FMS - 32

10.8K 906 54
                                    

A/N : Seburuk-buruknya perbuatan Jooheon, tolong jangan terlalu memakinya dengan bahasa yang sangat-sangat kasar, jika begitu sayalah yang merasa bersalah karena menggunakan Jooheon sebagai karakter cerita saya.

***

Sarang menatap malas Ayahnya yang selalu menempeli Papanya bak lintah. Kemanapun Papanya melangkah, Ayahnya dengan setia mengikuti.

Ia pun jengah akan pemandangan itu.

"Ya ampun, sepertinya aku tak perlu repot-repot membeli perekat." Sarang pun beranjak dari kursi.

Niat hati ingin membantu Papanya di dapur, ternyata ia keduluan Ayahnya.

"Kakak mau kemana?" Areum baru saja datang dari kamarnya, dan bertanya heran pada Kakaknya.

"Mau ke halaman belakang, Areum mau ikut?"

"Mau!" Sarang lantas mengendong adiknya dan segera pergi dari pemandangan menyiksa matanya.

Sedangkan Changkyun sedikit risih dengan Jooheon yang selalu menempelinya, karena ada Sarang yang melihat sedari tadi.

"Bisa tidak jangan mengikuti ku?" Changkyun berkacak pinggang, menatap Jooheon dengan kesal.

"Aku kan mau membantu." Ujar Jooheon dengan sumringah, lantas merengkuh pinggang Changkyun agar mendekat padanya.

"Hey!" Changkyun memekik, ia pun berusaha melepaskan diri dari pelukan intim suaminya.

"Aku selalu di kantor, tidak pernah membantu mu dirumah. Dan jarang-jarang kita memiliki waktu luang." Jooheon berbicara di atas pipi Changkyun, karena Changkyun memalingkan wajahnya. Terlalu malu karena sikap Jooheon.

"I–itu kan tugasku, sudah sana. Nanti ada anak-anak yang melihat kita."

Jooheon menggosok-gosok kan hidungnya pada pipi Changkyun yang tak mau menatapnya.

"Anak-anak di halaman belakang."

Changkyun berdoa dalam hati agar terlepas dari Jooheon, kedua tangannya ia gunakan untuk memegang lengan Jooheon dan berusaha keras menyingkirkan Jooheon.

Bulu-bulu halus pada tubuhnya meremang akibat perbuatan Jooheon, ia malu dan tentu dadanya berdegup kencang. Ia takut Jooheon akan mendengar itu dan menertawakan dirinya.

"Aku akan mengambil cuti dan kita akan berlibur bersama. Berkemah apa cocok?"

Changkyun sontak mengehentikan pergerakannya, dan memandang Jooheon.

"Cuti?"

"Hum, aku mau menghabiskan waktu bersama keluarga ku."

Jooheon tersenyum teduh dan mengecup bibir Changkyun sekilas, "Dan kita perlu berbelanja untuk keperluan kemping".

Jooheon melepaskan pelukannya dan menatap Changkyun.

"A....Eum, aku terserah padamu."

Changkyun pun tersenyum dan lantas kembali memasak yang sempat tertunda akibat Jooheon.

Di halaman belakang, Sarang dan Areum bermain kejar-kejaran. Areum nampak bahagia dengan tawa yang terus mengembang di bibirnya.

"Arrrrr...mau lari kemana adik kecil?" Sarang bertingkah seolah ia adalah harimau. Mengejar Areum dengan pelan.

"Aaaa!!! Ada harimau.....aaahahaha!"

"Aaarrrr jangan lari!"

Mereka asik bermain, tidak menyadari kehadiran sang Ayah yang masih menatap dari pintu.

"Anak-anak! waktunya sarapan!" Jooheon setengah berteriak, tersenyum saat mendapati anak-anaknya bermain dengan akur.

"Iya Ayah!" Areum segera berlari pada Ayahnya, dan segera meminta di gendong.

For My Sarang ; JOOKYUN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang