A/N : Seburuk-buruknya perbuatan Jooheon, tolong jangan terlalu memakinya dengan bahasa yang sangat-sangat kasar, jika begitu sayalah yang merasa bersalah karena menggunakan Jooheon sebagai karakter cerita saya.
***
Changkyun mengerenyit saat aroma yang begitu menusuk masuk pada indera penciumannya. Ia segera membuka mata, yang ia dapat adalah raut cemas dari Kihyun dan ibunya.
Keadaan Changkyun tidak lah baik-baik saja. Setelah Sarang pergi, ia menangis hingga ia pingsan di halaman pengadilan.
Beruntung Kihyun dan ibunya menjadi saksi disana. Jadi mereka menolong Changkyun. Dan membawanya ke rumah.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Kihyun yang melihat keterdiaman Changkyun.
Changkyun menggeleng lemah sebagai jawaban. Ia hanya ingin jujur apa yang ia rasakan.
Bagaimana ia baik-baik saja, setelah Sarang di ambil oleh Jooheon. Kini hidupnya tak lagi bermakna. Inti dari kehidupannya seolah di regut begitu saja. Di tarik secara paksa, dan membuat nafasnya tak lagi berharga.
Tak lama air matanya kembali mengalir. Air tersebut seolah enggan kering untuk mengguyur kesedihan hati Changkyun.
Rasa sakit yang ia alami. Perjuangan yang ia lakukan seolah tak berharga di mata Jooheon.
Pria itu datang. Mengetahui Sarang adalah anaknya. Lantas segera di ambilnya.
Apa kesalahan hidupnya?
Kenapa Jooheon amat suka mengusik kehidupannya?
"Jangan menangis lagi. Sarang tak akan suka melihat Papa nya seperti ini." Kata Kihyun.
"Setidaknya Sarang masih ada di dunia ini." Tambah ibu Kihyun.
Changkyun hanya melirik sekilas dan segera memunggungi mereka dengan menghadap tembok.
Kihyun dan ibunya saling bertatap. Dan mereka akhirnya pergi. Mereka akan memberikan ruang bagi Changkyun agar dapat berfikir dengan baik.
"Sarang hikss..." Kedua tangan Changkyun saling terkepal di hadapan wajahnya.
Meringkuk layaknya janin.
Ruangan yang hening tersebut kini diisi oleh isak tangis Changkyun.
.
Sarang sudah berada di rumah ayahnya yang luar biasa besarnya. Meskipun seperti itu, Ia lebih suka bersama Papanya di apartemen sederhana mereka.
"Sarang suka?" Tanya Jooheon begitu menurunkan Sarang.
Sarang hanya mengangguk. Enggan untuk berbicara dengan Jooheon.
"Sarang mau makan? Atau mau bermain?"
"Papa."
Kata yang meluncur dari bibir kecil Sarang membuat Jooheon tak suka. Tapi ia dengan baik menutupinya. Ia takut Sarang akan ketakutan nantinya.
"Papa sedang bekerja. Jadi Sarang tak perlu mencari Papa."
"Kenapa? Bukankah selama ini Papa selalu bekerja dengan Sarang bersama Papa?"
Tersenyum terpaksa. Jooheon mengacak surai Sarang.
"Karena kali ini Papa bekerja sangat jauh. Jadi Sarang tinggal dengan ayah."
"Baiklah Sarang mengerti."
Jooheon tersenyum puas. Dan mengandeng tangan mungil Sarang.
Rasa hangat menjalar begitu saja saat ia menggenggam tangan kecil itu. Rasanya sama seperti saat ia menggenggam tangan Changkyun dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
For My Sarang ; JOOKYUN [END]
FanfictionMenyembunyikan buah hatinya dari orang yang menghancurkan hidupnya itu yang dilakukan oleh seorang Im Changkyun. Im Sarang adalah alasan dirinya hidup, anak yang begitu ia sayangi dan cintai. WARNING!! BOYXBOY AREA. M-PREG.