FMS - 25

15K 1.2K 64
                                    

A/N : Seburuk-buruknya perbuatan Jooheon, tolong jangan terlalu memakinya dengan bahasa yang sangat-sangat kasar, jika begitu sayalah yang merasa bersalah karena menggunakan Jooheon sebagai karakter cerita saya.

***

Jooheon mengelus rambut Changkyun yang sudah tertidur. Ia memutuskan untuk pulang setelah Changkyun menangis dengan pilu.

Dengan berakhir Changkyun tertidur dijalan. Jooheon membawanya tidur di dalam kamarnya. Lantas ia melirik pada perut orang yang ia cintai.

Ia sedikit menggeser duduknya dan meletakan tangannya di atas perut Changkyun. Lalu mengelusnya perlahan.

"Jika kakak mu membenci ku, aku mohon jika kau lahir nanti jangan membenci ku. Harapan ku kelak, kau akan membawa kebahagiaan besar untuk kehidupan ku. Untuk cintaku. Untuk keluarga ku. Tumbuh sehat di dalam sana. Ayah mencintai mu." Jooheon lantas mengecup perut rata tersebut.

Berbalik pada Changkyun, ia mengecup kening Changkyun dan berbisik pada telinga Changkyun.

"Ku mohon balas perasaan ku. Aku mencintaimu."

Ia segera beranjak dari ranjang dan keluar dari kamarnya.

Changkyun membuka matanya perlahan. Ia mendengar semuanya. Ia terbangun sejak Jooheon mengelus perutnya.

Rasanya matanya kini berkaca-kaca. Belum pernah rasanya ia sangat diinginkan oleh seseorang dalam hidupnya.

Tapi.

Apa benar Sarang membenci Jooheon?

Jika memang anaknya membenci ayahnya.

Apa mungkin ia membalas perasaan Jooheon?

Sedangkan cintanya dapat melukai Sarang nantinya.

Dan kenapa Sarang membenci Jooheon?

***

Sarang semakin sibuk. Ia akan ada di rumah ketika sore menjelang. Itu karena latihan Taekwondonya yang amat menyita banyak waktu.

Itupun jika ia dirumah. Ia lebih banyak tidur karena terlalu lelah.

"Pa Sarang mengantuk." Sarang mengucek matanya. Menatap sang Papa yang sedang menonton.

"Baiklah. Ayo tidur." Changkyun mematikan televisi dan mengendong Sarang.

Sarang meletakan kepalanya pada bahu sang Papa.

"Pa?" Panggil Sarang dengan lirih.

"Ya sayang?"

"Perut Papa aneh. Rasanya sedikit keras."

Changkyun merasakan bahwa jantungnya berhenti berdetak untuk beberapa menit. Lambat laun Sarang akan tau jika perutnya semakin hari akan semakin membesar.

Usianya sudah 1 bulan setengah. Dan kapan ia akan memberitahu kan Sarang.

"I–itu.... Papa terlalu banyak makan. Berakhir Papa kekenyangan."

"Emnnh seperti itu."

Changkyun merebahkan Sarang dan menyelimuti tubuh anaknya.

"Sekarang tidurlah."

Changkyun menopang kepalanya dengan satu tangan menepuk pelan dada Sarang.

Tak butuh waktu lama, Sarang terlelap. Changkyun segera bangkit dan mematikan lampu dan hanya menyisakan lampu tidur yang remang.

Lantas ia keluar, dan kembali duduk untuk menonton. Hanya saja, Ia sedang menunggu seseorang yang sudah ia rindukan sejak tadi siang.

"Kau belum tidur?" Seseorang datang. Yang tak lain adalah Jooheon.

For My Sarang ; JOOKYUN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang