FMS - 31

11.5K 903 96
                                    

A/N : Seburuk-buruknya perbuatan Jooheon, tolong jangan terlalu memakinya dengan bahasa yang sangat-sangat kasar, jika begitu sayalah yang merasa bersalah karena menggunakan Jooheon sebagai karakter cerita saya.

***

Sarang bermain dengan ponselnya, melihat aplikasi galery foto yang penuh dengan Papanya. Sesekali ada dirinya dan sang adik.

Ia tersenyum saat foto tadi malam ia ambil, Papanya amat menawan dan manis. Pantas saja sang Ayah bisa jatuh hati.

"Kakak!" Areum datang sambil berlari menuju Kakaknya yang duduk di tepi kolam.

"Ada apa?" Sarang mematikan ponselnya dan mengantonginya.

"Apa kita bisa pulang sekarang?" Areum ikut duduk. Kakinya ia mainkan didalam air sana.

"Em, sepertinya belum. Adik bayi belum jadi." Sarang menatap adiknya dengan curang.

"Benarkah?"

"Iya, lagipula apa Areum tidak suka disini?"

"Suka, tapi Areum merindukan Ayah dan Papa."

"Eh? Jangan panggil Papa, panggil Ibu. Papa khusus untuk Kakak." Protes Sarang.

Areum cemberut, ia suka memanggil Ibunya dengan sebutan Papa, seperti Kakaknya. Tapi justru Ayah dan Kakaknya melarang. Alhasil ia suka keceplosan mengatakan Papa pada Ibunya.

"Areum ingin sekali memanggil Ibu dengan Papa."

Sarang terkekeh dan mengacak surai adiknya. Ia seperti melihat Papanya yang merajuk.

"Tapi Areum perempuan, Ayah juga ingin Areum memanggil Papa dengan Ibu. Apapun sebutannya, Papa adalah orang yang melahirkan kita berdua. Nah, sekarang bagaimana jika kita berenang?"

"Heum!" Areum mengangguk antusias.

Berbeda dengan para anak-anak, Jooheon meminta jatah morning seks. Padahal semalam ia sudah menggempur Changkyun habis-habisan.

Maklum saja, ia memang impoten jika bersama orang lain. Namun dengan Changkyun, senjatanya terus mengacung tegak siap menantang. Maka dari itu, ia ingin merasakan kenikmatan tersebut.

Changkyun hanya pasrah dalam kuasa Jooheon. Ia hanya berpikir dari mana Jooheon mendapatkan tenaga sebesar itu, apa tenaganya tidak terkuras setelah pergulatan semalam?

"Ter–emnhh– terlalu dalam– hyu–ah –hyunghh...."

"Hahhh...shhhh....hahhhh...." Jooheon hanya mendesis karena penisnya benar-benar terjepit oleh dinding daging lubang sempit Changkyun.

Jooheon kemudian meletakkan kedua kaki Changkyun pada bahunya. Lalu ia mencondongkan tubuhnya untuk menggapai bibir bengkak sang istri. Membuat paha Changkyun menempel pada dada Changkyun sendiri.

Hal tersebut membuat Jooheon leluasa menggerakkan pinggulnya dengan cepat. Memudahkan penisnya keluar masuk pada rektum anal Changkyun.

Bibirnya bermain dengan bibir Changkyun. Pergerakan pinggangnya semakin dipercepat. Membuat Changkyun mendesah tertahan diantara cumbuannya.

Bunyi dua daging bertemu semakin terdengar begitu bula bunyi kecipak basah di bibir dan pergerakan dibawah sana. Tentunya, karena Jooheon telah keluar begitu banyak didalam lubang sang istri.

"Shhhh aku mencintaimu."

Jooheon ambruk di tubuh Changkyun setelah ia mengeluarkan semua cairan cintanya didalam sana.

Changkyun mengatur nafasnya, badannya terasa panas karena keringat membasahi.

"Aku mau kembar." Jooheon memberikan kecupan kecil pada leher Changkyun.

For My Sarang ; JOOKYUN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang