Papa. Jangan tinggalkan Sarang."

Changkyun terkejut. Ia memberikan jarak agar menatap putranya.

"Sarang?"

Setelahnya Changkyun tersenyum. Anaknya mengigau. Ia mengecup pucuk kepala Sarang dan kembali memeluknya dengan lembut.

"Papa juga sayang Sarang."

***

Jooheon menatap malas wanita yang berstatus sebagai kekasihnya tersebut. Masih terlalu pagi ia datang pada kantor.

For My Sarang ; JOOKYUN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang