FMS - 11

15.1K 1.3K 84
                                    

A/N : Seburuk-buruknya perbuatan Jooheon, tolong jangan terlalu memakinya dengan bahasa yang sangat-sangat kasar, jika begitu sayalah yang merasa bersalah karena menggunakan Jooheon sebagai karakter cerita saya.

***

Dengan kesakitan, Changkyun menendang kaki Jooheon agar laki-laki tersebut melepaskan cengkraman pada rambutnya.

"Brengsek!" Jooheon mengerang kesakitan.

"Anakku bukan barang!" Teriak Changkyun tak terima. Menatap Jooheon dengan bengis. Setelah itu ia pergi.

Awalnya ia akan memperingati Jooheon, karena dia, Sarang kedinginan. Tak lagi memiliki tempat tinggal.

"Hyung kenapa kau kejam sekali?" Changkyun berlari dengan menahan sesak di dadanya. Takut jika Jooheon benar-benar akan mengambil Sarang dari hidupnya.

.

"Astaga! Changkyun kau kenapa?" Tanya Kihyun penasaran saat Changkyun sampai dirumahnya dengan keadaan kacau.

"Bukan apa-apa. Dimana Sarang?"

"Dia sedang makan. Ya setelah mendapat paksaan."

"Syukurlah." Desah Changkyun lega.

"Ayo makan. Kebetulan kami baru separuh makan."

"Terimakasih."

Mereka berjalan menuju ruang makan.

"Papa?"

"Maaf. Papa tadi sedikit lama." Changkyun duduk di sebelah Sarang.

"Papa kenapa?" Tanya Sarang saat menyadari bahwa Papanya tidak baik-baik saja. Penampilannya begitu kacau.

"Papa tadi berlari. Makanya penampilan Papa seperti ini. Papa hanya lelah." Changkyun mencoba tersenyum.

"Ini. Minum air Sarang." Sarang menyodorkan air putihnya.

Kini mata Changkyun berkaca-kaca. Ia tak akan pernah sanggup berpisah dari Sarang.

Mencoba tersenyum dan terlihat baik-baik saja. Changkyun meminum air pemberian Sarang.

"Terimakasih jagoan Papa."

Ibu Kihyun dan Kihyun hanya diam. Melihat bagaimana interaksi anak, ayah tersebut.

Kasihan, bagaimana Changkyun di usia semuda itu sudah memiliki tanggung jawab. Sudah memiliki anak.

Mereka terharu. Perjuangan Changkyun amat besar untuk kebahagiaan Sarang.

Selesai makan. Changkyun memaksa untuk mencuci piring. Sedangkan Sarang , enggan untuk meninggalkan Papanya. Ia duduk di kursi makan dengan memandang Papanya yang sedang mencuci piring.

Kihyun sendiri memiliki pekerjaan pada kamarnya. Ibunya sedang menghitung penghasilan dari usaha kuenya.

Sarang itu begitu mengagumi sosok Papanya. Baginya Papanya itu adalah segala-galanya. Bagaimana saat mereka dalam masa-masa yang begitu susah. Papanya harus ekstra bekerja lagi agar mendapatkan uang, untuk membeli susunya.

Untuk makanannya, untuk pakaiannya, untuk mainannya, dan untuk keperluan yang lainnya juga.

Ia tak habis pikir, kenapa Papanya yang hebat selalu di tertawakan orang-orang? Papanya yang hebat harus menderita?

Dan ia bertanya-tanya, kenapa Papanya yang begitu hebat.bisa di tinggalkan begitu saja oleh pasangannya?

Apa salah Papanya?

Memang ia tak pernah mengetahui bagaimana latar belakang kehidupan Papanya sebelumnya. Tapi Sarang cukup tau, jika Papanya itu orang yang luar biasa. Terbukti, Papanya mau mengurus dirinya. Memberikan dirinya kasih sayang yang begitu besar.

For My Sarang ; JOOKYUN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang