FMS - 30

13.1K 963 56
                                    

A/N : Seburuk-buruknya perbuatan Jooheon, tolong jangan terlalu memakinya dengan bahasa yang sangat-sangat kasar, jika begitu sayalah yang merasa bersalah karena menggunakan Jooheon sebagai karakter cerita saya.

***

"Papa tidak usah gugup begitu, ada Sarang disini." Sarang terkekeh geli melihat Papanya yang bertingkah layaknya anak remaja yang baru saja berkencan.

"A–apa itu sangat jelas?" Changkyun menatap cemas Sarang. Ia takut akan mengacaukan acara berharganya.

Melihat Papanya yang terasa lucu dimatanya, Sarang segera memeluk Papanya sambil terkekeh.

"Papa, Ayah sudah menunggu didalam. Tidak baik membuat Ayah berburuk sangka kepadaku, Ayah nanti akan mengira aku menculik Papa."

"Sarang~" Changkyun mengelus rambut Sarang dengan sayang. Entah berapa kali ia harus bersyukur karena memiliki anak seperti Sarang.

Walaupun sifatnya tidak seperti anak kebanyakan, tapi Sarang tetaplah putra kecilnya.

"Baiklah, sekarang kita keluar." Kata Changkyun yang kini amat mantap terdengar. Sarang tersenyum dan melepaskan pelukannya. Lantas mengecup pipi Papanya dan membuka pintu mobil.

Sarang mengulurkan tangannya agar Papanya bergandengan dengan dirinya. Changkyun menerima uluran tangan Sarang, dan segera melangkah pada bangunan tua klasik yang akan menjadi saksi bisu pernikahannya bersama dengan Jooheon.

Sarang yang tampan dengan setelan jas hitamnya, sedangkan sang Papa begitu manis dalam balutan tuksedo putih dengan dasi kupu-kupunya.

Areum yang berada didalam Gereja sana juga cantik mengenakan gaun putih lengkap dengan bandananya, sebuah shoes yang juga berwarna sama menyempurnakan gadis cilik kesayangan keluarganya.

Sedangkan Jooheon mengenakan setelan yang sama dengan Sarang. Disini semua tau, siapa yang dominan dan siapa yang menjadi pihak penerima.

Pintu utama terbuka dengan lebar. Sarang berjalan dengan beriringan dengan Changkyun. Didepan altar sana, sudah ada Jooheon yang terlihat bahagia.

Wajahnya berseri-seri, begitu ketara atas perasaannya saat ini.

Sarang menyerahkan tangan Papanya pada Jooheon, "Jangan sakiti Papa ku." Begitu yang ia ucapkan, dan segera duduk dibarisan bangku depan dekat dengan sang adik.

"Ibu sangat cantik Kak." Kata Areum begitu Kakaknya duduk.

"Ya benar, Ibu kita sangat cantik." Sarang menatap lembut kedapan sana. Jika begitu, mana tega ia menghilang senyum bahagia sang Papa. Disana Papanya dengan lembut menatap Ayahnya yang menggenggam erat tangan sang Ibu.

"Kalian berdua, setelah resepsi malam nanti selesai, kalian tidur di rumah kakek ya." Celetuk Jinhwa. Ia juga amat bahagia dengan pernikahan sang anak. Meskipun dengan laki-laki, tapi Changkyun dapat memberikannya cucu. Laki-laki dan perempuan. Begitu lengkap, terlebih Jooheon anaknya juga mencintai Changkyun. Mana bisa ia mencegah pernikahan ini.

"Kenapa?" Tanya Areum dengan heran.

Sarang mengulum bibirnya, dengan gemas ia menarik pipi adiknya.

"Areum mau adik bayi?"

"Mau!" Jawab Areum semangat.

"Maka dari itu kita harus menginap di rumah Kakek selama beberapa hari."

"Sa–Sarang?" Jinhwa tidak tau jika Sarang akan paham akan maksudnya. Terlebih anak itu mengapa harus berkata jujur pada adiknya yang masih kecil. Lantas ia menutup wajahnya dengan satu tangannya.

For My Sarang ; JOOKYUN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang