A/N : Seburuk-buruknya perbuatan Jooheon, tolong jangan terlalu memakinya dengan bahasa yang sangat-sangat kasar, jika begitu sayalah yang merasa bersalah karena menggunakan Jooheon sebagai karakter cerita saya.
***
"Areum ingin mempunyai adik bayi, seperti di televisi." Areum melanjutkan ucapannya, yang membuat Jooheon merasa tidak nyaman.
Semua ia kembalikan kepada Changkyun, karena Changkyun yang mengandung. Akan susah saat Changkyun tidak ada di sampingnya, Changkyun sendiri tengah berada di toilet. Maka dari itu ia tak mampu menjelaskan keinginan putri cantiknya.
"Areum! Mau bermain bersama kakak?" Sarang datang dan langsung mengendong sang adik. Lantas segera naik menuju kamar adiknya yang terkesan manis. Perpaduan warna baby bule dan putih. Dengan boneka beruang putih serta boneka kuda poni.
"Hyung ada apa?" Changkyun datang dan duduk di samping Jooheon.
Jooheon lantas tersenyum dan bersikap biasa.
"Tidak ada, Kyun? Em... malam ini mau tidur bersama ku?"
Changkyun mengigit bibir bawahnya, rona merah jambu hinggap di kedua pipinya. Lantas menunduk, "A–aku belum siap u–untuk itu." Cicitnya. Sikap malu dan canggung kembali hadir setelah melahirkan Areum. Setidaknya ia sadar saat itu ia amat manja.
Lagi-lagi Jooheon tersenyum, ia maklum. Tapi yang terpenting sekarang Changkyun sudah menjadi miliknya. Sudah mengatakan jawaban akan cintanya. Itu sudah lebih dari cukup.
"Baiklah, tapi jika kita sudah menikah nanti. Aku tidak menerima penolakan."
Changkyun hanya semakin memerah mendengar ucapan Jooheon. Mulai sekarang ia harus bersiap diri.
Lalu ia membersihkan perkakas makan yang kotor dan membawanya pada wastafel.
"Anak-anak ada dimana?" Changkyun menolehkan kepalanya demi menatap Jooheon.
Sedangkan Jooheon tersenyum dan mendekati Changkyun, tangannya terulur untuk membilas perkakas yang sudah dicuci.
"Bermain di atas. Areum beruntung memiliki kakak seperti Sarang."
Changkyun mencuci mangkuk-mangkuk kecil dengan tersenyum lembut. Sarang memang anak yang luar biasa. Ia awalnya takut perihal kehamilannya diketahui oleh Sarang saat itu, tapi melihat tanda-tanda Sarang diam saja saat ia memberitahukan, ia lega. Saat perutnya mulai membesar Sarang akan mengelusnya dan mengatakan harus cepat-cepat keluar agar Papanya tidak repot lagi.
Saat pertama kalinya ia melihat Sarang menatap dingin adiknya yang baru lahir, ia kembali takut. Ia takut Sarang tidak akan menyayangi adiknya. Lama, hingga tatapan itu menghangat saat untuk pertama kalinya Areum mengucapkan kata 'KAKAK' kepadanya.
Ketakutannya semakin hilang seiring berjalannya waktu. Sarang terlihat menjaga adiknya dan sangat menyayanginya. Dan ia tak perlu cemas ataupun khawatir akan hubungan keduanya.
"Ah iya! Minggu depan Sarang memasuki babak final. Kita harus datang untuk menyaksikannya, lawan tandingnya berasal dari Jepang."
"Benarkah!?" Jooheon menoleh antusias.
"Heum. Aku lupa memberitahu mu. Maaf."
Changkyun lupa karena ia sibuk akan perasaannya terhadap Jooheon satu bulan ini. Bahkan ia sadar, ia banyak mengabaikan keperluan anak-anaknya.
Untungnya, Sarang bisa fokus dengan pertandingannya.
Sarang memang kerap mengikuti pertandingan taekwondo saat ia sudah lihai melakukan gerakan-gerakan olahraga bela diri tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
For My Sarang ; JOOKYUN [END]
FanfictionMenyembunyikan buah hatinya dari orang yang menghancurkan hidupnya itu yang dilakukan oleh seorang Im Changkyun. Im Sarang adalah alasan dirinya hidup, anak yang begitu ia sayangi dan cintai. WARNING!! BOYXBOY AREA. M-PREG.