FMS - 14

14.4K 1.4K 117
                                    

A/N : Seburuk-buruknya perbuatan Jooheon, tolong jangan terlalu memakinya dengan bahasa yang sangat-sangat kasar, jika begitu sayalah yang merasa bersalah karena menggunakan Jooheon sebagai karakter cerita saya.

***

Sarang tidak pernah menginginkan sebuah kehidupan mewah. Hidup dengan bergelimang harta bukan juga angannya.

Ia hanya ingin hidup bersama dengan Papa tercintanya.

Baik suka maupun duka.

Sarang tidak perduli.

Yang terpenting ada Papanya yang selalu bersama dengan dirinya.

Sarang segera memakai tasnya saat ia sudah bersiap.

Namun matanya tak sengaja menangkap hadiah Papanya yang rusak.

Ia mengambilnya dan ia masukkan dalam tasnya.

Lantas ia keluar. Menuruni anak tangga yang luar biasa tingginya.

Kebetulan, ruang makan dan ruang tamu menyatu. Tak memiliki dinding sebagai pembatasnya.

Ada ayahnya disana sudah duduk dengan secangkir kopi dan sarapannya.

"Sarang?" Jooheon memanggil. Menyadari bahwa Sarang tidak melangkah pada meja makan.

"Ya?" Jawab Sarang dengan malas.

Ia masih marah dengan apa yang dilakukan oleh orang tua itu.

"Ayo kemari. Tidak ingin sarapan dengan ayah?"

"Tidak. Terimakasih. Tapi Sarang harus segera pergi."

Terkadang memang Jooheon tak pernah menyempatkan untuk sarapan pagi bersama dengan Sarang.

Ia sibuk. Alasannya seperti itu.

Sarang segera berlari kecil. Menuju mobil yang memang disediakan oleh Jooheon untuk dirinya.

"Paman?"

"Oh maaf Tuan Muda. Mobilnya masih saya bersihkan." Jawab sang supir yang masih setia mengelap mobil mewah tersebut.

"Baiklah. Sarang tunggu didalam."

Sarang segera meminta sang supir agar membukakan pintu untuknya. Ya karena ia belum cukup kuat menariknya.

Ia masuk dan duduk. Dengan mengeluarkan robot dari Papanya.

Ia mengahapus air matanya saat adalagi setitik penyesalan yang hinggap di hati kecilnya, "Papa." Lirihnya.

Jooheon hanya memandang sendu setelah keluarnya Sarang.

Sebagai seorang ayah. Ia jarang meluangkan waktunya untuk Sarang.

Bahkan dalam setahun ini. Ia belumlah mengerti tentang anak kandungnya sendiri.

Yang ia ketahui adalah Sarang adalah anak yang dingin.

Juga hangat saat bersama dengan Changkyun.

Mengenai Changkyun.

Entahlah ia merasa marah saat hanya mendengar namanya. Emosinya tak dapat di kontrol saat bertemu dengan Changkyun.

Ia hanya belum bisa menerima kenyataan bahwa dirinya memiliki rasa terhadap seorang pria.

Bukan.

Bukan itu masalahnya.

Ia hanya marah, saat ia tak dapat menjaga orang yang ia cintai.

Ia marah dengan dirinya sendiri berakibat menyakiti Changkyun.

Ia bukanlah orang yang mudah menerima kenyataan begitu saja.

Arogansi yang ada didalam dirinya, membuat dirinya sulit mengatakan apa yang ia inginkan.

For My Sarang ; JOOKYUN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang