FMS - 20

16.5K 1.3K 90
                                    

A/N : Seburuk-buruknya perbuatan Jooheon, tolong jangan terlalu memakinya dengan bahasa yang sangat-sangat kasar, jika begitu sayalah yang merasa bersalah karena menggunakan Jooheon sebagai karakter cerita saya.

***

"Bagaimana jika kita menikah?" Jooheon berbisik tepat di atas bibir Changkyun.

Melihat Changkyun hanya diam saja. Jooheon memundurkan kepalanya.

Sontak Changkyun langsung terduduk lemas.

"Harga diri ku telah habis kau injak. Dan kini kau menghinaku lagi? Apa sebenarnya mau mu? Apa yang kau inginkan sesungguhnya dengan hidup ku yang hina ini. Apa mau mu?!" Changkyun mendongak demi menatap Jooheon. Matanya memerah entah menahan tangis atau amarahnya yang kian menjadi.

Demi Tuhan, Jooheon itu seperti remaja labil yang tak punya pendirian. Untuk sesaat orang itu menghinanya, mencacinya juga, menyakitinya.

Dan kini, orang itu mengatakan tentang pernikahan? Apa Jooheon itu gila? Apa Jooheon memiliki keuntungan dengan melakukan hal tersebut?

"Aku serius." Jooheon berjongkok. Menatap lekat Changkyun.

Changkyun tertawa pedih. Matanya sudah terasa panas sekali, "Sunbae....kau mengatakan hal itu seolah kau tak memiliki kesalahan besar. Apa kau bayi yang baru saja lahir dengan begitu suci? Nyatanya kau manusia bejat yang ada di muka bumi ini. Bagaimana bisa kau mengatakan hal lucu tersebut...Ya Tuhan... Sarang akan tertawa jika melihat ayahnya yang maha Agung ini melakukan hal bodoh."

Jooheon menggeram. Itu bukan kesalahannya. Ia hanya terkejut, dan yah...ia menyakiti Changkyun.

"Bagaimana jika aku jatuh cinta padamu?"

"Pfttttt......kau mabuk? Kau mengatakan itu disaat kau juga banyak menyakiti ku? Tidak ada cinta seperti itu." Changkyun tertawa pedih dengan air mata mengalir.

Ia ingin marah. Tapi air matanya yang keluar. Bukan luapan emosi yang meledak seperti yang Jooheon lakukan.

"Shit! Kyun...aku mencoba mengatakan baik-baik tapi kau selalu menyelanya!" Jooheon menarik tangan Changkyun. Membawanya untuk ia seret.

"Lepasshhh...apa yang kau lakukan?!" Changkyun panik. Meronta pun percuma, usahanya sia-sia karena cengkraman tangan Jooheon begitu kuat.

Jooheon terus menarik Changkyun hingga ke kamarnya. Membuka pintu dan menguncinya.

Melemparkan Changkyun pada kasur.

Dan ia membuka bajunya dengan mata terus menatap Changkyun yang panik.

"Jika malam itu aku tak mengingat apapun. Maka malam ini aku akan membuat diri ku tak melupakan setiap detiknya." Mata Jooheon mengunci setiap gerak gerik Changkyun.

Changkyun berlari pada pintu dan memutar knop pintu dengan paksa.

Ia harus keluar dari sini. Entah mengapa perasaannya tak nyaman dengan Jooheon yang bertelanjang dada.

Ia tersentak saat tangannya kembali ditarik.

"Apa yang kau lakukan!?" Changkyun bergetar hebat kala Jooheon mengukungnya di kasur.

"Seharusnya kau tau. Kau sudah mengalami situasi seperti ini kan?" Satu lutut Jooheon menekan area privasi Changkyun.

Changkyun mendorong Jooheon. Namun gagal. Ia tak mau lagi mengalami hal pahit seperti pengalamannya dahulu.

"Kumohon jangan... please."

Tatapan Jooheon meneduh. Tangannya mengahapus air mata Changkyun. Lalu menunduk untuk mengecup kedua kelopak mata tersebut.

For My Sarang ; JOOKYUN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang