A/N : Seburuk-buruknya perbuatan Jooheon, tolong jangan terlalu memakinya dengan bahasa yang sangat-sangat kasar, jika begitu sayalah yang merasa bersalah karena menggunakan Jooheon sebagai karakter cerita saya.
***
Changkyun tengah berbaring di ranjang Jooheon. Menutup mata, enggan untuk memperlihatkan bola mata yang memancarkan kepedihan didalamnya.
Jooheon tadi memanggil dokter pribadinya untuk menenangkan Changkyun.
Kini Changkyun dalam pengaruh obat penenang. Kata dokter, Changkyun sedikit mengalami trauma.
Sedikit banyak Jooheon menyesali perbuatannya. Tak seharusnya ia memaksakan kehendaknya kepada Changkyun. Seharusnya ia melakukan semuanya secara perlahan.
Sudah ia bilang, Ia tak pandai mengontrol emosinya. Sedikit penolakan membuatnya marah karena apa yang ia inginkan tak ia dapatkan.
Berakhir ia kembali menyakiti Changkyun.
Namun ada setitik lega kala ia sudah mengungkapkan perasaannya. Mengatakan bahwa ia mencintai Changkyun.
Ia duduk disamping Changkyun, membenahi anakkan rambut Changkyun. Mengelus sayang pipi tirus tersebut.
"Apa aku melebihi batasan ku lagi?" Tanyanya dengan diri sendiri.
Ia bahkan tak masuk kantor karena ingin menjaga Changkyun.
Suara ketukan pintu membuatnya harus turun dari ranjang. Siapa yang mengetuknya? Apa Sarang?
Anaknya masih disekolah lantaran belum waktunya pulang.
Dengan penasaran, ia melangkah untuk membuka pintu.
"Ayah dengar kau tidak masuk kantor, ada apa?"
"Kita bicara diluar." Kata Jooheon, menahan ayahnya yang hendak masuk.
"Baiklah." Jinhwa menurut.
Sampai diruang tamu. Jinhwa menunggu jawaban Jooheon.
"Changkyun sakit. Jadi aku merawatnya."
Jinhwa mengerenyit heran. Kemarin Changkyun masih baik-baik saja.
"Sakit apa? Ayah rasa, semalam ia nampak baik-baik saja."
"Ayah, sakit itu tidak tahu siapa yang akan datang." Jooheon memandang ayahnya dengan datar.
Walaupun sakit tersebut ia yang memberikan. Ia hanya enggan bercerita pada ayahnya.
"Kau tidak melakukan sesuatu padanya kan?"
"Tidak. Aku tidak melakukan apapun."
"Ayah harap kau berperilaku baik. Baiklah ayah akan ke kantor. Sampaikan salam ku pada Sarang dan Changkyun."
Jooheon kembali pada kamarnya. Changkyun nampak menggerakkan kelopak matanya. Langsung saja Jooheon duduk disamping Changkyun.
"Eghhhh." Changkyun perlahan membuka matanya. Menyesuaikan retina matanya dengan cahaya disana.
"Pergi." Lirih Changkyun saat matanya menangkap Jooheon dalam pandangannya.
"Tidak akan pernah meskipun kau meminta. Sudah kukatakan padamu, bahwa kita harus menikah."
Changkyun menatap langit-langit kamar. Tak terasa air matanya menetes.
"Apa salahku padamu? Kenapa kau melakukan hal ini pada ku? Harga diri ku habis tak tersisa oleh mu. Kau kembali memperkosa ku. Setelah ini kau akan menuduhku, memaki ku, mencaci diriku layaknya aku adalah tersangka. Lalu aku kembali ditatap oleh orang-orang layaknya seonggok sampah yang begitu menjijikan didunia ini. Bagaimana cara ku untuk membangun diriku lagi saat kau sudah benar-benar menghancurkan semuanya Sunbae? Jika kau bilang cinta, maka aku tak akan pernah percaya."
KAMU SEDANG MEMBACA
For My Sarang ; JOOKYUN [END]
FanfictionMenyembunyikan buah hatinya dari orang yang menghancurkan hidupnya itu yang dilakukan oleh seorang Im Changkyun. Im Sarang adalah alasan dirinya hidup, anak yang begitu ia sayangi dan cintai. WARNING!! BOYXBOY AREA. M-PREG.